Bab 27. (Kepribadian Ganda Malaikat Hitam)

1128 Kata
Terus terdiam, tak ada yang berani berkata sedikit pun, di antara mereka. Hingga akhirnya Malaikat Hitam pun berkata. Melenyapkan keheningan di antara mereka bertujuh. "Apakah kalian tak bosan. Setiap bertemu selalu begini?" tanya Malaikat Hitam, dengan menoleh ke arah Malaikat Cokelat, Malaikat Putih, lalu Malaikat Merah. Mereka bertiga terdiam. Seakan seorang murid yang sedang diceramahi oleh gurunya. Karena kesalahan yang mereka perbuat. "Merah, jika kau berani melakukan apa yang kau katakan itu. Tanpa perintahku, maka kau akan ku bunuh! Kau apa belum mengerti, apa itu namanya seni membunuh?" tutur Malaikat Hitam, dengan nada yang s***s terhadap Malaikat Merah. Yang membuat Malaikat Merah terkena serangan mental. "Maafkan aku," ucap Malaikat Merah dengan suara sedikit bergetar, lalu tersenyum kecut. "Kalian saling bunuh pun. Aku tak peduli. Tapi aku tak ingin kalian ribut di hadapanku!" omel Malaikat Hitam dengan tegasnya terhadap anak buahnya. "Sudahlah Pimpinan, kau itu jangan marah-marah saja. Kau itu sudah tua, jaga tekanan darahmu," ucap Malaikat Biru dengan santainya, seolah tak takut dengan Pimpinannya. Malaikat Hitam lalu menatap Malaikat Biru yang ada di sampingnya dengan sadisnya. Yang membuat Malaikat Biru bergetar, takut perkataannya menyinggung Malaikat Hitam. Yang membuat dirinya celaka. "Celaka, dia sedang tak bisa diajak bercanda," ucap Malaikat Biru di dalam hatinya. Menduga Malaikat Hitam akan murka terhadap dirinya. Akan tetapi Pimpinan dari 7 Malaikat Kematian itu. Malah tertawa dengan begitu kerasnya. Seakan amarahnya yang begitu bergejolak mendadak menghilang begitu saja dirinya. Yang membuat para anak buahnya bingung bukan kepalang. Emosinya bisa mendadak berubah seratus persen. Yang membuat anak buahnya yakin, jika Pimpinan mereka memiliki kepribadian ganda. "Apa benar dia memiliki kepribadian ganda?" tanya Malaikat Cokelat di dalam hatinya, sembari melirik ke arah Malaikat Hitam yang ada di samping. Yang masih terus tertawa dengan begitu kerasnya. "Kau benar Biru. Kalau aku marah-marah terus, maka aku akan cepat tua," kata Malaikat Hitam, seusai menghentikan tawanya. "Sekarang apa yang ingin kau bicarakan, dengan mengajak kami berkumpul di tempat ini?" tanya Malaikat Kuning kali ini. Yang langsung dijawab oleh Malaikat Hitam. "Aku hanya ingin memberitahu. Jika di antara mereka bersepuluh ada seorang penyusup dari pihak berwajib," beber Malaikat Hitam. Yang membuat semuanya terkejut bukan main. Mendengar penjelasan dari Pimpinan mereka. "Penyusup?" kata Malaikat Kuning. "Bagaimana bisa, ada seorang penyusup di antara mereka?" ujar Malaikat Kuning. "Jangan-jangan penyusup itu, anak muda yang bernama Noval," sosor Malaikat Merah. Yang langsung disambut oleh Malaikat Putih. "Tak mungkin dia. Aku mengenalnya baik. Dia hanyalah mahasiswa yang cerdas," kata Malaikat Putih seakan membela Noval. "Darimana kau yakin tentang hal itu?" tanya Malaikat Merah dengan penuh selidiknya. "Aku ini penyusup di antara mereka. Jadi aku tahu, siapa saja mereka," jawab Malaikat Putih. "Jika begitu, kau pastinya tahu siapa penyusup itu?" Malaikat Merah pun mulai memancing perdebatan dengan Malaikat Putih. Hingga Malaikat Cokelat pun,ikut bicara. Demi menghentikan perdebatan di antara mereka berdua. "Sudahlah, kalian jangan ribut lagi. Biar Pimpinan memberitahu siapa penyusup itu," kata Malaikat Cokelat kepada kedua rekannya. Hingga membuat mereka berdua terdiam kembali. Manusia bertopeng tengkorak cokelat itu. Lalu berbicara kepada Pimpinan dari 7 Malaikat Kematian. "Pimpinan beritahu kami, siapa penyusup itu?" tanya Malaikat Cokelat kepada Malaikat Hitam, langsung saja the to poin. "Aku pun belum tahu pasti. Kabar yang kudengar, hanya memberitahuku. Jika di antara mereka ada penyusup," papar Malaikat Hitam. "Pimpinan, kau itu mendapat infomasi darimana?" tanya Malaikat Cokelat dengan penuh selidik. "Kau tak perlu tahu akan hal itu," balasnya dengan enteng. "Kalau begitu, informasi yang kau dapat belum tentu valid. Bagaimana kami mempercayaimu, sumber informasi pun. Kami tak perlu tahu," ucap Malaikat Cokelat, lalu tersenyum sinis. "Jangan dibahas lagi. Aku hanya ingin kalian mencari penyusup itu. Terutama kau, Putih. Carilah penyusup itu," pinta Malaikat Hitam. "Baiklah, kalau kau tak ingin memberitahu kami," kata Malaikat Cokelat, memendam rasa kecewanya itu. "Sekarang pergilah, kecuali Merah," perintah Malaikat Cokelat kepada anak buahnya. Mendengar perkataan dari pimpinan mereka. 5 anggota dari 7 Malaikat Kematian pun melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Untuk turun melalui jalan rahasia, yang hanya diketahui oleh mereka saja. Seusai mengetahui mereka berlima sudah benar-benar meninggalkan puncak Bukit Hitam. Malaikat Hitam pun mulai berbicara kepada Malaikat Merah, yang merupakan wakilnya di dalam kelompok itu. "Merah, apa kau memiliki filing dengan semua ini?" tanya Malaikat Hitam, yang membuat Malaikat Merah kebingungan. Karena beberapa waktu lalu. Pimpinannya itu meremehkan filing nya. Yang di masa lalu, membongkar pembelotan Malaikat Putih yang sudah mati. "Bukannya kau meremehkan filing ku?" tanya Malaikat Merah, sambil menggeser posisinya, hingga kini posisinya berada di mana Malaikat Biru berada. Malaikat Hitam terdiam sejenak, bermain dengan pikirannya sendiri. "Apa yang kau bicarakan dengan Merah, Lemah?" kata Malaikat Hitam seakan sedang berbicara dengan dirinya sendiri. Yang ia sebut dengan Lemah. Pimpinan dari 7 Malaikat Kematian, tetap terdiam. Seakan sedang berbicara dengan kepribadian lainnya di dalam dirinya. Yang membuat Malaikat Merah gerah bukan main. Dirinya dianggap diabaikan oleh pimpinannya. Hingga dirinya pun berbicara kembali, dengan menatap Malaikat Hitam dari samping. "Pimpinan, cepat jawab pertanyaan ku!" seru Malaikat Hitam, diselubungi oleh kekesalannya terhadap pendiri 7 Malaikat Kematian itu. Yang langsung membuat Malaikat Hitam tersentak, mau tak mau harus keluar dari lamunannya. "Aku lupa, apa aku pernah meremehkan filing mu?" sahut Malaikat Hitam dengan polosnya. Karena dirinya benar-benar tak tahu, arah perkataan dari tangan kanannya itu. "Kemarin malam di jembatan gantung kayu. Aku pernah mengatakan tentang filing ku," ketus Malaikat Merah terhadap Malaikat Hitam. "Oh itu, aku lupa," jawab Malaikat Hitam dengan entengnya. Yang membuat Malaikat Merah benar-benar kesal dibuatnya. Dengan sikap Malaikat Hitam, yang seakan memiliki kepribadian ganda saja. "Kau ini seperti orang yang memiliki kepribadian ganda saja. Kadang begini-kadang begitu. Aku ini benar-benar bingung terhadap dirimu, Pimpinan," kata Malaikat Merah, lalu menghembuskan napasnya. Seakan seseorang yang sudah mencapai batas kesabarannya terhadap pimpinan dari 7 Malaikat Kematian. Melihat anak buahnya bersikap seperti itu. Malaikat Hitam pun tertawa dengan begitu kerasnya. "Kenapa kau tertawa?" tanya Malaikat Merah dengan penuh selidik. Yang membuat Malaikat Hitam langsung menghentikan tawanya. "Aku merasa lucu saja, mendengar perkataan mu itu," jawab Malaikat Hitam dengan nada dingin. "Memang kenapa?" tanya Malaikat Merah. "Bukannya sejak awal, kau sudah bersamaku. Seharusnya kau tahu, aku itu seperti apa?" ujar Malaikat Hitam. Yang membuat Malaikat Merah pusing. Dengan perkataan bertele-tele dari Pimpinannya itu. "Sudah, jangan berputar-putar. Langsung the to poin saja. Apa yang ingin kau katakan kepadaku," tegas Malaikat Merah. "Baiklah, aku akan jujur kepadamu. Aku ini memiliki kepribadian ganda," jelas Malaikat Hitam. Yang entah benar atau tidaknya pernyataannya itu. "Pantas saja. Kau kadang begini, kadang begitu," ujar Malaikat Merah, lalu menghembuskan napasnya kuat-kuat. Seakan ingin mengeluarkan seluruh kekesalannya yang ia pendam sejak dari tadi kepada Malaikat Hitam "Lalu kau senang yang mana? Yang ini, atau yang itu?" tanya Malaikat Hitam, kepada tangan kanannya. "Tentu saja yang ini," timpal Malaikat Merah, lalu tertawa dengan penuh kebahagiannya yang diikuti oleh Malaikat Hitam. Tawa mereka berdua pun menggema di tempat itu. Bersama angin yang bertiup ke arah tubuh fana mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN