Hari itu, Zea kembali melakukan pengujian terhadap sampel penelitian utamanya yaitu dua media berisi mikroorganisme campuran terhadap ramuan yang ia racik. Walau dia belum menemukan titik kadar yang pas, tetapi cukup bagi Zea mengujinya hanya untuk melihat sifat resistensi dan kepekaannya saja.
Sejak pagi sampai menjelang sore, Zea terus fokus pada pengujiannya. Namun, dia tetap tidak melupakan jam istirahat untuk menambah energi di tubuhnya.
Tadinya Zea sudah melepas lelah walau pengujiannya masih menunjukkan kegagalan, tetapi seakan terus dihujani rasa lelah, dia menjadi murka ketika mendapat kabar tidak sedap bahwa Badan Kesehatan Dunia mengirim sebuah surat penting untuk Labotarium di tim mereka.
Surat itu berisi pernyataan tentang berita mengenai penelitian yang masih dilanjutkan oleh Zea. Tentu saja tim mereka terkejut dan menjadi murka.
Sebelum melakukan persiapan sebelum kembali dari laboratorium, mereka menyempatkan diri untuk berkumpul dan mendiskusikan sebentar surat penting itu.
Salah satu dari mereka, Hugo mengatakan bahwa berita ini tidak mungkin terdengar di telinga Badan Kesehatan Dunia jika bukan ada seorang yang sengaja membocorkannya. Dan orang utama yang membocorkannya pasti adalah salah satu dari tim mereka.
Mereka syok mendengar pengakuan Hugo. Yah, apa yang dikatakan oleh Hugo memang sangat benar sekali.
Sebab tidak mungkin berita ini sampai terdengar di telinga luar jika tidak ada informan yang menyampaikannya. Hugo hendak menimpali, tapi Axton langsung menyela cepat.
Axton mengatakan jika tidak mungkin salah satu dari mereka berkhianat. Namun, semua orang mengerti tatapan Axton mengarah pada dr. Atlas Blakeley yang baru beberapa bulan menjadi tim mereka.
Tentu saja dr. Atlas paham dengan tatapan Axton. Dia langsung mengatakan sumpah bahwa dia sama sekali tidak pernah membocorkan rahasia tim mereka kepada siapapun.
Saat itu, Rega membela dr. Atlas dengan alasan bahwa dr. Atlas juga memiliki banyak hasil penelitian di laboratorium ini sejak menjadi tim mereka. Jadi, sangat mustahil jika dr. Atlas melakukan itu dan mengancam penelitiannya sendiri.
Hugo menatap tajam Axton. Dia tidak membela dr. Atlas, tetapi sikap Axton sedikit membuat Hugo menaruh curiga.
Tanpa berbasa-basi, Hugo mengatakan jika kemungkinan pengkhianat dari laboratorium mereka adalah orang yang paling rentan diam dan selalu menyetujui semua hal yang terjadi di laboratorium ini tanpa memberi kritikan dan saran. Pernyataan Hugo langsung direspon oleh dr. Viona.
Walaupun dr. Viona belum tahu pasti siapa pengkhianat diantara mereka, atau memang pengkhianat itu benar-benar ada di laboratorium mereka, tetapi dr. Viona menjelaskan bahwa apa yang terjadi benar-benar membuatnya kecewa. Sebab penelitian yang mereka lakukan terutama yang Zea lakukan juga demi kepentingan bersama. Tapi, kenapa masih ada saja yang menentang seakan penelitian itu tidak berguna dan demi kepentingan pribadi semata.
Prof. Calder dan Prof. Gil tidak bisa berbicara. Mereka saling menatap satu sama lain mendengarkan semua pernyataan mereka.
Berbeda dengan Zea yang masih diam saja, menelaah semua pembahasan mereka. Dia memperhatikan mereka satu persatu dan mencoba memahami apakah benar ada pengkhianat di laboratorium mereka atau tidak.
Saat itu, Zea berfokus pada Rega. Mungkinkah Rega, pikirnya bertanya-tanya. Tapi, sangat mustahil jika Rega menjadi pengkhianat sementara wanita itu juga selalu mengembangkan hasil penelitiannya sendiri bahkan diberi apresiasi oleh pihak Kepala Laboratorium.
Dia memang sempat menaruh curiga pada Axton. Namun, disisi lain Axton adalah salah satu anggota mereka sejak awal laboratorium ini diterima menjadi hak milik mereka. Jadi, sangat tidak mungkin kalau Axton tega menjadi pengkhianat di dalam tim mereka.
Sementara Prof. Calder dan Prof. Gil. Tidak mungkin salah satu dari mereka menjadi pengkhianat. Sebab mereka sudah memiliki banyak citra baik di hadapan masyarakat bahkan diapresiasi menjadi seorang Professor oleh Badan Kesehatan Dunia secara langsung.
Jika untuk menjadi pengkhiat, bukankah itu pikiran yang konyol? Sudah pasti hal itu adalah hal mustahil yang dilakukan oleh Prof. Calder dan Prof. Gil.
Apalagi Zea melihat jika dua pria lansia itu selalu menghabiskan waktu mereka dengan berbagai pengujian baru. Terutama membantunya untuk mencari solusi dan bahan lain agar penelitiannya berjalan sempurna.
Dia sama sekali tidak bisa memvonis orang dengan sembarangan. Apalagi kini fokusnya hanya satu titik saja.
Bagi Zea, mungkin memang sudah menjadi solusi tepat baginya menyembunyikan semua rahasia pengujiannya termasuk dari Prof. Calder dan Prof. Gil. Bukan dia tidak mempercayai mereka berdua di laboratorium ini. Tapi Zea hanya mau mendapatkan privasi tersendiri.
Dia berharap apa yang sedang dia lakukan akan membuahkan hasil sehingga bisa membungkam semua mulut orang-orang yang mencoba untuk merendahkan kemampuannya. Karena Zea sangat yakin, bahwa apa yang sedang terjadi memang sengaja dilakukan oleh orang-orang serakah yang hanya mementingkan diri mereka sendiri saja.
Zea akan menghapus semua kajahatan mereka. Dia tidak akan berhenti berdoa kepada Tuhan agar orang-orang yang dia maksud segera sadar dan tidak lagi berulah membuat virus lainnya, yang bisa mengancam dunia sekali lagi.
Diskusi mereka berakhir sebab Zea sudah malas membahasnya. Dia mengatakan pamit undur dari diskusi sebab dirinya sangat lelah sekali.
Di akhir diskusi, Zea mengatakan bahwa siapapun yang menjadi pengkhianat di laboratorium dan tim mereka, itu akan dibalas dengan hal setimpal. Dia percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah lupa dengan karma-Nya.
Zea percaya bahwa alam juga tahu siapa yang menjadi pengkhianat dan siapa yang tidak. Dia yakin kalau alam akan membalas orang-orang berhati jahat dengan caranya sendiri.
Pernyataan Zea membuat mereka terdiam. Tidak ada sahutan apapun dari bibir mereka ketika Zea sudah berjalan masuk kembali ke dalam ruangan pribadinya.
Bahkan dr. Viona tidak bisa berkata apapun saat Prof. Gil mengungkapkan bahwa dia sangat kecewa dengan adanya surat dari Badan Kesehatan Dunia. Termasuk Prof. Calder yang merasa malu seakan mereka tengah dikuntit hingga diberi surat edaran seperti ini.
Kemudian dr. Atlas mengatakan bahwa dia akan mencari tahu siapa dalang dibalik ini semua. Tetapi jika memang tidak ada pengkhianat di laboratorium mereka, maka kemungkinan salah satu dari mereka pernah tidak sadar mengatakan sesuatu diluar sana hingga terdengar di telinga lain.
Pernyataan dr. Atlas direspon baik oleh dr. Viona. Tidak ingin berburuk sangka, dr. Viona mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh dr. Atlas ada benarnya.
Sebelum mengakhiri diskusi mereka walau Zea sudah tidak lagi berada disana, dr. Viona mengatakan sekali lagi bahwa apa yang terjadi seharusnya menjadi pembelajaran bagi mereka dan harus bersikap hati-hati serta menjaga ucapan diluaran sana.
Prof. Calder memberi tambahan agar mereka tetap waspada untuk tidak terlalu akrab diluar tim mereka. Sebab suasana sekarang ini memang sedang tidak baik. Terkhususnya disaat Zea tengah berjuang mempertahankan penelitian mereka.
Begitu juga dengan Prof. Gil. Dia mengatakan bahwa apapun yang dilakukan oleh tim mereka, maka itu harus didukung. Mereka adalah satu tim. Itu artinya seharusnya mereka sudah kuat bila mendapat tentangan atau ketidaksetujuan dari luar.
Bermodalkan surat resmi dari nama mereka masing-masing, Prof. Gil merasa itu sudah cukup menjelaskan secara formal bahwa mereka berhak melakukan penelitian dengan tujuan baik. Pernyataan Prof. Gil disambut benar oleh Hugo dan Rega.
Termasuk dr. Viona sekaligus mengakhiri diskusi kecil mereka. Dia mengatakan sekali lagi bahwa apa yang mereka lakukan harus tetap ditutup rapat oleh tim mereka.
*
*
Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)