"REZEL, kalo gue ..." Vean mengunci sorot mata Rezel lebih dalam, susah payah ia meyakinkan dirinya agar berterus terang soal perasannya. Namun, semakin ia menekan harapan itu, semakin ragu pula ia takut jika Rezel menolaknya. Lebih kacaunya lagi, setelah itu Rezel malam marah dan persahabatan diantara mereka menjadi kacau dan renggang. Tapi jika Vean tidak mengatakan yang sejujurnya, ia sendiri dirundungi perasaan gelisah yang terus mendesak. Vean tidak bisa tenang kalau apa yang sedang ia mau sekarang belum terselesaikan dengan jelas. "Gue ..." Vean mencicit lagi hingga dahi Rezel semakin menyerngit dalam tanda kebingungan besar sudah dirasakan, saking ingin tahunya lanjutan ucapan Vean, Rezel bahkan mengikuti gerak bibir cowok di sampingnya ini. I stay out too late ? Got nothing