Elmera menatap pada ruangan di depannya. Dan dia menghela napasnya kasar, dan dia sudah memiliki janji temu dengan dokter kejiwaan yang selama ini selalu menangani dirinya, dan dia perlahan masuk ke dalam, dan dia menatap pada dokter itu dengan senyuman tipisnya.
“Ayo, duduk Elmera.” Ucap Randy—dokter yang sudah berpengalaman.
Elmera mengangguk, dan dia duduk di depan meja dokter tersebut, dan dia menatap pada dokter itu dan menghela napasnya kasar. “Aku belakangan ini tidak pernah berhalusinasi untuk bunuh diri lagi,” ucap Elmera.
Randy yang mendengarnya tersenyum, dan itu sangat baik sekali dari perkembangan Elmera, dan apa masalahnya sekarang. Sehingga Elmera datang ke tempatnya. Perempuan itu sudah tidak mau mati dan dia juga kelihatan lebih baik sekarang, dan itu sebuah perkembangan sangat luar biasa sekali. Dan dia merasa bersyukur, kalau Elmera tidak memiliki keinginan yang buruk lagi.
“Lalu, apa masalahnya sekarang? Dan saya lihat kamu semakin membaik, dan kau tidak merasakamn halusinasi dan depresi lagi.” Ucap Rendy, dan dia menatap pada Elmera, namun perempuan itu hanya diam sekarang.
“Apakah karena ini kau sudah menikah. Dan semuanya menjadi baik. Kau tidak mau mempercayakan hatimu pada seorang pria lagi. Karena kau tidak percaya dengan yang namanya cinta. Kau sudah hancur dan hatimu menolak untuk mencintai.” Kata Rendy, dan dia tahu kalau tebakannya ini sangat benar sekali.
Elmera mendengarnya mengangguk. “Dan aku membenci semuanya, dan termasuk keadaanku sekarang,” kata Elmera, dan dia tidak tahu kenapa dia masih belum bisa untuk sembuh dan bahagia.
Rendy menghela napasnya kasar. “Pernikahan kontrak. Sebuah hal yang mau kau buktikan kalau kau bisa baik-baik saja. Dan kau bisa bahagia dengan topeng yang kembali kau tambah. Namun jauh dalam lubuk hatimu, kau takut untuk jatuh cinta pada suamimu sendiri,” kata Rendy, dan dia sudah menangani Elmera selama lima tahun ini.
Dia tidak gila. Dan dia itu hanya perlu bimbingan. Namun semuanya semakin hancur, dan dia itu dianggap lemah dan tidak ada artinya. Padahal dia itu sangat berarti sekali, dan kalau orang yang tidak bisa melihat kelemahan Elmera, maka orang itu akan mengatakan Elmera ini sombong dan angkuh. Penuh percaya diri.
Tapi banyak topeng yang ada pada hidup Elmera. Dan dia wanita yang mampu mendirikan beberapa usaha di atas kakinya sendiri tanpa bantuan dari orang tuanya sendiri. Ayahnya seorang pengacara terkenal. Namun ayahnya malah lebih sayang pada anak bungsunya dibanding Elmera.
“Kau selalu tahu apa yang aku rasakan. Kenapa tidak kau saja yang menikah denganku?” tanya Elmera bercanda.
Rendy mendengarnya tertawa kecil. Dia pria yang berusia empat puluh lima tahun. Dan dia sudah memiliki dua orang anak, dan istri yang amat cantik sekali. “Kau jangan mengada Elmera. Kau itu sudah aku anggap seperti anakku sendiri,” ucap Rendy.
Elmera mendengarnya tersenyum. “Kalau saja kau ayahku. Aku tidak akan seperti ini. Tidak ada yang mencintai diriku. Mereka semua hanya membenciku. Mereka awalnya akan memuji diriku, namun kemudian mereka akan membenci diriku, dan tidak ada yang tulus di dunia ini,” ucap Elmera, dan dia masih membayangkan kejadian yang selama ini dialami oleh dirinya.
“Suamimu bagaimana? Katanya dia tidak mau menikah kontrak denganmu. Karena dia itu mau menikah sungguhan dan terlihat tertarik padamu. Cobalah buka hatimu untuk dia. Tidak semua orang di dunia ini adalah orang jahat,” ucap Rendy, dan dia mau Elmera membuka matanya.
Elmera tertawa kencang dan setelahnya dia menatap tajam pada Rendy. “Jangan bercanda. Semua orang adalah orang jahat! Aku membenci semuanya. Aku membenci hidupku!” teriak Elmera dan dia meremas rambutnya kasar.
Rendy yang melihat itu dia segera memegang tangan Elmera, dan dia menatap pada Elmera dengan tatapan lembutnya. “Oke. Tidak ada yang baik. Kau harus kuat. Tenanglah.” Ucap Rendy, dan perrlahan Elmera sudah kembali tenang.
“Kau masih membutuhkan obat?” tanya Rendy, dan dia tahu kalau Elmera ini sudah jarang meminum obatnya.
Elmera yang ditanya, dia menatap pada Rendy, dan setelahnya dia menggeleng pelan. Dan dia tidak mau meminum obat, dan dia sudah lelah untuk meminum obat. Dan dia mau baik-baik saja sekarang, dan dia tahu kalau dia belum sembuh.
“Aku akan memberikan obat untukmu. Kau tidak akan mau kambuh di depan suamimu bukan? Kau harus tampak sehat dan baik-baik saja di depannya. Dan jangan sampai dikasihani oleh dia,” ucap Rendy, dan dia memberikan obat untuk Elmera.
Elmera menerimanya dengan malas, dan dia menatap pada Rendy yang menulis tentang kesehatannya dengan serius. “Aku tidak gila. Tapi aku seperti orang gila.” Ucap Elmera tertawa kecil.
Rendy menatap pada Elmera. “Suara-suara dalam kepalamu bagaimana? Sudah tidak terdengarkan?” tanya Rendy.
Elmera mengangguk. “Sudah tidak ada. Dan aku bisa mengalami bipolar bukan?” tanya Elmera.
Rendy yang mendengarnya tertawa kecil. “Melihat dirimu saja sekarang, aku mengira kau memang mengalami bipolar,” ucap Rendy, dan dia telah selesai mencatat hasil tes dari Elmera.
Elmera menyungingkan senyuman sinisnya, dan dia menatap pada Rendy yang sudah selesai memeriksa dirinya. Elmera berdiri dari tempat duduknya, dan dia berjalan keluar dari ruangan Rendy. Matanya melihat pada orang yang berjalan berdampingan dan selalu tertawa bersama.
Membuat Elmera yang melihat itu hanya diam saja dan terus memerhatikannya. Dan sepertinya mereka sangat bahagia sekali, melihat tawa dan senyuman keduanya. Elmera menghela napasnya kasar, dan dia berjalan menuju mobilnya. Dan dia masuk ke dalam mobilnya. Elmera menatap pada pisau kecil yang ada di tangannya. Dia mengambil boneka baru yang dibeli oleh dirinya, dan dia menusuk boneka itu dan memutuskan kepalanya sambil tertawa kencang.
“Aku akan bunuh kalian. Aku akan membuat kalian bertemu dengan neraka. Kalian harus mati!” ucap Elmera dan terus menusuk boneka itu dan mengeluarkan kapas boneka tersebut dengan tatapan yang penuh kepuasannya.
Elmera menatap pada boneka yang sudah tidak berbentuk itu. Dan setelahnya dia menghela napasnya kasar, dan dia memungut itu semuanya, dan dia memasukkan ke dalam kantong plastic. Dan dia akan membuang boneka itu nanti.
“Sembuh? Heh! Aku tidak akan pernah sembuh,” ucap Elmera, dan dia melihat pada ponselnya yang berdering, dan ada nama ayahnya di sana, membuat dia mengepalkan tangannya. Dan dia sudah tahu kalau ayahnya akan menyuruh dirinya untuk pulang. Baiklah. Setelah ini dirinya akan menerima apa dari keluarganya yang penuh kepalsuan dan keluarga sialan itu. Dia akan menghadapi mereka dengan topengnya, dan beruntung Rendy memberikan dirinya obat tadi. Pria itu seakan tahu kalau dirinya membutuhkan obat.