CHAPTER 6

1170 Kata
Sarah menelan salivanya,"Apa harus secepat ini?" Alex hanya mengangguk kemudian meninggalkan Sarah sendirian di dalam kamar. Pria itu berjalan ke ruang tamu lalu duduk, mengecek kembali ponselnya dan mendapati ada beberapa panggilan tidak terjawab dari ibunya. Alex menghela napas, apa yang akan ibunya pikirkan setelah mendengar berita ini? "Alex." Pria itu menoleh, Sarah keluar dari kamar dan mendekatinya, wajah gadis itu terlihat begitu kacau seakan beban dunia berada di pundaknya saat ini. "Kenapa?" Tanyanya. "A-apa aku boleh pulang ke Florida untuk sementara waktu? Kau tahu, aku masih punya Grandma," Pintanya. Alex hanya menatap Sarah yang sangat mengharapkan persetujuannya. Mungkin Sarah juga ingin sedikit waktu untuk merenungkan kembali keputusan yang sudah ia ambil. "Memangnya nenekmu kenapa?" "Dia sendirian, Alex. Grandma Allison membutuhkan aku untuk ada di dekatnya," Jawab Sarah. Alex menggeleng,"Tidak, berikan saja alamat rumah nenekmu dan aku akan memerintahkan anak buahku untuk membawanya ke Kanada," Putusnya. Sarah merasa lemah, dia hanya mampu mengangguk dan menggumam. Setidaknya Alex sepakat untuk membawa neneknya kemari. Pria itu berdiri seketika, menyimpan kembali ponselnya dan mendekati Sarah sebelum memeluk gadis itu dengan erat,"Demi apapun, Sarah. Kau begitu wangi," Bisiknya Sarah merinding, dia berusaha melepas dirinya sendiri dari pelukan Alex tapi pria itu makin erat mendekapnya,"A-Alex." Ia tersentak saat jemari Alex berjalan menyusuri bokongnya kemudian meremasnya dengan cara yang bisa membuat Sarah melayang saat ini juga,"Sebentar lagi semuanya akan menjadi milikku," Bisiknya lagi. "Ja-jangan seperti ini Alex. Aku-" "Kenapa Sarah? Kau takut padaku?" Tanyanya. Sarah terlihat salah tingkah ketika Alex menatapnya tajam seolah mencari jawaban sendiri atas pertanyaannya. Demi apapun, mereka baru saling mengenal beberapa jam bahkan belum ada satu hari tapi cara Alex memandangnya seolah mereka sudah mengenal puluhan tahun. "Aku hanya— kau tahu— kita tidak mengenal satu sama lain." Alex menganggukkan kepalanya seolah mengerti dan dia pun mengelus pipi Sarah yang halus,"Maka dari itu harus ada chemistry di antara kita," Sarah mendelik, ia terlihat bingung dengan kata-kata Alex. "Maksudmu cinta?" Alex hanya terkekeh pelan,"Tidak sayangku. Tidak akan pernah ada cinta, maksudku adalah gairah." ... Malam datang begitu cepat setelah perkataan Alex tadi siang. Pria itu belum kembali sejak tadi, dia hanya berpesan kalau akan pulang jika urusannya selesai dan Sarah dapat melakukan apapun yang ia suka di dalam apartemen ini selagi menunggu. Ia meringis, apakah ia hanya menunggu pria itu untuk seks? Menuntaskan bisnis mereka segera dan pergi kembali ke tempat asalnya untuk hidup normal? Oh Tuhan, bahkan ini lebih sulit daripada menunggu kelulusannya saat masa sekolah dulu. Pilihan Sarah sangat berat dan sedikit merugikannya. Ia jadi tidak yakin jika harus rela menukar bayinya dengan semua uang yang diberikan Alex. Sarah memijat kepalanya yang pusing, ia menghela napas lalu beranjak ke walk in closet untuk mencari pakaian santai. Alex bilang ia bisa memilih pakaian apapun di dalam sana. Mata hitamnya bergerak menyusuri banyaknya potongan gaun serba mini yang tergantung rapi di sana. Sarah menggigit bibirnya, ragu untuk menarik salah satu dari gaun yang tergantung itu. Apakah ia harus mengabari Leah hari ini? Ia berbalik untuk kembali ke dalam kamar. Sarah mencari ponsel di dalam tas kecilnya. Ia mengerutkan dahinya, Leah menelponnya belasan kali dan mengirim pesan. Sial, ia benar-benar tidak menyentuh ponselnya sedari tadi karena sibuk mengagumi interior apartemen ini dan mencari-cari sesuatu. Sarah memiringkan kepalanya sedikit ketika menyadari sesuatu,"Kenapa Alex menyimpan pakaian perempuan?" Kakinya melangkah kembali ke dalam walk in closet dan menatap kumpulan gaun serta pakaian dalam dari sana. Ini mengejutkan. "Sarah!" Gadis itu terlonjak dan segera memegangi dadanya yang berdegup. Ia menoleh kesal ke belakang saat melihat Alex berdiri sambil melipat tangannya di depan d**a. "Tidak bisakah kau bertindak seperti manusia? Jangan muncul tanpa permisi," Makinya. Alex menaikkan satu alisnya,"Harusnya aku yang mengucapkan itu, girl. Apa kau tahu apa yang ada dalam pikiranku saat melihat perempuan rambut panjang dengan jubah mandi putih itu?!" Balasnya tak kalah kesal. "Ke-kenapa? Aku seperti hantu?" "Hell! Kau jauh lebih menakutkan dari hantu dan lain kali jangan berdiri konyol seperti itu," Jawabnya sedikit kesal. Sarah menundukkan wajahnya, ia hanya terlalu bingung. "Sudahlah, kenakan apapun yang ada di dalam sana dan segera ke meja makan. Aku sudah membeli makanan," Titahnya sebelum menarik diri dari sana. Sialan, ia bisa lepas kendali jika seperti ini. Setelah beberapa menit, Sarah pun keluar dari kamar dan menuju meja makan. Alex memang sudah disana dan ia menatapnya penuh sinar,"My god, darling. I could see everything behind that f*****g dress." Sarah mengikuti pandangan Alex pada tubuhnya. Menurutnya ini sudah lebih dari pantas walau agak menerawang. "Hanya ini menurutku yang paling baik." "Terserahlah Sarah. Sekarang bawa bokongmu kemari dan nikmati makan malam ini." Sarah hanya mengangguk dan mendudukkan dirinya di seberang Alex lalu makan dengan tenang. Beberapa lama setelah makan malam dan membersihkan semua peralatan makan, Sarah memilih untuk duduk di atas ranjang dan memainkan ponselnya. Dia mengabari Leah kalau malam ini ia akan menginap di hotel dan akan menemuinya besok pagi. Alex ada di kamar mandi, tengah membersihkan diri. Sarah menghela napasnya sebelum mematikan ponselnya. Ia menerawang ke langit kamar yang sedikit memiliki motif seperti awan-awan, menenangkan ketika dilihat. Pikirannya melayang jauh ke masa-masa dimana dia berpikir kalau dunia akan berada dalam genggamannya. Sarah berjanji pada neneknya kalau dia akan pulang dengan uang yang banyak dan menjadi kaya. Merubah status mereka yang kerap menjadi bahan pembicaraan para tetangga. Ia terkesiap ketika mendengar suara pintu yang dibuka, mata hitamnya bergerak untuk menatap siluet tubuh pria dengan balutan handuk di sekitar pinggangnya serta rambutnya yang basah. Jantung Sarah berdegup kencang, ia tidak mengetahui kalau Alex punya sejumlah tato di dadanya yang kekar juga di lengan kanannya. Pria itu terlihat sangat liar. "Sarah, tenang saja. Kau akan merasakan kulitku di tubuhmu," Gadis itu tersentak mendengar suara itu. Cepat-cepat ia mengalihkan matanya dan bersikap seperti tidak tahu apapun. Alex hanya menyeringai sebelum masuk ke walk in closet untuk mencari pakaian. Setelah selesai, ia segera mendekati ranjang— atau lebih tepatnya mendekati Sarah di ujung sana. Gadis itu menelan ludahnya dan bergerak ke belakang, berusaha menjauh dari tubuh Alex yang terlihat kelaparan,"A-Alex, aku rasa aku harus ke kamar mandi," Ucapnya. Alex menggeleng, ia menarik pinggang Sarah hingga menempel pada tubuhnya dan mencium aroma gadis itu,"Kau wangi. Jangan meragukan pesonamu, Sarah. Kau sempurna." Wajah pria itu mendekat pada lehernya sebelum menciumnya dengan disertai gigitan halus. Sarah bergerak tak nyaman, ia mendorong pria itu agar menjauh darinya dan ia punya kesempatan untuk melarikan diri. Alex menahan tangan Sarah. Dia menarik tubuh gadis itu hingga ia terlentang dan Alex menindih tubuhnya,"Kau tak akan pernah pergi dari ranjang ini hingga aku sendiri yang membuatmu pergi, Sarah. Jangan pernah menolak sentuhan yang kuberikan hingga urusan kita selesai," Titahnya. Seolah dihipnotis oleh sepasang mata biru pudar di hadapannya ini, Sarah mengangguk beberapa kali. Bibirnya terbuka, hendak mengeluarkan kata-kata tapi tak sempat karena Alex lebih dulu menciumnya rakus dan menghisap apa saja yang bisa ia gapai di dalam sana. Decakan bibir mereka terdengar begitu menyesakkan d**a, Sarah bersumpah, apapun yang dilakukan Alex pada bibirnya sekarang ini adalah suatu gambaran kenikmatan tiada tara. Alex menarik wajahnya, menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa sambil menatap Sarah yang juga terengah-engah di bawahnya. "Sweet, just like strawberry." TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN