CHAPTER 31 Kendall Bolong tertawa kejam. Dengan gemetaran, Brendon berkata, “Sa-saya mohon, jangan nambah.” Napasnya terengah. “Kalian aja udah cukup bikin idup saya berantakan, saya ....” Pria dewasa itu terisak. “Saya mau cepet-cepet bebas!” Air mata menjatuhi pelupuk matanya. Kendall Bolong mendengkus, kemudian memutar bola matanya. Walau kemudian, ia tersenyum lebar. Ia menghampiri gadis berwajah seram dengan senyuman lebar dan mata merah itu, memegang bahunya hingga wujudnya serupa manusia, wanita yang lumayan cantik. Pun, ia berbisik ke telinganya. “Panggil temen-temen kamu, deh!” Dalam sekejap setelah tertawa, ia mengangguk dan menghilang. “Udah, dia udah gak ada!” Brendon yang gemetaran bisa mer