Delapan Belas

1017 Kata

Trinity memintaku menemaninya belanja. Tirto juga memberikan mobil untuk kugunakan selama di Jakarta. Dua minggu lagi kami akan bertolak ke Denpasar, tempat di mana pekerjaan menungguku. Dan kehidupan baru, menunggu kami. Tentu saja, Trinity sedang proses berbicara dengan keluarganya mengenai pernikahan kami. "Aku ke toilet sebentar ya, kamu ke mobil aja duluan." "Biar aku yang bawa belanjaannya." Tawarku. "Gak apa - apa kok, itu aja yang berat. Dah sana, papa telepon nih." Trinity menyuruhku untuk pergi lebih dulu. "Jangan lama - lama." Kuelus kepalanya, dia mengangguk sambil mengangkat panggilan ayahnya. Dua puluh menit menunggunya, Trinity belum juga muncul. Sementara ponselku tidak mendapat sinyal di bawah sini. Aku turun dan kembali ke pintu masuk mall. Kulihat istriku berdir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN