Elmera menatap pada makanan yang ada di atas meja makan. Matanya melihat pada Netha yang menyusun makanan itu dengan cekatan, wanita itu tidak ada gugup dan seperti orang yang tidak tahu. Dirinya hanya duduk saja, tidak menolong sama sekali. Karena dia masih belum mengerti dengan yang namanya urusan dapur.
Elmera menatap pada sirup berwarna merah yang ada di dalam teko kaca, dan diletakkan di tengah-tengah. Elmera seolah melihat itu adalah darah. Dia tersenyum sinis, di kepalanya sudah bermunculan suara-suara itu kembali. Dia harus menahan suara-suara itu untuk tidak membuat penyakitnya kambuh sekarang.
“Elmera, kamu mau makan apa nak?” tanya Ameera.
Elmera mendengarnya dia menunjuk pada makanan yang diinginkan oleh dirinya. Langsung saja Ameera mengambilkan makanan itu, memberikannya pada Elmera. Elmera mengambil makanan yang diambilkan oleh ibu mertuanya.
“Terima kasih.” Ucap Elmera, langsung memakan makanan itu.
Matanya melihat pada Zafran yang mengambil makanannya sendiri, dan pria itu tidak melihat padanya. Membuat Elmera berdecak pelan. Namun setelahnya dia melihat pada Netha dan ibu mertuanya mengambilkan makanan untuk suami mereka. Dia merasa geli melihat itu, dan apakah dia harus melakukan itu juga?
“Kau tidak mengambilkan makanan untuk Zafran juga?” tanya Netha.
Elmera mendengar pertanyaan Netha dia menatap bingung pada wanita itu. Untuk apa dia mengambilkan makanan untuk Zafran. Pria itu masih memiliki bagian tubuh yang sangat utuh sekali. Dia masih punya tangan, kaki, mata, telinga, dan segala macamnya. Dia bisa mengambilnya sendiri. Tidak usah manja.
“Dia sudah mengambilnya.” Jawab Elmera cuek, dan tetap melanjutkan memakan makanannya.
Zafran yang mendengar itu tersenyum kecut. Elmera tidak akan melakukan itu, sedangkan di mansion mereka saja. Elmera tidak pernah memasak, dia selalu bangun agak siang dan dia hanya menunggu makanan yang disiapkan oleh pelayan dan juru masak siap.
“Dia tidak akan melakukan itu. Anti romantic.” Kata Zafran, memakan makanannya, matanya melihat pada Elmera yang tidak peduli dengan sindiran yang dilayangkan oleh Zafran.
Elmera tidak akan mudah disindir. Dan dia itu termasuk gadis yang tidak akan peduli ada orang yang menyindirnya. Abaikan saja gongongan anjing yang selalu memiliki sifat untuk menyindir. Karena hidupnya tidak akan tenang untuk tidak menyindir.
Netha menatap pada Elmera yang tampak santai. Netha merasakan kalau pernikahan kakaknya ini dengan wanita yang di depannya ada sesuatu. Karena keduanya terlihat tidak saling lengket dan merasakan cinta satu sama lain. Dan ntah kenapa keduanya sampai menikah, dia mau bertanya. Tapi itu bukan haknya itu bertanya.
“Kalian tidak berniat untuk pergi bulan madu?” tanya Jorsh.
Zafran menatap pada ayahnya. “Bulan madu itu hanya menghabiskan waktu dengan seks di dalam kamar. Untuk apa jauh-jauh membuang uang. Di mansion saja bisa melakukan itu,” jawab Zafran, hal itu membuat Elmera merasa tertarik dan dia menatap pada ayah dan anak itu.
Tidak menyangka juga kalau Zafran akan menjawab seperti itu. Sangat berani sekali, katanya bulan madu itu tidak perlu. Hanya menghabiskan waktu untuk di atas ranjang dan dalam kamar. Di mansion juga bisa.
“Kau ini! bulan madu tidak selamanya melakukan itu.” Kata Reivant.
Zafran menatap pada Reivant. Setelahnya dia tertawa kecil. “Tahu apa kau? Kau dulu saat mengajak Netha ke Miami bersama kita. Dia tidak pernah kau ajak keluar, dan kau hanya mengurungnya dan terus melakukan itu. Agar dia segera hamil.” Kata Zafran masih memakan makanannya dengan santai.
“Ish! Itu masa lalu bodoh. Dan aku sekarang sudah banyak berubah, aku akan mengajak keluargaku jalan-jalan dan tidak akan mengurung dia lagi.” Kata Reivant, untuk apa juga masa lalu diungkit oleh Zafran ini.
Zafran menghembuskan napasnya kasar. Dia menatap pada Elmera. “Kau mau bulan madu?” tanya Zafran.
Elmera mendengarnya mencibir. Dan meletakkan tangannya di atas meja, lalu dia melihat pada mata Zafran yang menatapnya dengan tatapan penuh harap. “Tidak. Pekerjaanku tidak bisa ditinggal.” Ucap Elmera.
Dia tidak bisa menghabiskan waktunya selama dua puluh empat jam penuh bersama dengan Zafran. Dia masih harus kontrol dan melakukan pengobatannya. Nanti kalau dia kambuh dan dilihat oleh Zafran, dia akan melihat tatapan penuh kasihan dari lelaki itu. Dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya pada siapapun.
“Kalian sudah mendengar bukan. Dia sibuk. Dan kami tidak akan pergi bulan madu,” ucap Zafran memakan makanannya kembali.
“Kalian sedang bertengkar?” tanya Ameera.
Elmera menatap pada Ameera. Mendesah kasar. “Tidak Bu. Kami memang selalu seperti ini. Ini salah satu cara kami menunjukkan kasih sayang,” ucap Elmera, mau muntah saja rasanya mengatakan kalau ini caranya menunjukkan kasih sayang.
Kasih sayang? Apa itu? Dia tidak pernah tahu itu, dan seperti apa rasanya. Dan malahan dia ini termasuk manusia yang tidak pernah diharapkan. Sungguh menyedihkan dirinya. Dia hanya manusia yang dianggap sampah oleh keluarganya. Ibunya saja mengatakan kalau rugi melahirkan dirinya.
“Cara kalian sangat unik.” Kata Ameera.
Zafran mau tertawa lepas sekarang. Ibunya ini polos atau apa. Mana mungkin menunjukkan kasih sayang seperti sekarang, dan malahan mereka seperti orang musuhan, dan sebentar lagi akan bunuh-bunuhan.
Reivant menatap dua orang itu dengan helaan napasnya, dan dia tahu kalau pernikahan keduanya yang mendadak. Ada sesuatu yang tidak beres, dia mau bertanya pada Zafran. Pria itu tidak akan mengatakan padanya. Malahan pria itu akan berbohong padanya, mengatakan semuanya baik-baik saja. Dia juga tidak berhak ikut campur.
“Kalian memang unik. Dan saya harap kalaun keunikan kalian ini tidak membawa kalian pada kisah kami yang dimasa lampau. Dan tidak membawa kalian pada penderitaan,” kata Reivant santai dan sekaligus menasihati.
“Kami berbeda denganmu. Kami tidak akan merasakan itu. Kami tidak menikah sementara.” Ucap Zafran, namun mereka menikah kontrak. Sama saja sebenarnya. Mereka menikah dalam perjanjian di sebuah kertas. Itu saja bedanya dengan Reivant dan Netha dulu.
Dulu Netha dan Reivant tidak ada perjanjian di atas kertas. Semua pemegang kendali adalah Reivant, pria itu bisa melakukan apa saja. Beda dengan dirinya, yang memiliki perjanjian. Dan pemegang kendali terbesar di sini adalah Elmera.
“Ya, memang beda. Namun banyak jalan menuju kesesatan. Mana tahu kau sekarang menempuh jalan sesat, dan akan membuat hidupmu menderita kemudian hari.” Kata Reivant, dia sudah hapal dengan banyak yang namanya penyesalan. Dia tidak mau Zafran nanti juga menyesal, walau dulu dirinya merencanakan semuanya demi kebaikan Netha. Namun dia juga menyesal membuat putranya kehilangan kasih sayang ibu. Dan kedua anaknya yang ada bersama Netha dia tidak tahu kehadirannya.
“Kau sangat tahu sekali. Kau tidak perlu ikut campur lebih dalam tentang pernikahan kami,” kata Elmera, dan setelahnya dia berdiri dari tempat duduknya. Dia sungguh kesal sekali. Karena penyakitnya sering kambuh dan dia malah dengar ini.
Katakan saja dia tidak sopan. Dia tidak peduli, dia tidak mau ada orang lain yang ikut campur, membuat pernikahannya dengan Zafran nanti kenapa-napa. Dia mau semuanya berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan oleh dirinya dan Zafran.
Zafran yang melihat Elmera pergi. Mendengks dan dia menatap pada Reivant. “Dia memang dalam mood tidak baik. Dia akan baik-baik saja, aku akan menyusul dia,” ucap Zafran, setelahnya dia akan menyusul Elmera.
“Kau jangan mengatakan hal yang tidak-tidak lagi pada Zafran dan Elmera. Itu urusan pernikahan mereka,” ucap Jorsh, walaupun Jorsh memang merasakan ada sesuatu di pernikahan anaknya, namun dia tidak mau bertanya lebih lanjut.
Reivant mengangguk, dia tidak mau Zafran nantinya terluka. Dan dia merasa tidak becus sebagai lelaki. Seperti dirinya dulu dia merasa tidak becus menjadi lelaki. Dan dia hampir membuat Netha celaka, dan terjadi sesuatu pada istrinya itu.
Netha menggenggam tangan suaminya, mengusap punggung tangan suaminya. Lalu mencium punggung tangan suaminya. Dia tahu kalau suaminya ini pasti merasakan kejanggalan juga dalam pernikahan dua orang itu. Melihat bagaimana keduanya tidak saling berinteraksi seperti orang saling mencintai.
Elmera keras kepala dan Zafran yang selalu membela Elmera. Netha tidak tahu, permainan seperti apa yang ada di dalam pernikahan keduanya. Apakah permainan ini akan menjadi baik nantinya, atau malah menjadi boomerang. Dan akan membuat keduanya diliputi kesedihan dan penyesalan nantinya.
Mudahan saja keduanya bisa menghadapi setiap masalah dengan baik, dan jangan sampai berpisah. Karena perpisahan itu sangat menyakitkan, apalagi kalau sudah memiliki anak. korban paling utama itu adalah anak. seperti anak-anaknya. Yang tetap mempersatukan mereka pada akhirnya. Walau mereka sempat berpisah.