Satu minggu kemudian Raffa sudah benar-benar pulih.Sifa berencana pamit untuk pulang ke kosannya, ia harus fokus lagi ke kuliahnya kalau tidak mau kakaknya sampai ikut campur kehidupannya lagi.
Sifa tidak mau sampai kakaknya yang jadi lebih protektif dari papinya memaksanya untuk tinggal dengan wanita yang sifa benci saat ini.
"Bu...."Panggil Sifa pada bu Sukma begitu memasuki kamar bu Sukma.
"Ya nak,ada apa?"
Sifa duduk di ranjang samping bu Sukma "Sifa mau pamit bu.."
"Lho kenapa?Kamu tidak betah ya?"
"Bukan seperti itu bu,Sifa senang banget bisa dekat lagi dengan Raffa lagi,tapi..."Sifa tampak ragu untuk meneruskan ucapannya
"Kenapa nak?"
"Sifa harus kuliah bu,Sifa juga harus cari kerja lagi."
Bu Sukma tersadar,seminggu ini dia sangat bahagia dengan kedekatan Raffa dan Daffa bersama Sifa.Sampai bu Sukma berharap mereka menjadi sebuah keluarga.
Tapi gadis di depannya ini pasti punya impiannya sendiri,sudah cukup selama ini mereka merepotkan gadis ini,kali ini tidak lagi.
"Iya nak,boleh tapi usahakan sering main ke sini ya!"
"Iya bu..."
..........
Sementara itu di tempat lain di sebuah caffe,tengah duduk dua sejoli yang tampak bahagia.
"Sayang,aku kangen deh dengan masa-masa seperti ini,kamu ingat tidak? Dulu pulang kuliah kita hampir selalu mampir ke sini?"
"Ingat..." Daffa meminum lemon tea miliknya sambil sesekali melirik jam di tangannya.
"Oh ya sayang,kamu tahu tidak?Ini lihat...!"Ujar wanita itu pada kekasihnya melihatkan sesuatu di ponselnya.
"Apa sih?"
"Ini nih,tas keluaran terbaru.Aku pengin banget..."
"Kamu mau aku belikan?"
"Ih tidak kok,aku juga bisa beli sendiri nanti,tunggu honor aku turun.."Ujar wanita itu tampak sedih.
"Kenapa mukanya seperti itu?"
"Tidak apa,cuma takut saja tidak kebagian,soalnya ini limited edition."
"Ya sudah sih cepat beli."
"Masalahnya honor aku keluar satu bulan lagi."
"Kenapa seperti itu?"
"Tidak tahu manager aku yang mengatur."
"Ya sudah,aku belikan saja ya! "
"Ih tidak usah sayang,aku tidak mau di bilang matre."
"Ya sudah kamu pake uang aku dulu,nanti kalau honor kamu turun baru kamu ganti."
"Wah..iya yah,ya sudah aku mau!" Seru Sasa antusias "Aku pesan sekarang ya."
Daffa mengangguk," Sudah? "
"Sudah,tinggal kamu bayar."
Lalu Daffa mengurus pembayarannya melalui ponselnya."Sudah tinggal nunggu barangnya di kirim kan?"
"Hem,makasih sayang.." Cup Sasa langsung memeluk dan mencium pipi Daffa.
"Saa...."
"Yah..."Jawab Sasa sambil sibuk dengan ponselnya tanpa menoleh.
"Kapan kamu mau dekatin Raffa...?"
"Nanti ya tunggu aku tidak sibuk."
"Gimana kalau besok minggu kita jalan-jalan ke kebun binatang bertiga?"
"Boleh deh..."
"Makasih ya kamu mau berubah."
"Iya,aku sayang kamu Daff..."
"Hemm..aku juga masih sayang sama kamu "
..........
Sore itu Raffa menangis mencari bundanya.Siang itu Sifa pulang saat Raffa tengah tertidur,jadinya ia menangis saat bangun tidur tak menemukan bundanya di manapun.
Saat Raffa terus menangis bu Sukma memutuskan untuk menelfon Daffa
Beruntung Daffa langsung mengangkat dan berjanji untuk segera pulang.
.
.
Satu jam kemudian Daffa sampai di rumahnya bersama dengan Sasa karena memang dirinya sedang bersama Sasa tadi.
"Di mana Raffa bu?"
"Di kamarnya sama Mia."
Daffa langsung menuju kamar Raffa di ikuti Sasa," Sayang ini papa sama mama pulang."
"Unda mana pa..Afa cali unda..Afa mau unda.."
"Sstt..sayang ada papa di sini...lihat ada mama juga."
"Dak mau..Afa mau undaa..aaaaa."
"Sa kamu coba tenangin sana..aku mau ke ibu bentar."
"Eh,iya sayang....Raffa sayang,sama mama ya..."
Lalu Daffa keluar kamar mencari ibunya.
"Bu..memang Sifa kemana?"
"Pulang tadi siang..."
"Ck..kenapa tidak bilang sih?"
Daffa meraih kunci mobilnya
"Mau ke mana kamu Daff?"
"Ke kosannya Sifa bu, jemput Sifa"
"Jangan Daff..." Cegah bu Sukma.
"Tapi Raffa nangis bu..."
"Daf,kan ada Sasa,biarkan dia mencoba tenangin anaknya!Lagian Sifa harus kuliah,tidak kasihan kamu dia sudah tidak kuliah seminggu."
"Tapi bu,Raffa..?"
"Bukankah kamu bilang mau dekatkan Raffa sama ibu kandungnya?mungkin sekarang saatnya."
"Baiklah bu."
Daffa kembali ke kamar putranya
Sedikit lega,karena di lihatnya Raffa sudah tidur,dengan Sasa juga tidur di sampingnya.
Daffa pikir Sasa mampu menenangkan Raffa.Ini awal yang baik,padahal Raffa tertidur karena kelelahan menangis di tambah bentakan Sasa yang menyuruhnya diam.
Daffa menuju sofa panjang di kamar putranya dan merebahkan dirinya di sana.
.
.
Tengah malam Raffa terbangun,balita itu ingin buang air kecil.Ia membangunkan orang di sampingnya.
"Bak Mia Afa mau pipis." Raffa kira yang tidur dengannya adalah Mia.
"Apaan sih ganggu aja!Kalau mau pipis sana pipis sendiri."
Daffa melihat itu,ia kaget dengan sikap Sasa yang berbeda sekali dengan Sifa yang langsung bangun dan mengantar serta membantu anaknya untuk buang air kecil.
Daffa bangkit dan mendekat ke arah putranya,"Sini biar sama papa pipisnya ya,mama lagi capek sayang."
Akhirnya Raffa menurut dan ke toilet di bantu Daffa.
"Papa uci duyu itunya cama cuci angan dulu ata bunda"Ucap Raffa ketika papanya hendak memakaikan kembali celananya.
Lalu Daffa mengikuti arahan Raffa
Dan akan memakaikan kembali celananya.
"Papa,itu celana udah ena cedikit pipis Afa.Kata unda halus ganti."
Lagi-lagi Daffa harus di ajari anaknya cara merawat anaknya sendiri.
...........
Pagi harinya lagi-lagi keributan terjadi di mana Raffa tidak mau sarapan kalau tidak di suapin Sifa.
"Afa dak mau akan,Afa mau undaa..."
"Sayang,bunda Raffa kan harus sekolah,nanti kalau udah selesai sekolahnya bunda pasti ke sini."Bu Sukma mencoba membujuk sedangkan Sasa perempuan itu sibuk dengan sarapannya sendiri.
Tak lama Daffa datang ke meja makan
"Raffa ayo dong sarapan,kasihan neneknya! " Lalu Daffa melirik ke arah Sasa yang tetap santai.
"Sa,kamu bujuk dong anakmu."
"Iya sayang nanti,aku sudah lapar banget.Aku sarapan dulu baru nanti aku urus Raffa."
Lagi,Daffa melihat perbedaan di antara dua wanita yang berstatus ibu Raffa.
"Bu sini Raffa sama Daffa saja,ibu sarapan saja."
"Tapi kamu juga harus sarapankan?"
"Daffa bisa nanti bu.."
Lalu Daffa mendekati Raffa putranya dan membisikan sesuatu.
"Mau papa..."Sorak Raffa setelah mendengar bisikan Daffa.
"Yok.."
"Kamu mau kemana sayang."Tanya Sasa yang sudah selesai sarapan.
"Sarapan di luar."
"Aku ikut."
"Tidak usah,kamu di rumah aja temani ibu."
Sasa memasang wajah cemberutnya lalu melanjutkan sarapannya.
...........
Mobil Daffa berhenti di depan kawasan kos-kosan mahasiswa,"Kita di mana pa?"
"Rumah bunda sayang."
"Yeeyyyy..."
Lalu Daffa turun dari mobil dan menggendong Raffa.Perlahan ia langkahkan kakinya memasuki area kos-kosan berjejer itu.
"Yang mana ya?" Daffa bingung,pasalnya ia tak tahu yang mana pintu kosan Sifa di tambah ia tak punya nomor gadis itu.
"Permisi mbak,boleh tanya kosan Sifa yang mana ya?"
"Sifa siapa mas?Di sini ada tiga orang yang bernama Sifa."
Daffa bingung pasalnya ia juga tak tahu nama panjang Sifa.
"Cifa unda Afa bak,yang catik"
"Owh..Sifa yang cantik.."
"Iya yang cantik."Jawab Daffa,Sifa memang cantik kan?
"Itu mas,no 3 dari ujung sebelah kiri."
"Makasih mbak."
Daffa menuju petunjuk wanita tadi.
Ragu-ragu ia mengetuk pintunya.
"Undaaaa..." Teriak Raffa.
Ceklek
Pintu terbuka dan beruntung itu benar kosan Sifa.
"Lho Raffa,kok kesini...?"
Raffa langsung meminta gendong pada Sifa,Sifa sangat senang dengan kedatangan Raffa meski ia canggung dengan keberadaan Daffa,pasalnya hampir semua penghuni kos sekarang nampak menatap penuh keingin tahuan pada arah mereka.
.
.
myAmymy