Dua Puluh Satu

933 Kata

Trinity makan rujak yang kubelikan dengan lahap. Dari kemarin dia tidak nafsu makan nasi, tapi potongan buah yang diiris tipis dan kuah dari entah apa beserta bumbu - bumbu cabainya malah lahap dimakan. "Habis ini makan sesuatu yang berat ya." Kuelus rambutnya pelan. "Ini aja berat, Mas. Vitaminnya dapat semua kok, kan buah." Jawab istriku yang bandel ini. "Orang kita itu, kalau belum makan nasi, gak bisa disebut makan." Bujukku lagi. "Jangan ikutan mindset begitu, gak bagus. Yang penting karbohidrat, protein dan segala macam vitamin tercukupi." Dia masih bersikeras. "Terserah saja, tapi kalau Dedek bayinya kenapa - kenapa, kamu aku hukum ya." Trinity mengerling nakal. "Hukumnya yang enak ya, Pa." "Mana ada hukuman enak." "Ada. Hukumnya, dipenjara aja dalam hati kamu selamanya." Bi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN