Ternyata Dia

1132 Kata
Daffa membangunkan Sasa "Sa..Sasa..bangun Sa..." Eengghhh,Sasa melenguh,"Eh sayang...kenapa? "Ucap Sasa dengan suara serak khas bangun tidurnya. "Sudah siang, sudah jam 8." "Apa..mm..maaf sayang semalam aku tidak bisa tidur jagain Raffa." Bohong banget batin Daffa, "Sudah,sekarang kamu bangun jagain Raffa.Itu makanan buat kamu sarapan,aku mau urus administrasi dulu." "Iya sayang,kamu tenang saja.Aku akan jagain anak kita dengan baik." "Harusnya memang begitu." Lalu Daffa berlalu keluar kamar. .......... Daffa selesai membayar deposit untuk perawatan putranya,ia kembali ke kamar Raffa sambil membaca rincian tagihan perawatan Raffa. Brukk... Lagi-lagi ia menabrak seseorang hingga orang itu terjatuh dengan keadaan duduk. "Awww. ..ish..." "Maaf saya tidak sengaja." Ujar Daffa menyesal. Gadis itu mendongak "Kamu." Kaget Daffa. Gadis itu langsung bangkit dan berlari, lagi-lagi meninggalkan Daffa yang masih terkejut. "Hei..." Panggil Daffa namun tak gadis itu hiraukan. "Aneh.." Lalu Daffa melanjutkan langkahnya menuju kamar putranya. Sementara di kamar Raffa,Sasa telah selesai menikmati sarapan paginya. "Rafa sayang mama mau cari kopi dulu ya!Kamu tidak apakan sendirian?Kamu kan sudah gede." Tanpa menunggu persetujuan putranya wanita itu berlalu meninggalkan Raffa sendirian. ........... Baru saja ia sampai di depan pintu kamar putranya seseorang lebih dulu membukanya.Lagi-lagi Daffa kaget melihat siapa yang sudah membuka pintu itu terlebih dahulu. Gadis itu gadis yang sudah 3 kali ia tabrak,"Hei..." Ujar Daffa lagi,namun tetap tak di hiraukan gadis itu yang terlihat cemas. "Benar-benar gadis aneh." Gumam Daffa,lalu Daffa memasuki kamar putranya dan seketika itu ia di buat kaget dengan pemandangan yang ia lihat. Di depan matanya gadis itu tengah menangis sendu sambil memeluk Raffa putranya. "Sayang,maafin bunda ya! Bunda baru datang..." "Iya unda..Afa kangen unda.." "Bunda juga kangen sama Raffa..." Lalu gadis itu mengecup seluruh wajah Raffa kemudian memeluknya kembali. "Raffa cepat sembuh ya sayang,ada bunda sekarang di sini..." "Hemmm...Afa mau cembuh..tapi unda jangan pegi ke andung agi ya." "Iya sayang bunda tetap di sini jagain Raffa." Sungguh otak Daffa kini banyak sekali pertanyaan tentang apa yang di lihatnya. "Ehmm.." Daffa mencoba berdehem "Ma.."belum sempat Daffa mengatakan sesuatu, seorang suster masuk membawa nampan makanan untuk Raffa. "Hallo Raffa ganteng,ini sarapan paginya ya dan ini obatnya, nanti di minum setelah sarapan." Ujar suster itu. "Makasih sus.." Balas Sifa. "Nah,Raffa sayang,sekarang sarapan dulu ya!." "Iya unda..."Lalu Sifa menyuapi Raffa sarapan hingga habis dan membantu Raffa meminun obatnya. Sementara Daffa masih lekat memandang ke arah putranya yang begitu menurut pada gadis aneh yang ia temui kemarin. Ceklek Sasa memasuki ruangan Raffa,"eh sayang,sudah kembali.."Lalu Sasa bergelayut manja di lengan Daffa. "Kamu dari mana saja?" Tanya Daffa yang mulai merasa kesal dengan sikap Sasa. "Aku dari beli kopi,nih buat kamu aku juga beliin." "Kenapa kamu tinggalin Raffa sendirian tadi?" "Owh,mm..itu tadi kata Raffa tidak apa-apa kok.Lagian aku perginya sebentar." Lalu Sasa beralih melihat ke arah Raffa,mata Sasa memicing melihat seorang gadis yang tengah memangku putranya. "Hei kamu siapa?Owh,kamu pengasuhnya Raffa juga ya?Bagus deh,sepertinya Raffa nurut sama kamu,yang bejus ya kalau kerja." "Diam Sa..." Ujar Daffa penuh penekanan.Ia merasa tak enak pada gadis yang belum ia tahu siapa dia. "Sayang,kan bener kata aku.Kalau jadi pengasuh itu harus yang bejus kerjanya dan bisa mengambil hati anak yang di asuh." "Sa..harusnya itu kamu yang.." "Sudah maaf, bisa tidak jangan ribut di sini apa lagi di depan anak-anak." Ujar Sifa sembari menutup kedua telinga Raffa. "Kamu berani.." Ucap Sasa tak suka. "Sa...." Sasa mengela nafasnya, "Sayang,anter aku balik dulu yuk!mau mandi sama ganti baju nih." "Kamu kan bisa pulang sendiri,aku harus jaga Raffa." "Ish,kalian di bilang jangan ribut juga." "Kamu.."Geram Sasa pada Sifa yang ia kira pengasuh Raffa. Lalu tiba-tiba Daffa menarik lengan Sasa membawanya keluar. Sampai di parkiran Daffa menyetop sebuah taksi dan meminta Sasa untuk masuk ke dalam taksi tersebut,"Kamu pulang sendiri.." "Tapi sayang,aku masih pingin berduaan sama kamu." "Sorry Sa,anakku jauh lebih penting dari pada kamu." .......... Raffa begitu bahagia sekarang,kini di sampingnya sudah ada bunda yang sangat ia rindukan. Sifa selesai menyeka badan Raffa dan menggantikan baju Raffa yang sudah bau kecut.Lalu Sifa menyisir rambut lebat Raffa." Wah,anak bunda sudah rapi, sudah ganteng,sudah hemmm..wangi." Daffa terenyuh melihat apa yang terjadi begitu ia memasuki ruang rawat anaknya. "Nah sekarang Raffa bobok yah..." "Peyuk undaaa.." Sifa lantas naik ke ranjang dan memeluk tubuh Raffa,kemudian ia menyayikan lagu pengantar tidur untuk Raffa. Hingga beberapa saat kemudian Raffa sudah terlelap. Perlahan Sifa melepaskan pelukannya pada tubuh Raffa dan turun dari ranjang. "Sudah tidur? " Tanya Daffa. Sifa terkaget," Eh..om mesum.." "Ish...sini duduk." Ujar Daffa tak suka dengan panggilan itu. Sifa mendekat dan duduk di sofa samping Daffa. "Jadi kamu yang bernama Sifa? " Tanya Daffa. Sifa mengangguk,"Loh,kok om m***m tahu?" "Ck...saya Daffa papanya Raffa." "What...serius om?." "Iya lah,kamu tidak lihat Raffa mirip sama saya? " "Iya juga sih,tapi muka om beda sama foto kak Daffa yang di rumah ibu Sukma." "Beda gimana? " "Ya beda lah om,di foto dulu om itu dekil.." "Kalo sekarang? " "Sekarang ganteng." Dafa tersenyum mendengar penuturan Sifa,"Jadi saya ganteng? " "Hemm..tapi sayang mesum." Tok..tok.. Ceklek Seseorang masuk ke dalam kamar inap Raffa. "Eh..Den.."Sapa Daffa namun Denis malah mematung memandang gadis cantik yang kini tengah duduk di depan Daffa. "Den..." Panggil Daffa lagi. "Eh..sorry..siapa dia bro..cakep..." "Kenapa?Kamu suka? " "Ish,emang kamu kira aku pedhofil apa? " Daffa terkekeh,Denis sama dengannya mengira gadis itu masih ABG. "Dah, ada apa kamu ke sini?" "Dia siapa dulu? " "Dia Sifa,bunda Raffa! " "What..serius? " "Tanya aja." Denis tersenyum pada Sifa lalu mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan "Hei,kenalin aku Denis..." Gadis itu tetap cuek hanya melihat sepintas ke arah tangan Denis yang terulur lalu fokus lagi ke ponselnya. "Ish...kok diem sih neng? " "Ck..udah tahu tadi kan om m***m udah panggil kakak Denis." "Om m***m? Siapa? " "Noh.." Tunjuk Sifa dengan lirikannnya pada Daffa. "Pffftttttt" Denis menahan tawanya "Om mesum...hahaha" "Ish..berisik kak!Nanti anak aku bangun." "Kok,kok kamu bisa di panggil om m***m sih Daf? Kamu apain anak gadis orang..kamu pedhofil ya?" "Diem tidak Den!." Daffa beralih menatap Sifa," Dan kamu kenapa kamu tetap panggil saya om sih?mana tambah embel-embel m***m lagi,sedangkan sama Denis kamu panggil kakak? " "Hahaha..berarti kamu kelihatan tua Daf.." "Ish,habisnya om kemarin nyebelin.Kalau kakak ini kan kelihatan muda,liat saja baju kalian beda jaman." Daffa melirik pakaiannya,setelen formal jas hitam,kemeja putih celana hitam,sedang denis tampak lebih simpel dengan celana bahan yang hampir pres dengan kakinya juga kemeja motif garis pres body. "Sadar kan kamu Daff? " Ujar Denis dengan nada mengejek. "Jadi apa alasannya kamu manggil Daffa om m***m? " "Itu karena kemarin om ini ngikutin aku sampai ke toilet,terus si om ngeliat ..mmm..." "Liat apa? " "Au ah gelap." Kesal Sifa Lalu ia bangkit menuju ranjang Raffa dan duduk di samping Raffa sambil menggenggam jemari mungil balita itu. "Kamu yakin Daf,kalau dia bunda Raffa?" Bisik Denis. "Hemm..yang aku lihat tadi seperti itu,juga sikapnya beda banget ke Raffa di banding ke kita." "Maksud kamu?" "Ya kamu lihat saja nanti kalau Raffa bangun." "Hemm,aku jadi penasaran."Ujar Denis sambil menggosokan jemarinya di dagunya. . . myAmymy
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN