Sendu. Perempuan yang hampir berumur setengah abad itu berjalan gontai di bawah langit yang juga mendung. Semesta sepertinya ikut berduka atas apa yang ia rasakan. Awan kelam itu kini berarak pelan tepat di atas kepalanya. Mama Raka melangkah dengan tatapan nanar. Ia baru saja merasakan secercah bahagia bersama sang putra. Ia baru saja merasa akan menapaki satu titik kehidupan baru yang penuh dengan harapan, juga kebahagiaan. Tapi … Tiba-tiba saja badai itu datang dan seperti mengempaskan semuanya. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Bukankah semua terlalu kejam? Mama Raka mendadak oleng dan hampir terjatuh. Ia langsung berpegangan pada sebuah pohon dan berhenti berjalan. Rasa sesak itu semakin mejalari d**a. Membuat pikirannya sangat kalut dan dilanda kebingungan yang teramat sangat.