Hampir Saja

1394 Kata

“Mimpi tadi terasa nyata, Ga, kamu memilih dia. Itu tidak benar ‘kan? Iya, itu hanya mimpi.” Pak Damar menjawab sendiri pertanyaannya kemudian memelukku begitu erat. Dia? Siapa? “Jingga.” Aku menoleh menatap matanya yang masih tampak sendu. Tidak, Jingga, tidak. Sepertinya hati dan pikiranku sedang cek-cok. Belum lagi tubuhku yang kian berkhianat mengikuti gerak tubuh Pak Damar yang mendekatiku seperti dua kutub magnet yang sedang tarik menarik. Bahkan, saat ini dahi dan hidung kami saling bertautan. Tok, tok, tok! Sontak aku berdiri dan bergerak tanpa arah, mencari tempat untuk bersembunyi. Pak Damar pun memandangku heran. “Jingga.” “I—iya, itu, Pak—” Pak Damar tersenyum lebar nyaris terkekeh, kemudian meraih tanganku. “Jingga, It’s ok,” ujarnya menenangkanku dan meminta aku ke

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN