9

938 Kata
Kirana melirik meja milik Festi. Meja itu masih kosong, mungkin Festi, sekertaris Gerald itu masih istirahat makan siang. Gerald sudah berdiri diambang pintu ruangannya dan menatap Kirana dengan lekat. "Ayo masuk! Cepat!" titah Gerald pada Kirana. Kirana bergegas masuk dan menatap meja kerja Gerald yang dipenuhi dengan banyak makanan. Kedua mata Kirana mengerjap pelan. Ia tak pernah melihat makanan sebanyak itu dan semuanya sangat enak. Makanan yang sama sekali belum pernah Kirana cicipi dan hanya bisa melihat dari gaambar atau televisi saja. "Cepat makan. Pilih semua makanan yang kamu ingin makan," titah Gerald yang langsung duduk di belakang meja sambil mengambil satu kotak makanan yang kemudian dibuka lalu disantap dengan nikmat. Gerald menatap Kirana yang terlihat kebingungan lalu duduk di kursi tepat diseberang Gerald. "Ayo makan. Waktu kita gak banyak Kirana. Setelah ini kita harus rapat di luar Kantor, dan kamu harus ikut saya!" titah Gerald pada Kirana. Kirana mengangguk pasrah. Kedua mata Kirana menatap beberapa makanan yang sangat ingin ia cicipi sejak lama. Apalagi kalau bukan nasi kebuli spesial. Aromanya sungguh sangat menggugah selera makan Kirana. Baru juga akan menyuap makanan ke dalam mulut. Gerald sudah angkat bicara lagi setelah meneguk air mineral dari botol kaca. "Satu hal lagi. Kamu tidak boleh berinteraksi dengan lelaki lain kecuali dengan ijin saya! Saya tidak mau, kamu tersentuh oleh lelaki lain dan membuat saya berpikir dua kali mengakui benih yang tak sengaja saya titipkan untuk kamu. Saya akan menjaga kamu selama satu bulan ini sampai kamu mendapatkan hasil, kamu hamil atau tidak! Paham!" ucap Gerald dengan tegas dan penuh penekanan. "Pa -paham, Pak," jawab Kirana begitu kaget. Wajah tampan Gerald seolah meluap dan hanya terlihat kegarangannya saja. Tatapannya begitu tajam agar Kirana menuruti semua perintahnya dengan baik. Tidak ada yang disengaja untuk dibantah. Apalagi Kirana berniat memberontak permintaan Gerald. "Kalau sudah selesai makan. Kita harus segera pergi dari sini," titah Gerald dengan nada suara yang begitu tinggi. Kirana mengagguk lagi dengan pasrah. Ia melanjutkan makan siangnya yang tertunda. Rasa nasi kebuli yang enak berubah. Nafsu Kirana untuk makan sudah menghilang. Gerald terlalu banyak sekali aturan main. Kirana tak bisa lagi lari dari jeratan kontrak Gerald selama satu bulan ini. Lagi pula, kalau Kirana tidak menuruti keinginan Gerald. Jika, ia benar -benar hamil, maka siapa yang akan bertanggung jawab. Siang ini, Festi dan Emilia sudah membuat janji untuk bertemu. Emilia pergi begitu saja dari tempat kerjanya karena ingin membahas karyawan baru yang dibawa Gerald dan dijadikan asisten pribadinya. "Kamu yakin? Dia tidak masuk melalui HRD?" tanya Emilia mulai menyelidik. "Masa aku mau berbohong sama Onty? Gak mungkin kan? Aku jujur Onty," ucap Festi dengan nada manja. "Aneh aja, Fes. Kirangnya kamu itu apa? Kamu sudah sempurna buat Gerald sebagai sekertaris. Apa yang gak kamu bisa? Semua bisa kamu lakukan, bukan? Seperti apa sih wajahnyaa? Apa mungkin mantan kekasih Gerald dulu?" tanya Emilia mulai penasaran. "Kayaknya sih bukan. Dia masih muda tapi kampungan sekali," ucap Festi dengan nada mengejek. "Oh ya? Jadi aku gak perlu khawatir dong?" tanya Emilia merasa tak perlu cemas dengan karyawan baru Gerald itu. "Onty tetap pemenangnya. Dia jauh dibawah Onty," jelas Festi dengan penilaiannya sendiri. Emilia dan Festi pun langsung menuju Kantor setelah selesai makan siang. Emilia sengaja ingin memberi kejutan pada Gerald. Walaupun tadi pagi, ia sudah bilang akan datang. Tapi, namanya juga Gerald, ia selalu lupa dengan janji dan tak jarang mengabaikan jadwal yang sudah direncanakan. Brak! Pintu ruangan kerja Gerald dibuka dengan lebar oleh Emilia, sang istri. Suara keras itu cukup mengagetkan Gerald dan Kirana yang sedang serius menikmati makan siang. "Emilia? Ada apa kamu kesini?" tanya Gerald dengan tatapan lekat pada sang istri. "Kenapa? Kayak orang kaget? Kamu kayak ke gap lagi selingkuh, Gerald sayang," ucap Emilia bernada nyinyir melirik ke arah Kirana. Ternyata benar kata Festi, Kirana tidak ada apa -apanya dibandingkan dirinya yang begitu sempurna dan mempesona. Cara berpakaiannya saja sangat udik. Apalagi dandannya yang sangat tipis dan tak memberikan efek glowing sama sekali. Benar -benar bocah kampungan. "Aku gak kaget. Ini gak biasanya, Em," ucap Gerald yang kemudian menurunkan nada suaranya yang sejak tadi meninggi. Tatapan Gerald pada Emilia sangat datar dan tak ada cinta disinar matanya. Emilia langsung menraih Gerald dan duduk dipangkuan Gerald samabil menatap Kirana dengan tajam. "Siapa nama kamu, bocah kecil?" tanya Emilia dengan suara merdu yang masih terdengar angkuh. "Ki -kirana," jawab Kirana pelan. "Oh ... Kirana. Namanya bagus, tapi sayang orangnya gak bagus," jawab Emilia mengejek. "Em ... Niat kamu apa sih? Kesini itu untuk apa? Kalau cuma menjelek -jelekkan Kirana, lebih baik kamu pulang dan istirahat," titah Gerald mulai kesal. "Eits ... Kamu bela dia? Kamu ambil dia dari mana sih? Sampai kamu bisa menjamu dia dengan sebaik ini, Ge? Makanan banyak dan melimpah," ucap Emilia begitu iri. Selama bertahun -tahun menikah dengan Gerald, Emilia tidak pernah dijamu sedemikian rupa. Ini cukup aneh dan harus diselidiki maksud dan tujuannya. "Kamu ini terlalu picik, Em. Dia hanya karyawan biasa," ucap Geraldsambil menggelengkan kepalanya tak suka dengan sikap Emilia. "Karyawan biasa? Kenapa bisa ada di ruangan kamu? Kenapa harus makan siang disini? Memang dia tak mampu beli makan siang? Kenapa modelan begini bisa jadi asisten pribadi kamu?" tanya Emilia dengan nada semakin meninggi. "His ... Aku lagi malaas berdebat sama kamu, Em," ucap Gerald sedikit membentak. Gerald sedikit mendorong tubuh Emilia agar beranjak dari pangkuannya. "Ayo Kirana. Kita harus pergi sekarang," titah Gerald pada gadis yang ada di depannya. Kirana mengangguk pasrah dan membawa tas slempangnya lalu berjalan ke arah luar ruangan itu. "Gerald! Kamu mau kemana! Akan aku laporkan pada Kakek!" ancam Emilia begitu kesal. Kirana terus mengekor pada Gerald. Entah pekerjaan apalagi setelah ini yang diberikan padanya. Gerald adalah direktur yang penuh misteri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN