CHAPTER 4

1313 Kata
Sarah melepas tangannya ketika ia merasa bahwa acara berjabat tangan itu berlangsung agak lama dan duduk kikuk di tempatnya. Menyisakan tangan Alex yang hampa sebelum pria itu menariknya kembali. Alex merasakannya, getaran itu, ketika kulit mulus gadis di depannya ini bersentuhan dengan telapak tangannya yang kasar. Berbeda dengan wanita-wanita sebelumnya, Sarah sangat polos dan halus. Gadis ini begitu mendambakan cinta— sial, bukan seperti itu. Karakter perempuan seperti Sarah mungkin tidak seburuk yang ia kira, dia kelihatan seperti gadis yang penuh dengan cinta dan tidak bisa disakiti perasaannya. Yap, Sarah adalah gadis yang tulus dan baik. Melalui tatapannya yang seperti itu, Alex tahu bagaimana sifat Sarah yang sesungguhnya. "Baiklah Sarah. Pertama, apa kau berada disini karena sebuah paksaan? Aku yakin Leah tidak memaksamu kan?" Sarah mengangguk,"Tidak, Tuan Grissham. Aku berada disini karena keinginanku sendiri dan aku berniat membantu." Alex menggeleng dan tersenyum aneh. Ia mendekatkan wajahnya ke depan dan menelisik pada mata hitam Sarah yang kebingungan,"Ah, jadi kau tidak tahu ya seperti apa tugasmu?" Sarah menggeleng,"Aku... Disini berniat untuk membicarakan hal itu denganmu, Tuan Grissham." Alex kembali pada posisinya. Well, Sarah bukan gadis yang buruk. Perempuan itu punya tubuh yang bagus walau dia menutupinya dengan sweater panjang dan celana jeans yang terlihat seperti celana biasa. Alex tahu bagaimana cara memperhatikan tubuh wanita dari pakaian mereka. Biar saja penampilan Sarah seperti biarawati yang tertutup, ukuran d**a perempuan itu tetap tak bisa ia sembunyikan. Alex menyerahkan satu dokumen pada Sarah agar wanita itu dapat membaca apa saja tugas dan ketentuan yang ia berikan. Sarah menerimanya dengan hati-hati. Alex memerhatikan perubahan raut wajah Sarah yang tadinya penuh kepolosan menjadi suatu ketakutan dan kebingungan. Dahinya berkerut dalam tanda ia masih tak mengerti atas apapun yang tertulis di dalam sana. Sarah sendiri mulai merasa jantungnya tidak beres. Dokumen itu mengatakan kalau Alex membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benihnya agar berita konyol yang berusaha untuk meredupkan namanya tidak menjadi ancaman. Hal berikutnya yang membuat matanya membulat adanya nominal uang dan semua fasilitas yang akan Alex berikan. Mata hitamnya perlahan bergerak untuk menatap Alex, wajah pria itu tetap tenang seolah terbiasa dengan ketakutan dan ketidakpercayaan perempuan seperti dia. Sarah menaruh kembali dokumen itu ke atas meja dan bingung dengan semuanya. Kenapa Leah tak memberitahukannya? "Jadi... Maksud Tuan adalah, Tuan butuh seseorang yang bisa menjadi tempat untuk menampung bayi Anda?" "Melahirkan bayiku, jika itu kurang jelas di dengar," Balas Alex. "Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti ini adalah sebuah pekerjaan? Bukankah itu menyakitkan untuk di dengar?" Sarah mulai merasakan getaran dari cara ia berbicara. Oh ayolah, ia tidak pernah menyangka kalau Alex bisa berbuat seperti itu. Oh, ia sekarang mengerti kenapa daftar nama-nama itu dicoret dan wanita sebelumnya menangis saat keluar dari ruangan Alex. Ternyata karena lelucon ini. "Sarah, disini kita sama-sama mendapat keuntungan. Jika kau mau dan berhasil melahirkan bayiku, kau juga akan kuberi uang. Bahkan bukan hanya itu, aku akan memberimu apartemen mewah dengan segala fasilitas serta sebuah mobil mahal. Kukira itu setimpal, mengingat bahwa kau memang membutuhkan nya saat ini." Hidung Sarah terasa memerah. Ia tahu, bahwa ia akan segera menangis saat ini dan Alex mungkin akan menertawakan kelemahannya. Namun Sarah kembali berpikir, ia putus kuliah dan ditendang dari apartemennya karena masalah uang. Ia berada di Kanada juga karena ia butuh uang. Sial, uang jutaan dollar yang di tawarkan Alex memang sedikit menjanjikan, tapi membayangkan kalau dia harus tidur selama berhari-hari dengan pria itu sampai ia hamil lalu... Oh, bahkan itu akan menjadi lebih buruk lagi. "Jadi bagaimana? Kau setuju?" Alex bertanya padanya dengan seringainya yang terlihat sangat jelas. Alex memang membutuhkan Sarah untuk melahirkan bayinya, tapi selain itu, ia ingin menuntaskan fantasi liarnya ketika melihat Sarah. Rasa penasarannya untuk mencicipi tubuh gadis itu semakin besar. Sarah menarik napasnya, ia disini untuk uang dan ia sangat membutuhkannya. Sarah menatap mata Alex dan melihat ada kilatan api gairah yang begitu besar dari pria itu sebelum ia memilih untuk mengangguk pelan,"Baiklah. Aku setuju," Jawabnya. Alex tersenyum penuh kemenangan, dia melipat bibirnya sebelum menumpukan tangannya ke atas meja kerja,"Kau yakin dengan jawabanmu Nona Heather? Karena aku tidak menerima penolakan setelah ini." "Aku yakin, Tuan Grissham." "Well, senang berbisnis denganmu. Sekarang aku akan menjelaskan sisanya." Sarah mengerutkan dahinya,"Apa maksudmu? Sisanya?" Alex menautkan jari-jarinya dan bersandar di kursi besar yang ia duduki sambil menatap penuh kejahilan terhadap Sarah,"Iya, hal-hal yang sengaja tidak aku tulis di dalam dokumen itu." Sarah mengetatkan rahangnya. Ini benar-benar tidak baik, apakah pria ini sering memainkan seluruh kesepakatan yang sudah mereka buat? Apa dia begitu licik seperti ini hingga memperdaya gadis sepertinya? Oh tuhan, Sarah tidak pernah bertemu pria gila dengan segala obsesinya untuk memiliki anak atau bahkan memanfaatkan bayinya sendiri sebagai tameng. "Dan apa itu, Tuan Grissham? Kurasa kau harus mengatakannya padaku." Alex tersenyum puas. Dia ingin sekali menertawakan cara Sarah berbicara, kucing manis yang mencoba untuk menjadi macan. Oh betapa ia suka dengan sifat lugu perempuan semacam Sarah. "Tentu, Nona Heather. Aku baru saja ingin mengatakan kesepakatan sebenarnya padamu." Alex berdiri, berjalan ke arah meja yang di atasnya terdapat sebuah mesin kopi yang tidak akan pernah Sarah dapatkan di dalam apartemennya. Pria itu memasukkan bubuk kopi yang ia ambil dari wadah khusus dan membiarkan alat itu bekerja dengan sendirinya. "Berapa umurmu Sarah? Aku lupa," Tanya Alex ketika kedua tangannya masih sibuk memasukkan air ke dalam alat itu. Sarah memainkan jarinya, apakah ini sebuah tes atau apa? "Dua puluh satu, Tuan Grissham. Aku-" "Seharusnya kau berkuliah, apa yang menghentikan mu?" Alex membawa teko berisi kopi yang sudah selesai ia buat juga membawa dua gelas kecil lainnya. Ia memberi isyarat kepada Sarah untuk duduk di atas sofa hitam agar memudahkan mereka berbicara. Sarah duduk dengan tenang sambil melirik Alex yang juga mengambil tempat disampingnya. Pria itu menaruh gelas dan mengisinya dengan kopi yang ia bawa. "Kenapa kau tidak lanjut kuliah?" Sarah menahan napasnya. Aroma parfum yang menguar dari tubuh pria itu mulai melingkupi hidungnya dan tentu saja wanginya sangat seksi. Apa yang dimaksud Sarah adalah parfum itu begitu cocok di tubuh tegap Alex. "Aku... Berhenti karena tidak punya uang untuk membayar." "Menyedihkan untuk di dengar," Alex menyeruput kopi yang ia pegang dan menatap Sarah dengan matanya yang berkilat. "Sarah, apa kau perawan?" "Tuan Grissham. Kurasa itu bukan pertanyaan yang bisa-" "Tentu saja bisa, Sarah. Aku tidak ingin anakku lahir dari rahim wanita murahan." Air mata mengalir di pipi Sarah. Ia merasa direndahkan, diinjak dan dihina. Harga dirinya dibeli begitu mudah oleh pria b******k di depannya ini. Sarah sedikit menyesali keputusannya, apa sebegitu rendah dia di hadapan pria seperti Alex hingga menerima begitu saja ucapan kotor yang keluar dari bibir merah pria itu? Sialan, Sarah tidak akan pernah bisa melawan Alex. Dia miskin dan tidak memiliki apapun untuk ia pergunakan selain tubuhnya, mungkin. "Baiklah, Tuan Grissham. Sebaiknya langsung katakan padaku, hal apa lagi yang harus aku terima?" Alex tertawa. Ia menaruh gelasnya ke atas meja lalu memilih untuk mengelus pipi Sarah yang begitu lembut seperti kapas dengan punggung tangannya yang terlihat begitu besar ketika dihadapkan dengan wajah Sarah,"Pertama, jika dalam waktu tiga bulan kau tidak berhasil hamil, maka perjanjian kita batal dan aku tidak akan memberikan apapun padamu. Kedua-" Alex memainkan jarinya di atas bibir Sarah yang merekah dan berhenti untuk memuja betapa seksi bibir perempuan itu. "Aku ingin anak laki-laki, bukan perempuan." Sarah menjauhkan wajahnya segera. Ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Alex padanya. Bagaimana bisa ia tahu apakah ia akan melahirkan bayi perempuan atau laki-laki? Itu rahasia Tuhan dan mereka tidak bisa memilih. "Kupikir kau butuh anak hanya untuk menghapus rumor konyol itu, Grissham?! Ini tidak sesuai dengan-" "Kau tidak bisa mundur Sarah," Alex menatapnya tajam. Sorotan matanya begitu mengintimidasi dan membuat Sarah yakin kalau pria itu memang penguasa. Sarah menelan ludahnya, ini kesalahan. Bukan... Ini lebih terlihat seperti petaka untuknya. "Ya, memang aku butuh seorang anak untuk menghapus berita konyol tentang diriku itu, tapi disamping itu aku juga butuh penerus, bukan?" Kali ini Sarah benar-benar ingin membunuh seseorang. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN