Aku menjemput Igor, Rio dan Said di Bandara Ngurah Rai. Dengan antusias mereka bertiga merangkulku. "Merit juga lo sama si hidung perosotan! Wanjaayy, gue kira bakalan sama Sekar." Cerocos Rio saat mengetahui pernikahanku dengan Trinity. Aku menepuk bahunya. "Jangan bahas Sekar di depan istri gue, ngerti?!" Rio dan Said melakukan gerakan hormat, "siap, Komandan!" Igor terkekeh melihat tingkah mereka. Aku juga bertanya tentang kedua anak Igor yang sekarang sedang menimba ilmu di pesantren, katanya. "Istri, sendiri dong?" Godaku, Igor mengangguk. "Kalau gue udah punya tempat tinggal sendiri, gue boyong kesini. Sekarang tahunya kan sama curut dua ini." "Sementara tinggal sama gue dulu, nanti kita cari tempat." "Gak enak ganggu pengantin baru." Bisik Rio usil. Kutinju lengannya yang m