Adrian menatap Susan dengan pandangan tak percaya. Mulutnya menganga, bingung hendak tertawa atau marah. Namun, dia menahan diri agar Susan tak merasa malu. "Jadi, inikah masalahmu? Kau menolak ke klinik karena tidak punya uang?" Susan mengangguk dengan canggung. Dia tak berani menatap wajah Adrian yang masih terperangah menatapnya. "Sue, mengapa kau tak mengatakan padaku masalahmu? Kita mungkin sudah bercerai, tetapi mereka tetaplah anak-anakku!" Adrian berbisik pelan agar Alan tak bangun. Susan semakin menunduk. Dia malu mengakui bahwa dia tak bisa menafkahi anak-anaknya dengan layak. "Ini hanya awal-awal saja. Aku yakin, ke depan aku akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan bergaji lebih tinggi. Lagi pula, aku hanya tidak bisa membayar premi asuransi untuk kami bertiga saja. Se