Sementara itu di dalam bukit di Pulau Hitam. Malaikat Merah dan Malaikat Hitam, tampak masih terjebak di dalam lorong yang menuju ke arah ruang kontrol di dalam bukit itu. Lorong setinggi 3 meteran itu, dipenuhi oleh puing-puing setinggi 1 meteran. Yang merupakan efek domino dari ledakan bom waktu yang dilakukan oleh Malaikat cokelat, beberapa waktu yang lalu.
Di ruang utama, yang berada di lantai dasar Bukit Hitam. Mereka berdua tampak terus menyingkirkan puing-puing itu, dengan kedua tangan mereka. Dengan bersusah payah.
Terus menyingkirkan puing-puing itu, dengan penuh kekesalannya. Hingga akhirnya, puing-puing itu dapat mereka singkirkan, sedikit demi sedikit. Yang mereka buang ke arah belakang mereka, dengan susah payah dan segala usaha keras mereka berdua. Hingga mereka berdua pun tiba di lorong, yang terbebas dari puing-puing efek dari ledakan bom waktu itu.
Sebenarnya mereka berdua kesal dan enggan untuk melakukan hal itu. Tetapi mereka berdua sadar, jika mereka tak menyingkirkan puing-puing itu dari jalan mereka. Maka mereka akan terjebak di tempat itu untuk selamanya. Bahkan mereka pun dapat mati, karena kelamaan dan kehabisan energi tanpa adanya pasokan makanan. Bagi tubuh mereka berdua.
"s**l! aku tidak pernah menyangka. Ledakan itu, bisa berefek separah ini. Dasar Cokelat k*****t!" ucap Malaikat Hitam, sambil berjalan dan melangkahkan kakinya. Secara perlahan, dikarenakan ia kelelahan dengan aktifitas yang ia lakukan bersama Malaikat Merah.
"Untungnya kita cepat melarikan diri," ujar Malaikat Merah. Berjalan di samping Malaikat Hitam.
"Jika tidak, kita berdua pasti sudah mati terkubur hidup-hidup di lantai dasar bukit ini," timpal Malaikat Hitam, sambil menghentikan langkahkan kakinya, dengan napas yang memburu.
Walaupun dengan susah payah. Akhirnya mereka berdua tiba di ruangan kontrol di bukit itu. Terlihat di ruangan itu terdapat 7 layar televisi sebesar 14 inci, yang terhubung dengan CCTV yang tersebar di 7 penjuru.
Tampak 3 televisi kosong tak menayangkan gambar apa pun. Akibat dari ledakan bom waktu itu. Yang telah membuat CCTV, yang terhubung menjadi rusak parah. Yang tak mungkin dapat diperbaiki sama sekali.
"Sudah dapat dipastikan 20% dari bukit ini sudah runtuh dan rusak," jelas Malaikat Hitam, dengan penuh kegeramannya.
"Sudahlah Pimpinan, jangan dirisaukan akan hal itu. Kita masih memiliki 4 pintu masuk ke luar dan masuk dari dalam bukit ini. Sekarang lebih baik kita minum, kapsul penambah stamina. Agar diri kita bisa cepat pulih," kata Malaikat Merah kepada Malaikat Hitam.
Malaikat Merah, lalu membuka kulkas yang ada di ruangan itu. Untuk mengambil air mineral dalam botol dan botol berisi 20 kapsul hitam. Yang ia pegang di kiri dan kanan tangannya.
Ia pun lalu meletakan botol berisi air mineral dingin di atas kulkas yang telah tertutup kembali. Dan lalu membuka tutup botol air mineral itu, dengan tangan kirinya. Lantas membuang tutupnya ke lantai. Setelah itu ia pun membuka penutup botol kapsul hitam itu ke lantai. Lalu mengeluarkan 10 butir kapsul hitam dari dalam botol bergambar tengkorak.
Sesudah 10 kapsul hitam itu ada di tangan kirinya. Malaikat Merah lalu menggunakan tangan kanannya untuk menarik topeng tengkorak merah yang ia gunakan hingga sebatas ujung hidungnya, agar ia lebih leluasa untuk menelan kapsul hitam itu.
Setelah mulutnya terbebas dari topeng tengkorak merah itu. Ia pun lalu memasukan 10 kapsul hitam itu, ke dalam mulutnya. Menelannya, dengan bantuan air mineral dingin dalam botol itu.
Seusai menelan kapsul hitam itu. Malaikat Merah pun merasakan tubuhnya sangat segar kembali, bahkan ia merasakan tubuhnya jauh lebih segar dari biasanya. Dengan menelan 10 kapsul hitam itu sekaligus.
"Sekarang giliran mu, Pimpinan. Untuk menelan kapsul hitam ini," ujar Malaikat Merah. Sembari menghampiri Malaikat Hitam. Dengan membawa air dingin dalam botol , dan botol berisi kapsul hitam itu dengan kedua tangannya.
Malaikat Merah pun lalu menghentikan langkahnya saat tiba di depan Malaikat Hitam. Dan ia lalu menyodorkan botol berisi kapsul hitam itu, kepada Malaikat Hitam.
"Apakah kau sudah gila? Menelan 10 kapsul hitam itu sekaligus. Apakah kau tidak tahu efeknya nanti?" tanya Malaikat Hitam. Belum mengambil botol kapsul hitam itu. Dari kedua tangan Malaikat Hitam.
"Aku tidak gila, Pimpinan. Dan aku tahu efeknya. Setiap menelan satu kapsul hitam itu, maka kita tidak akan merasakan rasa lapar, haus dan mengantuk sehari semalam. Jadi dengan menelan 10 kapsul hitam itu sekaligus, maka 10 hari-10 malam, aku tidak akan merasakan lapar, haus dan mengantuk," timpal Malaikat Merah, dengan tenangnya. Seakan tak takut sama sekali dengan efek buruk dari kapsul hitam itu.
"Yang aku tanyakan itu, efek negatifnya?" tanya Malaikat Hitam memperjelas pertanyaannya itu.
"Paling efek negatif dari kapsul hitam ini. Adalah, kita akan menjadi gila membunuh .... Dan aku suka akan hal itu. Bukannya kau juga suka akan hal itu, membunuh korban kita ...?" jawab Malaikat Merah, lalu menyeringai.
Mendengar ucapan dari Malaikat Merah. Malaikat Hitam pun tampak terpengaruh. Malaikat Hitam lalu mengambil botol kapsul hitam itu. Dari tangan Malaikat Merah.
"Kau benar juga, akulah yang meramu kapsul itu. Saatnya kini aku menggunakan kapsul hitam ini. Karena ini sudah darurat. Keadaan sudah tidak dapat kita kendalikan secara normal," ucapnya, sambil mengeluarkan 10 kapsul hitam yang tersisa, yang ia tampung di tangan kirinya itu.
Malaikat Hitam lalu menarik topeng tengkorak hitam yang ia kenakan, dengan tangan kanannya, hingga ujung hidungnya itu. Dan tanpa mempertimbangkan banyak hal lagi. Ia pun lalu menelan kapsul hitam itu. Lalu meminum air dingin di dalam botol, yang langsung dituangkan ke dalam mulut Malaikat Hitam. Oleh Malaikat Merah.
Saat Kapsul hitam itu telah ia telan. Malaikat Hitam pun merasakan tubuhnya menjadi luar biasa bertenaga nya.
"Aku tidak menyangka, kapsul hitam ini sangat luar biasa efeknya ...," ucap Malaikat Hitam. Dengan senyum bahagia, karena tubuhnya merasakan sangat berenergi sekali. Setelah menelan 10 kapsul berwarna hitam itu sekaligus.
"Kau itu bagaimana Pimpinan ...? Ramuan sendiri tidak pernah kau coba. Hanya menjadikan anak buah mu, sebagai kelinci percobaan saja...," ujar Malaikat Merah. Seakan menyindir Malaikat Hitam.
"Tentu saja, mereka harus menjadi kelinci percobaan ku, terlebih dahulu. Sebelum aku menelan kapsul hitam itu."
"Kau itu, benar-benar Pimpinan yang licik ...," kata Malaikat Merah, seraya menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Aku itu bukannya licik, tapi cerdik," sahut Malaikat Hitam, dengan penuh percaya dirinya.
"Apa pun itu perkataannya, bagiku itu artinya sama saja," timpal Malaikat Merah lalu tertawa. Yang diikuti oleh tawa Malaikat Hitam.
Mereka berdua pun terus tertawa selama beberapa menit. Hingga Malaikat Hitam pun, menghentikan tawanya dan lalu berbicara kembali.
"Sebaiknya, sekarang kita ke puncak bukit ini, untuk mengawasi keadaan di luar sana," ajak Malaikat Hitam, lalu menarik kembali topeng tengkorak hitamnya. Ke bawah wajahnya. Hingga seluruh wajahnya pun tertutup kembali oleh topeng tengkorak hitam itu. Dan Hal itu pun dilakukan oleh Malaikat Merah.
"Ingin melalui jalan pintas, atau melewati lorong-lorong berliku, untuk menuju puncak bukit ini?" tanya Malaikat Merah, kepada Malaikat Hitam.
"Walaupun ini tidak efesien, dan hanya membuang waktu saja. Tapi entah kenapa, aku saat ini ingin melewati lorong-lorong berliku untuk menuju puncak bukit ini," timpal Malaikat Hitam, dengan mantapnya.
Mereka berdua lalu melangkahkan kakinya, keluar dari dalam ruangan itu. Lalu menyelusuri lorong-lorong berliku yang ada di dalam Bukit Hitam. Yang akan mengantarkan dirinya ke arah puncak Bukit Hitam. Langkah Malaikat Hitam yang lebih cepat dari biasanya. Akibat dari efek kapsul hitam penambah stamina itu. Ternyata mampu diimbangi oleh langkah kaki Malaikat Merah, yang berjalan di samping dirinya.