Jarum jam sudah hampir menunjuk ke angka delapan. Bersamaan dengan itu, satu per satu tamu undangan berpamitan kepada masing-masing mempelai beserta keluarganya. Alana sudah merasakan pegal di sekitar bibirnya karena terlalu lama tersenyum. Gadis itu sudah tidak tahan lagi berada di sana lebih lama. Semua teman-teman Alana dan Bagas sudah pulang beberapa menit lalu, membuat si pemilik acara semakin tidak betah berada di sana. "Acaranya sudah selesai. Ibu, aku ingin pulang," rengek Alana pada ibunya. "Tunggu Bagas. Dia sedang berbicara dengan ayahnya." "Soal apa?" "Apartemen." Kedua mata Alana berkedip dua kali. "Apartemen?" "Hm, aku dan keluarga Bagas sudah berdiskusi tentang ini. Kau dan Bagas akan tinggal di apartemen." "A-apa? Kenapa aku tidak tinggal bersama Ibu?" Alana menari