CHAPTER 5

1156 Kata
Sarah berjalan dengan wajah suram. Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang. Leah berjanji kalau dia akan menjemput Sarah di kantor Alex tadi, tapi Sarah masih ingin sendirian. Jadinya dia pergi entah kemana sambil memikirkan nasibnya ke depan nanti. Suara klakson mobil menghentikan langkahnya, ia menoleh ke kanan dan mendapati sebuah mobil sport berhenti di sampingnya. Sarah menyampirkan rambutnya ke telinga dan meneliti mobil siapa yang berhenti padanya. Kaca mobil itu terbuka perlahan dan menampakkan seseorang dengan kacamata hitam tengah menatapnya. Satu tangannya berada di kemudi mobil seolah menunggunya untuk naik saat ini juga,"Masuk." Suara tajam itu berhembus masuk ke telinga Sarah, membuat gadis itu terhenyak sebentar. Alex? "Maaf Tuan Grissham, a-aku punya urusan untuk-" "Akan ada baiknya jika kau sekarang ikut aku, Sarah. Suatu kebetulan karena aku melihatmu di sini." Sarah hendak berkata sebelum matanya melihat Alex yang keluar dari mobil, berjalan ke arahnya sebelum memeluk tubuh gadis itu cukup erat. Sarah terpaku. Ia merasa sesak oleh aroma parfum yang dipakai Alex dan merasakan bagaimana kerasnya d**a pria itu. Oh entahlah, ia merasa pusing hanya karena memikirkan aroma tubuh pria itu yang kini tengah mendekapnya tanpa alasan pasti. "Ke-kenapa kau--" "Sstt, kau terlihat tegang." Sarah mengerjapkan matanya beberapa kali. Tangannya masih tertahan di bawah sana, tidak berani untuk balas memeluk pria itu. Sarah merasa semua pemikirannya tentang Alex yang arogan adalah salah. Pria itu memeluk dia dengan erat dan mengelus punggungnya dengan gaya menenangkan. "Tuan Grissham, Aku-" "Bertingkah lah seperti kita adalah pasangan. Kerumunan orang itu melirik kita berdua," Bisiknya membuat Sarah terlonjak begitu saja. Mata hitamnya beralih menatap ke arah seberang, dimana memang ada sekumpulan orang yang tampak penasaran dengan apa yang mereka— atau lebih tepatnya yang Alex lakukan. "A-apa maksudmu?" "Demi Tuhan, Sarah-" Alex melepas pelukan mereka dan menangkup kedua pipi gadis itu dengan telapak tangannya yang besar,"Tidak bisakah kau bersikap seolah kita pasangan atau apapun itu? Ini adalah langkah yang bagus, sekarang masuk ke dalam mobil," Lanjutnya kemudian. Otak Sarah mencerna baik-baik setiap kata yang terlontar dan seketika menyadari kalau Alex tengah membuat sandiwara,"Oh Tunggu! Aku-" "Masuk! Aku tak terima bantahan lagi," Alex membuka pintu mobil dan mendorong paksa Sarah ke dalamnya sebelum menutup pintu mobil itu. Ia melirik ke arah orang-orang di seberang sana yang berhasil memotret dirinya kemudian membubarkan diri dari sana ketika ketahuan. Pria itu menyeringai sebelum mengitari mobilnya untuk duduk di kursi kemudi. "Bisa kau jelaskan padaku kenapa kau tiba-tiba melakukan ini?" Alex tetap mengeluarkan ekspresi tenang sembari mengendarai mobilnya. "Tuan Grissham?!" "Baiklah Sarah. Aku akan beritahu padamu. Orang-orang tadi adalah si pencari uang," Jawabnya. Dahi Sarah berkerut, maksudnya? "Tak mengerti juga?" Tanya Alex. Pria itu menghela napasnya,"Mereka wartawan yang sedari tadi mengikutiku, Sarah. Berharap kalau akan mendapat berita bagus." Sarah mengatupkan bibirnya. Oh, jadi benar itu cuma sandiwara semata. Sarah harusnya tahu kalau Alex hanya membutuhkan dia untuk memperbaiki citra namanya yang sempat turun. Gadis itu menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dan menundukkan kepalanya, pikirannya tambah kacau karena keputusan nya beberapa saat yang lalu. "Apa, maksudku, apakah aku bisa memutuskan-" "Tidak. Apapun yang akan kau katakan tentang membatalkan janji kita, jawabannya tetap tidak," Potong Alex dengan cepat. Sarah menatapnya dari samping dan mendapati kalau rahang pria itu mengeras seolah akan hancur jika diberi tekanan yang terlalu dalam. Mata biru pudarnya tidak meliriknya ketika berbicara dan itu membuat Alex tampak sangat menggoda. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ketika otaknya mulai berpikiran hal lain. "Aku harus memanggilmu bagaimana? Tuan Grissham atau Alex saja?" Tanya Sarah. "Entahlah, buat dirimu nyaman." Sarah melipat bibirnya, walau bagaimanapun juga ia harus sopan pada Alex,"Baiklah. Tuan Grissham saja, rasanya itu lebih-" "Alex. Kau sedang tidak berbicara dengan kakek buyutku," Potongnya lagi. Sarah menggeram, ia ingin mencakar wajah rupawan pria itu agar berubah seperti beruang dan memasukkannya ke dalam kandang di sss. Sarah tak menyahut setelah itu. Alex sangat suka memotong pembicaraan orang lain dan itu sangat tidak sopan. Sarah membenci tipikal pria seperti dia bahkan untuk berbicara dengan orang saja Alex tidak menunjukkan rasa sopan. "Ngomong-ngomong, aku tinggal di rumah Leah, jadi jangan lupa antar aku," Kata Sarah. Untuk beberapa saat kemudian Alex balas menatapnya. Mata pria itu menyipit dan senyum kecilnya mengembang. Untuk beberapa orang seperti Alex, itu seringai serigala yang bisa membuat gadis sepertinya merinding seketika. "Kita pulang ke apartemen ku." ... Sarah berjalan dengan susah payah saat pergelangan tangannya ditarik paksa untuk masuk ke dalam gedung menjulang sampai ke depan pintu lift. "Astaga! Bisakah kau tidak menarikku seperti anjing? Tentu aku bisa berjalan sendiri!" Cercanya sembari mengelus tangannya yang memerah. Alex menyimpan satu tangannya di dalam saku celana sembari menatap Sarah yang tampak kesal padanya,"Kau lamban, itu alasannya." Pintu lift terbuka ketika Sarah hendak berbicara dan Alex kembali menarik tangannya dengan kuat,"Alex!" Pria itu tidak memedulikan ketika suara Sarah menggema di telinganya, ia ingin segera sampai di dalam apartemen dan memberi Sarah sedikit pembelajaran tentang seks. Mungkin dimulai dengan mereka menonton video dewasa di televisi besar? "Sebenarnya kau ini kenapa?! Aku sudah bilang untuk mengantarku pulang ke tempat Leah dan kau malah-" "Sekarang kita adalah rekan dan dalam hal ini, aku ingin rekanku berada di tempat yang sama denganku. Kau mengerti kan tentang bisnis yang sedang kita kerjakan ini?" Ucap Alex. "f**k you!" "Yes, we're gonna f**k all day and all night, baby." Dentingan lift kembali terdengar dan pintu terbuka otomatis. Alex berjalan lebih dulu dari Sarah yang masih sedikit mematung setelah mendengar ucapan pria itu. Oh tuhan, apakah ia akan memasuki kandang singa saat ini? Sarah berjalan perlahan sebelum pintu lift tertutup dan menyadari kalau hanya ada satu pintu di lorong pendek ini. Alex menekan password yang tertempel di dinding sebelah pintu bewarna silver dengan tulisan Grissham di bagian atasnya. "Ayo masuk, sexy," Titahnya. Sarah mengetatkan rahangnya, ia memang merasa dilecehkan, tapi dia bisa apa? Ini adalah kesalahan bagi Sarah, dia telah salah karena menerima tawaran tak masuk akal dari Alex. Gadis itu berjalan masuk ke dalam apartemen Alex dan mengagumi interior tempat ini yang indah. Sungguh, apartemen tempat dia tinggal bukanlah apa-apa dibanding apartemen milik Alex ini. Apakah begini rasanya jadi kaya? "Apartemen ku memang lumayan kecil, jadi kuharap kau bisa betah disini." Sarah segera menoleh pada Alex yang ikut memandangi seisi apartemen nya. Wajah pria itu sangat sombong, dia melipat tangannya di depan d**a dan itu merupakan hal menakjubkan yang telah Sarah lihat— sejauh ini— mungkin. "Kau bercanda, kan? Apartemen ini bahkan lebih besar 10 kali lipat dibanding tempatku yang dulu." Alex hanya terkekeh lalu menarik tangan Sarah yang satunya, beruntung tarikan itu tidak membuat Sarah meringis sakit. Pria itu membawanya ke sebuah ruangan yang isinya tak kalah bagus dari ruang depan. Itu kamar Alex. "Kita akan tidur disini mulai malam ini," Ucap Alex. Sarah menunjuk dirinya,"Ki-kita?" "Jangan bercanda, sayang. Tentu saja kita," Jawab Alex. Apa perlu dia melempar kembali dokumen perjanjian mereka agar Sarah segera mengerti setiap ucapannya? Oh Tuhan, sepertinya Alex perlu untuk mengajarinya semua hal tentang kenikmatan dunia. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN