Zafran masuk ke dalam kamarnya dengan Elmera di rumah orang tuanya, dia menatap pada Elmera yang berbaring dengan helaan napas panjang. Zafran berjalan mendekati gadis itu, lalu menatapnya dalam. Dia melihat Elmera yang tampak menatap kosong pada sebuah liontin yang ada di tangannya.
Air mata gadis itu keluar satu tetes. Mungkin ia tidak menyadari kalau dirinya sedang menangis sekarang, melihat itu Zafran sangat khawatir sekali dengan apa yang terjadi pada Elmera. Dia memegang tangan Elmera. Elmera tersentak langsung menghapus air matanya, menatap tajam pada Zafran yang berdiri sekarang dan menatap padanya.
“Kenapa kau di sini?” tanya Elmera pada Zafran.
Dia tidak tahu tujuan Zafran di sini, namun pasti Zafran bisa melihat air matanya tadi. Dia tidak suka kalau ada yang melihat dia menangis, itu akan dianggap lemah oleh orang.
“Aku mau melihat keadaanmu. Maafkan keluargaku. Mereka sepertinya sudah mulai curiga dengan pernikahan kita ini. Kau bisa melihat kalau kita berdua tidak ada seperti orang yang jatuh cinta, dan lebih ke orang yang berlawanan dan memiliki suatu yang harus dimusuhi terus,” kata Zafran, berharap Elmera mengerti dengan apa yang dikatakan oleh dirinya.
Dia tahu kalau Elmera pasti mengerti tentang ini nantinya, dia mau gadis itu bersikap layaknya pasangan suami istri yang saling mencintai dan bukan seperti orang yang bermusuhan, dan akan mengalami perang setiap detiknya.
“Aku pusing dengan keluargamu ini. L ebih kita tidak usah menginap. Aku bersikap seperti apa yang aku lakukan dan mau. Memangnya pasangan suami istri yang saling mencintai seperti apa?” tanya Elmera, matanya menatap pada luar jendela kamar.
Zafran mendengarnya mengulum senyumnya. Paling tidak Elmera mau bertanya pada dirinya, dan dia akan menjelaskan seperti apa pasangan suami istri sungguhan. Marilah dimulai kepuraan. Walau Zafran nanti tidak pura-pura.
“Kau bisa melihat pada Reivant dan Netha. Juga Harnes dan Reva. Keduanya itu adalah pasangan muda yang bisa kita jadikan sebuah contohnya. Kau bisa melihat bukan, kalau keduanya saling mencintai. Dan memancarkan tatapan penuh binar pada pasangannya. Dulu Reivant dan Netha menikah tanpa cinta, mereka bisa pura-pura sehingga orang tua Reivant terkecoh.” Jelas Zafran, duduk di samping Elmera.
Elmera membayangkan apa yang dilakukan oleh dirinya bersama Zafran seperti apa yang dilakukan oleh dua pasangan yang disebut oleh Zafran barusan. Dirinya langsung mengdik ngeri dan dia tidak bisa membayangkan kalau dirinya akan melakukan itu, dan lebih baik dirinya seperti ini saja. Biar saja nanti ketahuan. Dia tdidak peduli.
“Aku tidak mau melakukan itu. Mengelikan.” Kata Elmera, turun dari atas ranjang, mengambil tasnya lalu menyimpan liontinnya kembali.
Elmera berjalan menuju balkon kamar, dia duduk di kursi balkon. Matanya melihat ke bawah, dimana keluarga Zafran masih berkumpul. Mereka sepertinya sangat bahagia sekali. Melihat Ameera yang memeluk Netha dan memberikan ciuman pada Netha, membuat rasa iri di dalam dirinya timbul.
Kalau saja orang tuanya seperti Ameera dan Jorsh, mungkin dia tidak akan mengalami penyakit mental ini. Dirinya siap untuk tidak memiliki pasangan selamanya, kalau dirinya mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Namun sangat disayangkan sekali, dirinya tidak akan mendapatkan itu.
“Kau siapa memangnya hei? Kau itu hanya manusia tidak diharapkan dan lemah!”
“Bagaimana kalau aku saja yang muncul sekarang. Aku akan menjadi istri yang baik untuk suamimu, dan aku akan berperan sebaik mungkin.”
Elmera mendengar apa yang dikatakan oleh orang di dalam pikirannya, dia langsung memegang kepalanya. Dia tidak akan membiarkan siapapun mengambil alih dirinya. Dia tidak mau menambah masalah pada hidupnya. Elmera mengambil ponselnya dengan cepat dan dia mulai menelepon dokternya. Namun setelahnya dia mematikan sambungan telepon itu. Menatap pada Zafran yang ada di depannya sekarang.
Elmera berusaha untuk baik-baik saja, dan menaikkan dagunya. Agar dirinya terlihat sombong dan tidak terjadi sesuatu pada dirinya.
“Kau mau menelepon siapa?” tanya Zafran penasaran. Siapa yang akan ditelepon oleh Elmera.
Elmera menggeleng pelan. “Tidak ada. Sudahlah. Aku mengantuk dan mau tidur. Kalau kau mau kembali ke bawah silakan saja,” ucap Elmera, lalu dirinya berjalan menuju ranjang dan kembali berbaring.
Elmera memejamkan matanya, dan menghilangkan semuanya. Dia tidak boleh terlihat lemah, dia harus kuat menghadai semuanya.
Zafran yang melihat Elmera sudah berbaring, dia penasaran siapa yang ditelepon oleh Elmera. Dirinya berbaring di samping Elmera, dan menatap pada punggung gadis itu yang memunggi dirinya, setelahnya Zafran memejamkan matanya menyusul Elmera.
***
Pagi menyosong dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar. Elmera terbangun lebih dulu dengan senyuman yang tampak merekah di bibirnya, lalu matanya menatap pada Zafran yang berbaring di sampingnya. Wajah pria itu sangat tampan sekali.
Wah! Dia beruntung membuat Elmera tertidur. Dia bisa menikmati wajah pria yang menjadi suaminya ini. Suami kontrak. Heh. Dia tidak peduli. Dengan gerakan anggun dia turun dari atas ranjang, lalu dirinya berjalan menuju kamar mandi. Elmera menatap dirinya di pantulan cermin di dalam kamar mandi. Dia tersenyum tipis. tidak ada yang tahu bagaimana kehidupan Elmera sebenarnya, termasuk Rendy.
“Mari kita mulai sayang. Aku hanya dua minggu di sini. Aku tidak akan mengambil penuh akan dirimu,” ucap Elmera, lalu keluar dari dalam kamar mandi setelah memakai pakaiannya, dia tersenyum melihat Zafran yang masih tidur.
Elmera keluar dari dalam kamar mandi, lalu dirinya berjalan menuju luar kamar, naik lift dan turun ke bawah.
“Pagi Bu. Pagi Netha. Pagi Reva.” Sapa Elmera, membuat ketiga orang itu menatap pada Elmera dengan tatapan penuh kebingungan mereka, karena mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Elmera, sehingga perempuan itu sangat cerah sekali wajahnya hari ini.
“Mau aku tolong?” tanya Elmera, lalu dia berjalan untuk membuatkan sarapan untuk semua penghuni di sini.
“Bukannya kau tidak bisa memasak?” tanya Reva.
Elmera mendengarnya tertawa kecil, mengangguk. “Ya. Tapi aku bisa sedikit.” Ucapnya, dia mulai memasak dan melakukan apa yang dilakukan oleh dirinya. Dia merasakan ponselnya bergetar.
Elmera tersenyum lalu dia berjalan menjauh untuk mengangkat sambungan telepon itu.
“Halo … Rendy.” Sapa Elmera dengan nada semangatnya.
“Kau siapa? Dimana Elmera?! Kau ambil alih tubuhnya!” ucap Rendy di seberang sana dengan khawatir kalau terjadi sesuatu pada Elmera.
Elmera mendengar itu tertawa kecil. “Kau jangan khawatir seperti itu. Aku hanya sebentar di sini, kau itu seharusnya berterima kasih padaku. Yang keluar adalah aku, bukan dia yang menikmati setiap aroma darah. Dan bisa saja orang-orang di sini semuanya mati. Kau tidak mengenal kami dengan baik. Kau hanya mengenal Elmera dengan baik.” Kata Elmera, dia menatap pada Zafran yang sudah turun.
Elmera mematikan sambungan teleponnya. Dia menatap pada wajahnya yang dirasa oleh dirinya sudah cantik. Elmera dengan cepat berjalan mendekati Zafran, dia memeluk lengan suaminya itu, membuat Zafran terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Elmera pada dirinya. Zafran juga melihat senyuman centil yang dilayangkan oleh Elmera.
“Aigo! Suamiku sudah bangun ternyata. Bagaimana tidurmu malam tadi? Nyenyak?” tanya Elmera.
Hal itu sontak membuat Zafran tidak mengenali Elmera. Elmera yang dikenalnya ketus tidak pernah bermanja dan centil seperti ini. Zafran menempelkan punggung tangannya di kening Elmera, dan tidak panas. Lalu apa yang terjadi?
“Kau sakit?” tanya Zafran, dia menduga kalau Elmera memang sakit, mana mungkin istrinya ini bersikap seperti ini padanya. Dan bergaya centil lagi.
“Tidak. Aku sudah siapkan sarapan untukmu,” ucap Elmera menarik tangan Zafran, lalu membawa pria itu untuk duduk. Dan dia menatap pada Zafran yang masih bingung. Elmera tertawa kecil lalu dia meletakkan sarapan di depan Zafran.
Zafran yang menduga kalau Elmera pasti-pasti pura-pura sekarang, gadis itu berhasil untuk menjalani perannya dengan baik, sehingga keluarga Zafran menatap Elmera dan Zafran dengan senyuman manis mereka. Mereka tidak tahu kalau Elmera bisa baik seperti ini.
“Ayo, makan. Kau mau aku suapi?” tanya Elmera.
Zafran mendengar pertanyaan Elmera menggeleng pelan. Dia memakan makanannya, dia menatap pada mata Elmera. Seperti berbeda. Bukan Elmera yang selama ini dikenal oleh dirinya, dia seperti perempuan yang amat berbeda. Karena yang makan di depannya ini sekarang menampilkan sebuah kebahagiaan bukan tatapan kosong yang mana di dalamnya ada sebuah kesedihan, kesepian, kebencian, dan juga sebuah hal yang mau mengakhiri hidupnya.
Zafran ingin tahu tentang Elmera semuanya. Dia bukan lelaki yang mudah untuk dibohongi, dia tahu ada yang berbeda di sini, dan yang berbeda di sini adalah Elmera sendiri. Ini bukan Elmera yang sebenarnya.
“Kau tidak memakan makanannya sayang?” tanya Elmera.
Zafran mendengarnya mengangguk. “Ya, aku akan memakan makanannya.” ucap Zafran, memakan makanan itu dengan cepat.
Ameera dan Jorsh yang melihat itu tertawa kecil, ini yang mereka harapkan tentang hubungan Elmera dan Zafran. Keduanya tampak menyalurkan kasih sayang satu sama lain. Apalagi Elmera, dia tidak ada bersikap ketus dan tajam lagi. Elmera amat baik sekali kelihatannya.
“Ibu senang kamu mau menunjukkan perasaanmu pada Zafran. Ini yang mau Ibu lihat, kalau kalian berdua itu saling mencintai satu sama lain, dan bukan berdebat seperti kemarin-marin. Kau itu sebagai istri harus bersikap sopan pada suami,” ucap Ameera.
Kau lihat, mereka lebih mengharapkan dibanding aku.
Apakah kau tidak mau tertidur selamanya?
Tapi aku tidak akan menjadi jahat. Aku hanya mau menolongmu di sini, agar keluarga suamimu melihat kau yang amat baik.
“Maafkan Elmera Bu. Elmera memang sering moodnya tidak baik, dan kemarin mood Elmera itu memang kurang menyenangkan. Elmera mencintai Zafran, bahkan sangat mencintai Zafran.” Ucap Elmera mengedipkan sebelah matanya pada Zafran.
Entah kenapa Elmera tidak bersama dnegan Zafran saja untuk selamanya. Malah memilih untuk menikah kontrak, kalau dia punya kendali untuk tubuh ini selamanya. Maka dia akan menikah sungguhan dengan Zafran. Dia tidak akan memedulikan lelaki sialan itu. Namun ini bukanlah dirinya. Ini tentang Elmera yang ingin mengatur hidupnya agar terlihat baik-baik saja, namun ternyata dia sangat sakit dan hancur.
Zafran mendengarnya mendengkus. Ini sungguh pura-pura sampai mengatakan sangat mencintai dirinya, padahal perempuan itu yang mengatakan kemarin kalau dia tidak akan mengatakan kata itu. Zafran menyudahi acara makannya.
Dia menatap pada Elmera. “Aku mau bicara.” Ucap Zafran.
Elmera mendengarnya mengangguk, dengan langkah riang dia mengikuti Zafran dari belakang. Melihat badan tegap dan penuh pesona milik Zafran, dia mau melakukannya dengan Zafran. Menggoda pria itu agar menjadi miliknya.
“Kau sangat sempurna sekali,” ucapnya mendorong Zafran untuk duduk, lalu dirinya duduk di atas pangkuan Zafran.
Zafran terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Elmera padanya. Melihat gadis itu mengakang di depannya sekarang. Juga melihat Elmera yang membuka beberapa kancing bajunya menunjukkan bagian depannya. ini Elmera mau menggoda Zafran? Kalau memang mau menggoda Zafran. Gadis itu memang melakukannya dengan baik.
Namun dia harus meluruskan ini sekarang, dia tidak mau melakukan hal ini terus menerus. Dengan dia terbuai akan perubahan dari Elmera.
“Kau kenapa?” tanya Zafran.
Elmera mendengarnya tertawa kecil, lalu dia menggeleng pelan. “Memangnya aku kenapa?” tanya Elmera balik.
“Kau itu menggoda diriku. Dan apa yang terjadi pada dirimu, atau kau melakukan peranmu dengan baik. Aku yang menyuruh dirimu untuk bersandiwara bukan?”
“Kalau itu yang kau pikirkan. Sepertinya memang benar. Tapi kau tidak mau menikmati tubuhku?” tanyanya, dia kembali menggoda Zafran, sekarang dirinya membuka beberapa kancing kemeja Zafran.
Hal itu langsung membuat Zafran memegang tangan Elmera, dia menatap pada mata Elmera. “Kau harus mengatakan padaku lebih dulu. Apa yang terjadi padamu, apakah kau sungguh Elmera?” tanya Zafran.
Mana mungkin Elmera mengidap penyakit mental. Atau alter ego atau bisa dibilang kepribadian ganda. Rasanya tidak mungkin, karena dia sudah mengenal dan memperhatikan Elmera. Tidak ada yang terjadi padanya. Dia malah kelihatan sangat baik-baik saja. Dan bahkan mulutnya yang tajam itu selalu saja membuat orang tersingung dengan apa yang dikatakan oleh dirinya.
“Aku Elmera. Memangnya ada berapa Elmera yang kau kenal? Mari kita nikmati ini sayang, aku tahu kaalu kau sudah lama menahan, dan kau mau menahan sampai kapan lagi?” tanya Elmera, dia akan mencoba untuk menggoda Zafran kembali, berharap pria itu akan mau digoda oleh dirinya, dia tidak akan melepaskan Zafran dengan mudah.
Zafran yang mendengarnya memegang tangan Elmera, lalu dirinya menatap pada mata Elmera. “Aku tidak bisa melakukannya. Aku mau bertanya padamu, kau itu kenapa seperti ini. Kau seperti beda orang, dan Elmera yang aku kenal selama ini, dia itu sungguh sangat sombong, tidak peduli pada orang lain, dia akan mengatakan hal-hal yang menyakitkan,” ucap Zafran.
“Wah! Kau sangat memperhatikan diriku sekali sayang. Namun kau tidak akan pernah tahu siapa aku sebenarnya, ayo, kita masuk ke dalam tampan. Kenapa kita di sini kalau tidak melakukan sesuatu yang menyenangkan,” ucap Elmera, mengusap lengan Zafran.
Matanya melihat pada d**a bidang Zafran. Siapa yang dengan beraninya menyiakan pria sehot ini? Dan terkutuklah gadis yang memiliki tubuh ini, dia dengan beraninya menyiakan pria sehot ini. Lebih hot dibanding mantan gadis itu. Dia akan memanfaatkannya dengan baik.
“Kau memang sangat tampan sekali. Aku mau melakukannya sekarang pada kamu,” ucap Elmera, dia mencium d**a bidang Zafran.
Zafran memejamkan matanya, merasakan sentuhan Elmera pada tubuhnya, jangan sampai dirinya memerkosa Elmera di sini, yang bisa saja nanti di video oleh Harnes. Lelaki itu kurang otaknya. Dan dia tidak akan keberatan untuk video ini. Mana semalam dia menginap di sini dan tidak pulang saja.
“Elmera, kau harus menahannya dulu. Aku tidak akan melakukan ini padamu dulu,” ucap Zafran kembali mengancingi bajunya, lalu dia membawa Elmera masuk ke dalam rumah, kalau dirinya masih membiarkan Elmera menggoda dirinya, dia tidak menjamin kalau dirinya masih bisa menahan. Lebih baik dia masuk ke dalam rumah.
Ameera yang melihat Elmera, menghampiri menantunya, yang membawa Elmera memeluk wanita paruh baya itu. Lihat dirinya lebih diterima di sini, dan Elmera tidak diterima karena sifat gadis itu hampir sama dengan dia yang suka membunuh dan haus akan darah.
“Kau duduklah sayang. Ibu mau mendengarkan ceritamu, dan juga mau mendengar komentarmu tentang kue yang Ibu buat.” Ucap Ameera.
Elmera mengangguk. “Ibu mau mendengarkan cerita apa pada Elmera?” tanya Elmera.
“Apa saja sayang. Dan Ibu akan menjadi orang yang akan mendengarnya dengan baik, dan tidak akan menyelanya. Lalu cobalah kue ini. Ini salah satu kue yang dulu sangat disukai oleh Netha,” ucap Ameera.
Elmera mulai mencoba kue itu dan dia kagum dengan rasanya yang sangat enak sekali. “Ini sangat enak sekali Bu. Elmera mau memakannya terus menerus.” Puji Elmera, dia tidak berbohong mau memakannya terus menerus.
Keluarga ini sangat harmonis sekali. Beda dengan keluarga Elmera, yang malah menimbulkan sebuah gangguan mental pada Elmera, dan menimbulkan dua kepribadian lainnya pada diri Elmera. Ah, bukan dua. Tapi tiga! Karena kepribadian yang penuh rasa takut dan lemah itu tersembunyi paling dalam, tidak pernah keluar lagi. Atau Elmera tidak mau dia keluar, karena kalau itu keluar, maka harga dirinya akan semakin diinjak-injak.
Hidup Elmera yang katanya sempurna oleh orang-orang. Ternyata hidup wanita ini penuh dengan topeng dan hal yang disembunyikan olehnya.