DUA PULUH TUJUH

1119 Kata

Phoebe *** Jam di dinding menunjukkan bahwa sekarang sudah lewat tengah malam. Tetapi mataku tidak juga terpejam dan pada waktu yang bersamaan terus memproduksi air mata. Aku tidak tahu apa yang salah di cafe tadi. Apakah Ben memang ingin mempermainkanku, dan meninggalkanku setelah aku jatuh padanya? Ini salah satu yang kukhawatirkan selama ini. Sekian lama Ben menunjukkan perhatian yang menurutku sedikit berlebihan hanya untuk mendapat jawaban “iya” dariku, lalu dia akan pergi begitu saja. Menghancurkan hatiku hingga berkeping-keping. Tetapi, siapa perempuan tadi? Nandi? Bambi? Sandi? Aku tak begitu mendengar nama yang disebut Ben ketika perempuan itu menyapanya. Tiba-tiba saja, Ben berdiri dan menarikku untuk mengikutinya keluar dari cafe. Makanan kami bahkan belum habis setengah. L

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN