Bab 60. (Akulah Penyusup Itu!)

1087 Kata
Api yang disulut oleh Malaikat Biru. Terlihat dengan cepatnya menyebar ke segala arah pondok kayu itu. Hingga dalam waktu yang relatif singkat. Kobaran api itu telah mengurung pondok kayu itu. Hingga membuat penghuni di dalamnya menjadi sangat panik. Karena tak menyangka, jika pondok kayu itu akan dibakar oleh 7 Malaikat Kematian. Tanpa mereka sempat sadari. Yang parahnya, mereka telah terjebak dan terkurung di dalam pondok kayu itu. Mereka sudah tak dapat keluar kemana-mana. Kecuali adanya sebuah keajaiban. Ingin keluar, api sudah mengurung mereka dari segala arah. Hingga membuat mereka nyaris putus asa. Nekat keluar, sudah dipastikan mereka akan terbakar hidup-hidup. Tak ada kesempatan hidup bagi mereka. Jika memaksakan diri, menerobos api yang sudah mengurung pondok kayu itu. Dilema dan putus asa pun mulai menyelimuti mereka semua. "Sepertinya kita tidak dapat keluar dari dalam pondok ini. Kita sudah terkurung di dalam kobaran api!" ucap Andro dengan penuh kepanikannya. Melihat api yang sudah menjalar ke segala arah. Dengan panas yang mulai terasa pada tubuh mereka. "DAN KITA PUN AKAN MATI TERBAKAR HIDUP-HIDUP!" ucap Tomy tak kalah paniknya. Dengan wajah penuh kegeramannya. Dengan kejadian yang sedang mereka alami. "s**l! Kita sudah benar-benar terjebak oleh mereka," kata Tino dengan penuh amarahnya. Menghadapi kenyataan seperti itu. "Sepertinya kita akan tamat di sini," ujar Aryo, yang biasanya paling tenang. Sekarang ikut menjadi panik. Semua pun menjadi panik termasuk Noval walaupun hanya diam saja. Hingga keheningan pun tercipta di antara mereka, yang seolah telah pasrah dengan kematian mereka di tempat itu. Akan tetapi tiba-tiba saja Andi pun berbicara dengan nada datar. Memecahkan keheningan di antara mereka. "Kalau kalian percaya dengan diriku dan ingin selamat dari pondok kayu ini, ikutilah aku," ujar Andi dingin, sambil melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa. Karena ia takut dengan kobaran api yang sedang membakar pondok kayu itu. Akan membakar mereka hidup-hidup. Dengan bayangan yang sangat mengerikan di benak mereka masing-masing. Semuanya pun begitu terkejut mendengar perkataan dari Andi. Tak menyangka Andi bisa berkata seperti itu. Spekulasi pun berkecamuk liar di benak mereka masing-masing. Yang meruncing pada keyakinan mereka, jika Andi adalah penyusup dari 7 Malaikat Kematian. Tetapi bagi mereka sudah tak ada pilihan lainnya. Kecuali mengikuti keinginan Andi. "Jangan-jangan Andi, penyusup itu?" tanya Noval mulai berspekulasi di dalam hatinya. "Sudah kuduga," kata Aryo di dalam hatinya. Tanpa ingin mengungkapkannya kepada siapa pun. Padahal sejak awal, ia sudah mencium. Ada yang berbeda dengan Andi, bila dibandingkan dengan pemenang kuis lainnya. Walaupun mereka tak mengerti dengan arti dari ucapan Andi secara jelas. Tetapi mereka pun mengikuti Andi yang berjalan tergesa-gesa kali ini. Karena berkejaran dengan kobaran api yang semakin menggila. Membakar pondok kayu itu dengan ganasnya. Mereka sudah yakin jika Andi adalah penyusup yang dimaksud oleh SMS yang mereka terima dari Malaikat Hitam. Akan tetapi mereka tak ada yang ingin mengungkapkannya sama sekali. Seakan mereka segan dengan Andi. Di dalam keadaan yang sedang genting seperti ini. Mereka lalu tiba di depan pintu gudang, yang ada di kamar itu. Yang tak pernah mereka masuki selama ini. Karena pintu gudang itu terkunci rapat. Terlihat Andi lalu mengambil kunci, yang ia taruh di bawah karpet di depan pintu gudang itu. Andi pun lalu membuka pintu gudang itu, dan lalu masuk ke gudang itu, yang diikuti oleh yang lainnya. Gudang itu merupakan tempat Malaikat Putih berganti baju selama ini. Yang tentu saja tak diketahui oleh siapa pun. Karena tak ada yang pernah masuk ke dalam gudang yang selalu terkunci itu. Melihat ulah Andi itu, Mereka pun semakin yakin. Jika Andi memiliki hubungan dengan 7 Malaikat Kematian. Dan mereka yakin, Andi adalah penyusup dari 7 Malaikat Kematian. Tetapi walaupun mereka telah menyakini akan hal itu. Mereka tetap tak berani, lebih tepatnya tak enak hati. Menanyakannya kepada Andi. Di saat mereka menghadapi hal genting saat ini. Terlihat Andi lalu menghentikan langkahnya, saat tiba di depan sebuah papan yang seakan menyatu dengan lantai gudang itu. Lalu ia pun berjongkok, tampak kedua tangannya, lalu menarik pegangan papan yang berada di pojok ruangan itu. Saat papan itu terbuka. Terlihatlah sebuah lubang dengan diameter 1 meter×1 meter. Dengan kedalaman 2 meteran. Yang mampu memuat 2 orang sekaligus. Jika dipaksakan. Di dalam lubang itu. Tampak ada sebuah lorong, yang semakin menurun ke dalam. Jika semakin dalam ketinggiannya dari permukaan tanah. Mereka semua heran, dengan pengetahuan Andi tentang jalan rahasia di dalam tanah itu. Dan semakin menyakini, jika Andi adalah penyusup dari 7 Malaikat Kematian. Hingga Noval pun berani menanyakan akan hal itu kepada Andi. Walaupun sebenarnya ia tak enak hati. Namun dirinya tak ingin hanya berspekulasi saja. Ia ingin jawaban langsung dari Andi saat itu juga. "Ndi, jangan-jangan kau itu-" ucapan Noval itu pun terpotong oleh ucapan Andi. "Ya, akulah penyusup itu ...," sahut Andi dengan tegas dan penuh kejujurannya. Tak ingin menyembunyikan indentitas dirinya lagi. Jika ia adalah penyusup dari 7 Malaikat Kematian. Tampak raut keterkejutan di antara mereka semua. Walaupun mereka semua telah menduganya, sejak dari tadi. Akan tetapi pengakuan Andi benar-benar membuat mereka sangat terkejut. Tak mengira sama sekali. Jika selama ini, Andi adalah penyusup dari 7 Malaikat Kematian. Bagi mereka penyusupan Andi sangatlah sempurna sekali. Siapa sangka, Andi yang bagi mereka sangat baik hati. Ternyata Malaikat Putih, penyusup dari 7 Malaikat Kematian. "Sekarang terserah pada kalian, ingin mengikuti aku masuk ke dalam jalan rahasia ini, untuk mempercayai diriku. Atau kalian tetap di sini. Pilihan itu, ada pada diri kalian masing-masing," tutur Andi alias Malaikat Putih tanpa beban sama sekali. Setelah mengatakan akan hal itu. Andi pun lalu melompat ke dalam lubang itu. Lalu memasuki lorong yang semakin jauh, semakin dalam. Tanpa keraguan sama sekali. Dan mempedulikan hal apa pun lagi. "Aku memilih untuk mempercayainya," ucap Noval dengan penuh keyakinannya, lalu melompat ke dalam lubang itu, tanpa keraguan sama sekali. "Kalau Noval mempercayainya, aku pun akan mempercayainya," sambung Andro, lalu masuk ke dalam lubang itu menyusul Noval. Seolah dirinya tak ingin berpisah sama sekali dengan Noval. Seakan Noval itu pasangan hidupnya. "Sepertinya, kita tidak memiliki alasan untuk tidak mempercayainya," ujar Aryo, lalu melompat ke dalam lubang itu, dengan elegannya. "Ya, Andi itu orang baik dan jujur. Jika tidak, kita saat ini sudah mati," kata Toni, lalu melompat diikuti oleh Tomy. Tanpa adanya sebuah keraguan sama sekali pada diri mereka. Setelah mereka semua masuk ke dalam lubang itu. Dan menapaki lorong-lorong sempit, yang hanya menyisakan 2 jengkal di kiri-kanan tubuh mereka itu. Api pun menyambar ruangan itu. Dan membumi hanguskan total pondok kayu itu, tanpa tersisa sedikit pun. Hingga hancur lebur menjadi arang dan abu. Tanpa Malaikat Biru ketahui, jika para pemenang kuis itu dapat menyelamatkan diri. Berkat kehadiran Andi di antara mereka, yang merupakan penyusup dari 7 Malaikat Kematian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN