Tidak Tahu Tempat

1420 Kata

“Secapek itu?” Aku merasakan usapan lembut di kepalaku. Saat ini mobil sedang berhenti di lampu merah. Aku menoleh ke arah Ganda, menjawab pertanyaannya dengan anggukan. Ya, aku memilih pulang bersama Ganda dan menolak ajakan Pak Damar. Aku hanya ingin meyakinkannya bahwa ucapanku malam itu tidak main-main. “Setelah ini, istirahat, ya.” Jujur, aku tidak tahu bahwa Ganda akan menjemputku. Terakhir kali kami bertukar pesan, aku memang memberitahunya saat sedang dalam perjalanan kembali ke kantor. Ternyata setelah itu, dia meminta aku menunggunya karena dia akan menjemputku. Namun, pesan itu tidak terbaca olehku. Aku mengingat jelas raut wajah kecewa Pak Damar, meskipun dia mencoba tersenyum untuk menyembunyikannya. “Jingga.” “Iya, Kak—ehem A’, maaf, gimana?” “Setelah ini, langsun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN