Cintanya Ganendra

1585 Kata
Ganendra Pov Selesai latihan aku dan beberapa anggota nongkrong di pos pintu masuk asrama yang berada di belakang. Mereka seperti biasa, asik membicarakan adik bang Alvand, aku hanya menjadi pendengar saja karena aku belum pernah melihatnya, bang Alvand saat ini sudah menjabat sebagai Danyon. Aku penasaran secantik apa adik bang Alvand kenapa selalu jadi tranding topic dimana - mana, terutama di barak bujang. Katanya tak cuman cantik, dia juga ramah dan murah senyum membuatku makin penasaran. Aku hanya penasaran saja loh ya karena aku masih yakin bisa bertemu kembali dengan dokter cantikku. Tak terasa hampir satu tahun aku pindah kesatuan tapi sampai sekarang aku belum juga bertemu dokter cantik. Andai saja aku tak membuat janji, pasti aku sudah mencarinya ke Rumah Sakit dimana dia bekerja. Sekarang aku jadi makin deg - degan takut apa yang di katakan dokter cantik benar kalau aku dan dia bertemu hanya karena kebetulan saja bukan karena takdir yang berusaha menyatukan. Aku tak pernah berhenti berdoa agar bisa kembali dipertemukan dengannya, rindu ini sudah sangat menggunung. Aku benar - benar sangat mencintai dokter cantik yang galaknya melebihi singa betina itu. Tin tin tin Suara klakson membuyarkan lamunanku, aku menatap ke arah portal di sana ada seorang wanita yang menaiki motornya dan terus menerus membunyikan klakson. Salah satu anggota sudah ada yang berdiri akan membuka portal tapi aku menahannya. Aku memperhatikan wajahnya, aneh sekali kenapa wajahnya di coret - coret seperti itu, apa dia badut yang baru selesai mengisi acara?. Dia terlihat akan menerobos portal, aku langsung memakai masker dan segera berjalan mendekatinya. "Heeeyy kamu mau apa? Berani sekali terobos portal, mau maling ya." Kataku saat sudah mendekat dan wanita itu menghentikan aksinya, kembali berdiri menatapku tajam. Deg Apa aku tak salah lihat? Apa aku bermimpi? Benarkah wanita di depanku ini dokter cantikku? Aku yakin dia dokter cantik, meskipun wajahnya penuh coretan dan dia memakai daster, berbeda sekali dengan penampilannya 1 tahun lalu saat di Kalimantan, aku yakin dia dokter cantik karena desiran dalam dadaku dan juga detak jantungku yang masih sama saat berada di dekatnya. "Heeeyy enak saja kalau bicara, Om baru ya di sini makanya enggak tahu siapa aku." Katanya membuatku kembali tersadar. Apa katanya tadi? Om? Dia panggil aku Om? Apa karena memakai masker dan hanya terlihat mataku saja aku terlihat tua makanya dipanggil Om? Dasar dokter cantikku ini selalu bikin gemas saja. Mataku terus menatapnya, aku memang tak salah lihat, aku juga sedang tidak bermimpi, wanita di depanku ini benar - benar dokter cantikku, tapi kenapa wajahnya penuh coretan seperti itu membuat aku ingin tertawa. Kelakuan dokter cantik ada - ada saja, aku terus menatapnya yang sedang mengoceh, aku tak berminat menanggapinya karena aku sedang menikmati wajah cantiknya yang penuh coretan dan juga melepas rasa rinduku yang hampir satu tahun ini aku bendung. Aku rindu dengan cerewetnya, aku rindu dengan wajah juteknya setiap kali aku mendekatinya, aku rindu dengan setiap tingkahnya yang selalu memancingku untuk tersenyum, dia benar - benar memberi warna dalam hidupku. Teriakannya memanggil serda Ali dan juga bang Hafiz tak membuatku mengalihkan tatapan mataku padanya, rasanya aku ingin sekali saat ini juga memeluknya dan mengecup bibirnya yang cerewet itu, sungguh aku sangat merindukannya. Aku hanya memperhatikan interaksi dokter cantik dengan bang Hafiz, dokter cantik memanggil abang dan mereka tampak sangat dekat sekali membuatku bertanya - tanya siapa dokter cantik ini kenapa bisa kenal baik dengan para anggota. Sedari tadi bang Hafiz menertawakan dokter cantik apa lagi melihat reaksi dokter cantik yang syok setelah bercermin membuat aku juga tak bisa menahan tawa, dia lucu sekali tadi galaknya melebihi singa betina sekarang menggemaskannya seperti kucing. Sekarang saatnya aku yang akan memberinya kejutan, setelah aku bisa menguasai diri untuk enggak tertawa, aku berjalan mendekatinya yang saat ini sedang menunduk. "Hai dokter cantik" Sapaku dan lihatlah reaksi dokter cantikku yang langsung mendongakkan kepalanya sehingga netra kami saling bertemu. Betapa aku sangat merindukan tatapan dari mata indahnya ini, tatapan yang selalu membuatku meleleh seperti margarin yang di masukan ke dalam wajan panas, langsung mencair. Abang enggak tahan lihatnya dek. Dia bertanya kenapa aku bisa ada disini dan aku jawab "Karena takdir yang membawa saya kesini dan karena takdir pula yang membawa dokter datang menemui saya." Bang Hafiz juga bertanya apa kami sudah saling kenal, dan dokter cantik menjawab ya. Rasa penasaranku sekarang terjawab sudah saat bang Hafiz bilang 'Iniloh Ndra adiknya Danyon' aku di buat terkejut dengan perkataan bang Hafiz jika dokter cantikku adik dari Danyon itu berarti dia adik bang Alvand dong? Dan dia juga keponakan Om Firza? Aku bersorak dalam hati, ini suatu kebetulan apa memang keberuntunganku untuk mendapatkan dokter cantik? Dia adik bang Alvand dan bulan lalu bang Alvand berencana mengenalkanku dengan adiknya tapi adiknya belum juga ada waktu luang karena sibuk sebagai dokter spesialis Obgyn paling muda yang lagi naik daun, dia juga sering keluar kota untuk mengisi seminar. Begitu juga dengan Om Firza, beliau pernah bilang ingin mengenalkanku dengan keponakannya yang seorang dokter, dia putri tante Forza tapi aku selalu mencari cara menolaknya karena aku saat itu masih mencari keberadaan dokter cantik, kalau aku tahu keponakan Om Firza dia sudah pasti aku langsung mau, tak perlu bersusah payah mencari cara untuk menolaknya. Takdir benar - benar kembali mempertemukan aku dengan dia lagi, dokter cantikku berada di depanku, tak hanya takdir yang mempertemukan tapi juga cinta yang membawanya menemuiku dengan sendirinya tanpa harus saling mencari. Sekarang tak ada alasan lagi untuk menolak cintaku bu dokter, tantangan yang dulu aku berikan saat ini sudah selesai dan akulah pemenangnya. Aku mengantarkannya ke rumah bang Alvand, sampai sana bang Alvand juga tertawa geli melihat wajah bu dokter yang penuh coretan. Tapi bang Alvand memang abang yang baik dan sangat menyayangi adiknya, sebisa mungkin mengendalikan diri agar tak tertawa lagi. Aku duduk di ruang tamu sendirian, bang Alvand sedang makan, tadi aku juga sudah di tawari untuk makan tapi aku menolak karena masih kenyang. Sedangkan dokter cantik masih membersihkan wajahnya, mungkin susah makanya lama. Aku teringat saat para anggota membicarakan dokter cantik, katanya dia ramah dan murah senyum, senyumannya manis membuat siapapun meleleh saat melihatnya. Tapi kenapa denganku dari awal bertemu dia sangat jutek dan galak. Padahal wajahku tak jelek - jelek amat, bahkan banyak yang bilang aku ini tampan apalagi dengan lesung pipi yang aku miliki membuatku makin perfect. "Kamu sudah kenal Vina ya Ndra?" Tanya bang Alvand yang berjalan mendekatiku dan duduk di sofa depanku. Aku mengangguk, "Dia gadis yang Nendra tanyakan bang, abang masih ingat enggak dulu Nendra pernah tanya gadis yang datang ke resepsi abang?" Bang Alvand mengangguk. "Nendra dan Vina kembali di pertemukan lagi saat di Kalimantan saat Vina dan timnya bertugas di sana." Lanjutku lagi. "Oh berarti yang Appa Reno ceritain itu kamu? Bukannya Wisnu?" "Kapten Wisnu maksudnya bang?" Tanyaku penasaran dan bang Alvand mengangguk. "Aku pikir yang di peluk sama Vina ya Wisnu, enggak tahunya ternyata kamu." Bang Alvand tersenyum. "Abang kenal Kapten Wisnu?" Bang Alvand kembali mengangguk, "Dia kerabatnya Amma Abell istrinya Appa Reno, kalau kamu serius sama Vina segera lamar dia sebelum ada yang mendahului, kalau bisa jangan sampai lewat bulan depan, syukur bisa bulan ini." Kata bang Alvand menatapku serius. "Memangnya ada yang mau melamar Vina dalam waktu dekat bang?" "Yang mau melamar adik abang banyak, tapi selalu Vina tolak dan bulan depan katanya Wisnu akan datang melamar tapi abang jawab semua keputusan ada di Vina kalau mau melamar silahkan saja." Jelas bang Alvand membuatku mendadak sesak nafas karena panik. Ini enggak boleh terjadi aku harus segera bicara sama papa dan mama untuk melamar dokter cantik, aku enggak mau usaha dan penantianku harus pupus karena sudah ada yang mendahului. "Nendra janji bang, lima hari lagi Nendra akan datang beserta keluarga untuk melamar, malam minggu Nendra akan jalan sama Vina nanti Nendra bilang kalau mau lamar dia." Bang Alvand menggeleng, "Enggak usah bilang, kasih saja dia kejutan toh dia juga sudah cinta sama kamu jadi enggak mungkin di tolak." "Abang tahu dari mana kalau Vina sudah cinta sama Nendra?" "Tahu lah dia adik abang, dia itu tak bisa sembarang dekat dengan pria apalagi sampai peluk, Vina punya masa lalu menyakitkan makanya dia anti banget sama pria manapun." "Apa Nendra boleh tahu masa lalu apa bang?" Bang Alvand mengangguk, "Saat masih SMP Vina pernah di cintai sama pria psikopat yang hampir saja membuat kami semua kehilangannya, Vina di culik dan Ayah mertua abang yang menyelamatkannya, Ayah yang tertembak dan tewas di tempat sedangkan Vina tubuhnya penuh luka sayatan karena selama 2 hari di culik dia di aniaya, dia sempat koma selama 3 bulan dan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya dari trauma. Rasanya masih menyesakkan d**a jika mengingatnya Abang ingin sekali menghabisinya saat itu juga, pengadilan memutuskan kalau dia dianggap ODGJ dan masuk ke RSJ." Jalas bang Alvand, nada suaranya terdengar menggebu. Aku mengepalkan kedua tanganku, aku hanya mendengar ceritanya saja merasakan sakitnya, lalu bagaimana dengan dokter cantik yang sebagai korbannya, aku pun ingin sekali menghabisi pria itu. "Tapi tenang saja, Vina masih tersegel, dia masih ting - ting karena saat dia koma kami melakukan Visum." Kata bang Alvand lagi membuatku malu saja, bahkan aku tak berpikir sampai situ. "Apaan sih bang, Nendra enggak mikir sampai situ, kalaupun sudah enggak gadis Nendra tetap akan menikahinya karena Nendra sudah sangat mencintai adik abang dari pertama bertemu di resepsi pernikahan abang." Jawabku jujur. "Kalau begitu segera lamar dia, jangan sampai ada yang mendahului." Aku pun mengangguk. Tunggu aku dokter cantik, aku akan segera melamarmu, menjadikanmu Ibu Persitku, menjadikanmu Ibu yang akan melahirkan anak - anakku, menjadikanmu satu - satunya wanita yang akan menemaniku menghabiskan hari tuaku, karena kamu cintanya Ganendra tak ada yang lain lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN