9. Kenangan Pahit

1563 Kata

"Ya, ayo balik dulu. Hujannya makin deras." Masih memegang payung besar dengan tangan kanan, Alisha kembali mengguncang pundak Arya yang masih bersimpuh layu di sebelah pusara Magika. Perempuan manis itu sudah selesai mengirimkan lantunan doa untuk sang buah hati, namun ternyata tak demikian dengan Arya. Ayah kandung dari Magika itu sepertinya lupa waktu akibat guncangan telak yang menghujam jantungnya. Senyumnya yang tadi pagi masih secerah mentari mendadak jungkir balik menjadi jerit tangis tertahan begitu dirinya dihantam kenyataan. "Sebentar," jawab Arya terdengar sengau dan tak berdaya. Perlahan Alisha mendekat dengan gerakan tak ketara. Melihat kondisi Arya yang terpuruk, sedikit banyak ia bisa maklum Alisha kembali duduk di bangku kecil di sebelah Arya sambil mengeratkan genggama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN