Bab 16

620 Kata
“Ai pikir seorang dengan tampilan seperti ini tidak akan berani untuk menggoda lelaki yang sudah menikah.” Sebuah suara dengan kalimat lugas dan menusuk terdengar di belakang Ayra. Ayra melihat dari pantulan kaca, seorang perempuan yang Ayra pekirakan berusia sembilan belas atau dua puluh tahun berdiri di belakangnya menatap lekat dengan tatapan mengejek padanya. Gadis itu menggunakan gamis yang sangat cantik dan pas di tubuhnya yang mungil. “Dan saya juga baru tahu seorang dengan tampilan seperti anda mampu mengeluarkan kata-kata pedas di awal pertemuan dengan orang lain. Apakah itu jenis salam baru?” Balas Ayra tanpa berbalik, mereka saling bertatapan melalui kaca. “Saya tidak perduli, saya hanya ingin mengingatkan pada anda bahwa C sekalipun mendekati Ansell karena dia sudah menikah, Ansell adalah orang yang setia jadi sehebat apapun kamu merayunya kamu tidak akan bisa menikah dengannya. Oh ya satu lagi, mbak lebih baik menghormati pakaian mbak sudah tertutup jangan nodai itu dengan menggoda suami orang lagi.”setelah mengucapkan semu itu gadis itu ingin segera keluar melalui tempat ini namun belum sampai ia di depan pintu suara Ayra kembali terdengar. “Apa kamu Allah sampai bisa tahu masa depan ?” Tantang Ayra “Jangan memancing, ingat saja jangan pernah ganggu suami orang.” Dan setelahnya gadis itu pergi tanpa menoleh pada Ayra yang tersenyum. “ Apanya yang jangan ganggu suami orang?” Ayra menyusul keluar dari toilet menuju temannya yang sudah menunggu untuk mereka pergi keluar untuk makan. Sebenarnya dia sedikit kehilangan mood saat kejadian di toilet tadi, tapi dia sudah janji dan harus ia tepati. Menuju area parkir pondok ia melihat mobil mbak Maya tapi orangnya nggak ada. “Kemana mbak maya?” Ayra mengedarkan pandangan dan benar saja ia melihat Maya sedang berbincang dengan Ansell dan gadis yang tadi ia temui di toilet. Tidak ingin terlalu malam untuk pergi Ayra melangkah menuju ketiganya. “Mbak?” Sapa Ayra membuat ketiganya menoleh, gadiw yang tadi melabraknya dengan reflek menggandeng tangan Ansell, Membuat Ayra menaikkan sebelah matanya. Dan beralih ke arah Maya. “Ehh Ayra, sini ngobrol dulu sama Pak Ansell. Tahu nggak ini dulu teman mbak saat SD.” Ayra hanya tersenyum menanggapi ucapan Mbak Maya. “Oh ya dia ternyata yang menangani lahan itu Ay. Dan ini namanya Aina dia ...?” “Istrinya.” Lanjut gadis bernama Aina tadi memotong ucapan Maya. Wahh kamu sudah sold out? Selamat yaa.” ucap Maya pada keduanya sebelum kembali menatapku. “Oh iya kamu gimana?” “Gimana apanya mbak?” Tanyaku balik “Kamu juga jual lahannya kah?” “Belum atau mungkin tidak akan. Kecuali Pak Ansell menyetujui kesepakan yang saya berikan.” Ucapnya seraya memandang Anselll. “Udah yuk mbak nanti keburu malam lho. Kalau mbak ya mau reunian akunya siap-siap pulang aja.” “Ehh jangan dong, oh ya gimana kalau makan bareng aja, kalian belum lama pastinya tinggal di sini. Aku ajak kuliner makanan yang enak di sini.” “Boleh, iyakan, A’?” “Iya boleh, tapi kita pakai mobil sendiri May, biar langsung pulang.” “Ok kalau begitu santai aja.” Keduanya berpisah dan masuk mobil masing-masing. Tapi Ansell sempat melihat ke arah Ayra. Dia akan menegur gadis itu nanti. Pikirnya dalam hati. Kedua mobil tersebut keluar parkir dan mulai berjalan Ansell mengikuti mobil Maya dari belakang. “Aa, jadi dia perempuan yang Aa ceritakan?” Pecah Aina di keheningan mobil. “Iya.” Singkat padat dan jelas “Inget lho, A’ Aa jangan sampai ke goda.” lanjut gadis yang mengatakan istri dari Ansell tersebut. “Iya, sayang.” ucapnya seraya mengusap lembut kepala Aina dari luar khimarnya. “Inget lho Aa kan juga punya adik perempuan.” “Iya, itu Aa akan selalu ingat makanya Aa akan jaga janji suci pernikahan ini.” “Aamiin. Tapi tadi aja dia berani mengerling pada Aa di atas panggung. Nggak tahu malu kali ya.” “Jangan suudzon siapa tadi bukan Aa?” “Isshh Ai itu perempuan tahulah, lebih peka meuren” “Udahlah jangan bahas dia lagi. Ok?” “Hmm Oke, pokoknya besok setelah aku balik ke Jakarta Ai nggak mau dengar Aa kegoda sama perempuan tadi, bakal marah pokoknya.” “Ehh nggak boleh ancem-ancam, dosa.” “Huft.” TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN