Ben *** Segera setelah memarkirkan mobil, Ben melangkah ke dalam rumah. Tak peduli ada siapa dan sedang apa mereka, Ben langsung melesat ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Begitu berada di dalam kamar dan meletakkan semua barangnya di atas meja, Ben malah keluar ke balkon kamar. Tangannya berpegangan pada pembatas dan matanya memandangi halaman belakang rumah. Perlahan dia menghirup udara dalam-dalam, memenuhi paru-parunya dengan kesegaran dan berharap udara itu mengusir kabut yang memenuhi kepalanya. Suara ketukan pintu masih terdengar oleh Ben karena dia tidak menutup pintu kaca yang memisahkan bagian dalam kamarnya dengan balkon. “Ben?” suara Mami dari balik pintu terdengar. Mengembus napas, Ben kemudian berkata, “Masuk, Mi. Ben di balkon.” Ben yang masih terfokus pada pema