Rio memberikanku selembar foto. Itu adalah salah satu foto yang diinginkan salah satu sponsor, yang diminta Tirto, untuk memperkenalkanku sebagai atlet. "Gue masih gak habis pikir, kenapa harus ada perempuannya." Aku berbicara pada Rio, dia mengangkat bahu dengan wajah tidak peduli. Kepalaku mendadak gatal. Bingung menjelaskan pada wanita hamil yang mungkin sekarang sedang bereksperimen dengan semua menu makanan kesukaanku. Firasatku mengatakan, Trinity tidak akan suka foto itu. "Ini gak bisa diganti? Foto lagi deh." Tawarku. Rio menggeleng kecil. "Brian suka banget foto itu. Tirto juga. Udahlah, cuma foto." "Posenya, Yo." "Gue yang jelasin ke Trinity." "Jelasin apaan, Yo?" Suara Trinity mengagetkan kami berdua. Foto yang kupegang terjatuh, pandangan Trinity beralih dari wajahku