Naira menatap semburat jingga cahaya senja. Seharian penuh dirinya menghabiskan waktu hanya di dalam kamar. Bukankah hari ini keputusannya? Bagaimana dengan nasibku selanjutnya? Mengapa Tuan Giordan tak mengatakan apapun? Naira mondar mandir di kamarnya sendiri. Kakinya masih terasa nyeri meski luka-lukanya sudah mengering. Kristin memintanya tetap di kamar hingga Giordan datang menemuinya, tetapi ini sudah hampir malam. Sampai kapan Naira harus menunggu? Dengan langkah setengah gontai Naira nekat keluar dari kamarnya. Ketika pintu terbuka, Naira melihat jelas sekelebat sosok hitam yang berlari untuk bersembunyi di tiang besar kastil. "H-Hai! Kau-- keluarlah. Jangan bersembunyi." Naira berusaha bersikap biasa pada Aslan. Walau bagaimanapun Naira sangat berterimakasih karena Aslan s