Sakit hati, merasa dibohongi, itu yang Minzy rasakan saat ini. Semua hal itu membuat Minzy kesulitan untuk tidur dan akhirnya hanya berbaring menatap langit-langit kamar. Kemudian ia menyamping ke arah kiri, membelakangi Marvi yang baru saja masuk ke dalam kamar setelah mengambil flashdisk dari ruang kerjanya yang berada tepat di samping kanan kamar mereka berdua. "Sayang," Panggil Marvi lembut seraya naik ke atas tempat tidur. Ia mengusap lengan Minzy dan menciumnya. "I'm sorry, please talk to me..." Ucapnya. Minzy memilih untuk diam. "Aku harus ngapain biar kamu maafin aku?" Marvi memeluk tubuh Minzy dari belakang. Minzy masih tetap diam. "Sayang..." Rengek Marvi. Minzy melepaskan pelukan Marvi. "Kalau kamu meluk aku lagi, aku bakalan tidur di kamar lain." Ancamnya. Marvi menghe