Aku diam. Mulutku banyak terkunci sedari tadi. Pikiranku melantur ke mana-mana. Antara ke Kak Nindy dan Erlan. Hiks. Dia mulai menguasai pikiranku. Mengontrolku untuk selalu mengingatnya. Semua tentang dia termasuk ciuman lembutnya. Ciuman pertama yang justru dicuri oleh suami pernikahan leluconku. Hancur sudah masa depanku, hiks. Aku juga harus merelakan masa depanku untuk hidup selamanya dengan lelaki seperti dia. Ya, dia tidak mau menceraikanku sampai kapanpun. Semua terungkap di kencan gagal yang kupikir bakal bahagia minggu lalu. Ya Tuhan, apa maksudnya? Apa tujuan dia melakukan semua ini? Benarkah dia memang mencintaiku? Benarkah memang kami ini ditakdirkan untuk tidak saling mencintai? Kalau tidak cinta, kenapa dia selalu menarik hatiku menuju hatinya? Kalau