Aku menangis dalam salat zuhurku. Aku mengurung diriku di kamar bersama anakku yang juga menangis. Kak Erlan mengetuk pintu kamar berulang. Namun, aku seolah tuli tak mau membukanya. Kutumpahkan semua kegalauan hatiku di sajadah panjang. Aku marah dan tak suka pada sikap suamiku yang sangat cuek. Aku juga termakan cemburuku karena merasa tak adil. Coba kalau aku yang berbuat seperti ini, seberapa besar murkanya padaku? Baby A menangis hingga berguling-guling di lantai kamar. Dia minta keluar kamar dan bertemu dengan papanya. Aku tak peduli dan masih saja menangis sendiri. Aku menangis sedih dan kasihan melihat anakku. Tapi aku sangat ingin menghukum Kak Erlan. Aku benci dengan sikapnya. Kami memang sering berantem selama menikah, tapi ini adalah pertengkara