CHAPTER 7

1265 Kata
Ciuman-ciuman itu terus berlanjut hingga Sarah bisa merasakan kalau bibirnya sedikit membengkak. Ia mulai terlena oleh ciuman Alex yang memabukkan, pria itu tak jarang membelai wajahnya dengan satu jari kemudian mencecap rongga mulutnya tanpa henti, membuat Sarah bingung untuk mengendalikan dirinya. Pria itu menarik wajahnya, ia menatap Sarah yang lemas dengan dadanya yang naik turun karena oksigen yang mulai habis dari paru-parunya. Seringai kecil terbit di sudut bibir Alex, ia mengusap permukaan bibir Sarah dan menatap penuh minat pada wanita pemilik netra gelap itu. "Apa menurutmu aku adalah guru yang baik untukmu Sarah? Maksudku, bagaimana perasaanmu dengan ciuman tadi?" Tanyanya. Sarah gelagapan, ia mencoba untuk melepas diri dari Alex dengan mendorong pundak pria itu tapi Alex menyergap tangannya hingga Sarah sepenuhnya terkurung di bawah tubuh kekar pria itu. "Alex." "Hmm? Kau ingin lagi?" Sarah menggigit bibir bawahnya, demi apapun yang ada di dunia ini, wajah Alex begitu tampan bahkan melebihi semua ekspektasi dalam kepalanya. Bayangan pangeran-pangeran dari negeri dongeng yang sering ia dengar tampak lebih rendah dibanding Alex yang punya ketampanan seperti dewa dalam cerita. Sarah tahu tentang seks, setidaknya ia pernah melihat adegan disebuah film yang mempertontonkan bagaimana seorang pria dan wanita melakukan kontak fisik. Oh, tuhan! "Alex..." Pria itu mendekatkan bibirnya lagi, kali ini mengecup kening Sarah dan terus berjalan hingga menyentuh rahang wanita itu sebelum memberinya gigitan kecil hingga Sarah mengerang. "Katakan apa yang kau inginkan Sarah?" Salah satu tangan Alex menyusuri bagian atas tubuh Sarah, mencoba mencari gundukan besar yang sedari tadi bersembunyi dibalik kain tipis yang membaluti sekujur tubuh Sarah. Ia meremasnya pelan sambil matanya merekam dalam ingatan bagaimana perubahan wajah Sarah yang tampak menikmati apa yang ia lakukan. Sarah ingin mendesah. Benar-benar, ini pertama kalinya ada seseorang yang berani menyentuh daerah sensitif dari dirinya bahkan memberi remasan kecil. Sarah merasa gila oleh sentuhan ini. Ucapan dan tatapan Alex serasa menghipnotis dirinya hingga ia benar-benar terlena oleh permainan pria itu. "A-aku ingin kau," Jawabnya pelan. "Gadis pintar. Tentu saja kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan nanti, tapi aku harus memeriksa dirimu dulu," Balasnya. Sarah menahan napasnya, perlahan wajah Alex hilang dari hadapannya karena pria itu kembali mencium rahangnya lalu turun ke lehernya sebelum satu tangannya dengan mudah mengangkat gaun tidur Sarah hingga d**a Sarah yang hanya ditutupi bra terlihat olehnya. "Just like what I'm thinking," Gumamnya. Alex melepas kaitan bra yang berada di depan d**a dan meraih salah satu dari d**a gadis itu untuk ia kecup. Sarah semakin dilanda gairah yang pekat. Ia mengerang setiap kali lidah Alex menyentuh ujung payudaranya seperti sebuah sengatan listrik. Sarah membusungkan dadanya sembari memejam nikmat.  Alex menghisap dan menjilati setiap inchi kulit p******a Sarah yang halus dan bersih. Bahkan dia bisa melihat urat-urat hijau di pinggirnya. Setelah puas berlama-lama, Alex akhirnya melepas bibirnya dari puncak p******a Sarah. Dia menaikkan pandangannya pada Sarah dan mengetahui kalau wajah gadis itu sudah sangat memerah bahkan terlihat seperti jalang yang minta kepuasan. "Kau terasa seperti surga, tapi kita tak akan melakukannya malam ini." Alex segera bangkit, membuat Sarah terheran-heran dengan gerakan pria itu. Sarah merasa emosinya kian membumbung, ia merasa seperti jalang pada umumnya— ya ia akui— tapi seharusnya Alex tak lakukan hal seperti itu. Sarah menarik selimut secepat yang ia bisa, ditatapnya Alex yang berjalan mendekati kaca besar sambil membenahi pakaiannya,"Tidak bisakah kau... Lupakan saja," Wajahnya menunduk lesu. Sarah tak jadi melanjutkan kata-katanya karena entah kenapa hatinya terasa berat untuk mengatakan kalau dia ingin urusannya dengan Alex dihentikan saat ini juga. Alex menatap Sarah melalui pantulan cermin dan mendekatkan telunjuknya di depan cermin itu, tepat pada pantulan wajah Sarah,"Aku tidak terbiasa melakukan seks dengan perempuan seperti mu. Maksudku, wajahmu-" Alex memutar tubuhnya, "-Kau terlihat menyedihkan, tapi maafkan aku, untuk kesepakatan yang sudah kau setujui hari ini, aku tak akan pernah membatalkannya lagi. Kuharap aku bisa melihat ekspresi lain darimu besok," Lanjutnya. Pria itu menyugar rambutnya ke belakang lalu memilih untuk keluar kamar. Oh, setidaknya ia sudah tahu kalau Sarah benar-benar sempurna. ... Pagi itu Sarah mendengar ada beberapa keributan diluar kamar. Ia tidak tahu, semalam Alex tidak lagi kembali ke kamarnya dan entah kemana pria itu pergi. Gadis itu menyibak selimutnya dan berjalan perlahan ke pintu. Ia menempelkan telinganya dan mendengar ada suara perempuan yang samar-samar disana. Dahi Sarah berkerut, ia tidak pernah tahu kalau ada perempuan lain yang juga tinggal di tempat ini. Oh, ia akhirnya mengerti kenapa ada pakaian wanita di lemari Alex. Sialan. Dia menghela napasnya, Sarah menjauh dari pintu untuk segera membersihkan diri di kamar mandi. Hari ini dia akan menemui Leah dan meminta sedikit bantuan darinya. Namun beberapa langkah setelah dia menjauhi pintu kamar, pintu itu terbuka cukup keras hingga membuatnya terlonjak. Sarah memutar tubuhnya, tapi ia langsung jatuh terjerembab ke atas lantai akibat tamparan yang keras. Gadis itu merasa bingung dalam beberapa detik sebelum dia menyadari kalau dirinya baru saja ditampar kuat. Sarah mendongak, mata hitamnya bertemu dengan netra biru yang melebar menatapnya. Wajah wanita itu diliputi amarah bahkan ia bisa melihat ada sepercik api seperti membara di dalam irisnya. Belum sempat Sarah beranjak, ia menerima pukulan lagi. Kali ini wanita itu berani untuk menarik rambutnya dengan kuat hingga kulit kepala Sarah terasa seperti terbakar. "Dasar jalang! p*****r sialan! Mati saja kau!" Makinya sembari melukai tubuh Sarah seperti kesetanan. Sarah meringis kesakitan, ia berusaha melawan tapi perempuan ini cukup liar dalam percobaan untuk membunuh seseorang. Beruntunglah aksi heboh itu tidak berlangsung selamanya karena Alex datang dengan cepat. Dia meraih kedua tangan gadis bar-bar tadi lalu mendorongnya jauh dari Sarah. Alex berjongkok, dia menatap wajah Sarah dan memastikan tidak ada luka serius. "Jadi karena ini, Alex?! Kau mencampakkan ku karena p*****r sialan ini? b******n b******k! Aku benar-benar akan membunuh jalang itu jika dia-" "Hentikan Calyria! Kau tidak berhak ikut campur semua urusanku dan seharusnya kau malu pada dirimu sendiri Cal, kau berselingkuh bahkan kau sudah menyerahkan tubuhmu pada si sialan itu. Jangan salahkan aku Cal, adalah sebuah kesalahan jika aku tetap memilih untuk menikahi wanita yang sudah jadi bekas pria lain," Potongnya. Itu merupakan pukulan telak bagi Calyria. Wanita dengan rambut pirang pucat itu terdiam karena merasa dipermalukan di depan Sarah yang masih terdiam dalam posisinya. Alex berdiri dan menuntun Sarah untuk duduk di pinggir ranjang,"Sekarang aku minta kau pergi dan jangan pernah mencoba untuk menyentuh Sarah atau aku bersumpah untuk mematahkan kedua tanganmu," Ancamnya. Calyria menelan ludahnya, ia tahu Alex bukan tipikal pria yang sering bermain-main, jadi untuk saat ini dia lebih memilih mundur dan menjauhi Alex seperti yang dikatakan oleh pria itu. Setelah memastikan Calyria pergi dari apartemennya, Alex kembali mendekati Sarah yang terdiam. Ia menghela napas dan menatap tanpa minat raut penuh kesedihan di dalam mata gadis itu. "Dengar Sarah, jika kau bertemu dengan Calyria dimana pun itu, segera hubungi aku. Aku akan mencoba sebisa mungkin untuk melindungimu dari Calyria." Sarah memalingkan wajahnya ke samping,"Apa karena aku sebuah proyek?" "Apa?" Mata hitamnya menatap tajam pada Alex,"Ini adalah sebuah kesalahan Alex. Aku terlalu dibutakan oleh uang dan semuanya hingga hidupku penuh dengan masalah. Maksudku, aku memang butuh uang untuk membiayai semuanya, tapi apakah ini pantas untuk aku lakukan pula? Lalu… apakah sepadan rasanya jika aku menukar anakku dengan uang?" Sarah menggigit bibir bawahnya. Oh kenapa ia jadi terbelit-belit seperti ini. Tadinya dia hanya ingin bilang kalau ia butuh waktu untuk sendiri dan merenungkan semua serta merencanakan apapun yang akan terjadi di masa depan. Alex menggeleng,"Tidak. Ini bukan kesalahan dan lagipula tidak ada pihak yang akan dirugikan, jadi kau tak perlu takut. Sarah, kau cukup melahirkan bayi laki-laki untukku dan semuanya selesai sudah. Aku akan menanggung biaya hidupmu seperti yang aku janjikan," Sesudahnya Alex pun memilih untuk berlalu. "Aku punya kesepakatan lain." TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN