1. MENDADAK JADI ISTRI.
"Ya aku tau, tak perlu menitahku sepeti itu!" sentak Ivory balik.
Ivory menerima ponsel yang disodorkan Lucas padanya dan segera mencari kontak Bella setelah dapat ia segera menghubungi Bella. "Loundspeaker," ujar Lucas diangguki oleh Ivory dan ia pun segera menekan tombol yang dimaksud hingga akhirnya suara Bella terdengar.
"ASTAGA IVORY DI MANA KAU?!" dengan Bella di ujung sambungan sana.
Lucas memutar bola matanya dan menggelengkan kepalanya saat mendengar teriakannya sahabat dari istrinya itu yang sangat berlebihan menurutnya, lagipula si Ivory kan tidak keluar dari area hotel kenapa sampai se-berlebihan ini?
"Maafkan aku tak mengabari mu Bella."
"Ya ya ya katakan dimana kau sekarang? Apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Hampir lima jam kau pergi dan tak mengabari ku Ivory?! Kau tau kan aku sangat mengkhawatirkan mu!" sentak Bella pada Ivory.
"Aku baik baik saja Bella kau tak perlu cemaskan aku, mungkin aku akan segera kembali padamu dan menjelaskan semuanya tapi yang perlu kau harus bawahi adalah aku baik-baik saja dan kau tak perlu cemaskan aku, right?"
"Ya baiklah tapi dimana kau sekarang"
"Em, aku sedang ada urusan tadi aku ...." Ivory kehabisan alasan apa untuk sedikit mengulur waktu untuknya bicara jujur pada Bella.
"Katakan kau sedang dijalan dan tercopet," bisik Lucas tanpa suara.
Ivory mengangguk. "Aku tadi sedang berjalan di sekitar luar hotel dan aku tiba-tiba dicopet jadi aku sekarang ada di taman."
"Astaga! Tapi kau baik-baik saja kan Ivory? Bagaimana dengan barang-barang mu?"
"Ya semuanya baik-baik saja, tak ada yang kurang karena tadi ada seseorang yang membantuku dan aku sedang bersamanya sekarang, aku sedang mentraktirnya jadi kau tak perlu risau kan aku ya, maaf karena sempat membuatmu cemas Bella."
"Huft, baiklah Ivory sekarang aku bisa lebih tenang dan lega mendengar kondisi mu yang baik-baik saja, tapi ingat setelah kau selesai dengan urusan mu segera kembali lah ke kamar ya, dan jangan pergi tanpa aku ketahui kemana kau akan pergi, mengerti?"
"Ya aku paham," balas Ivory cepat.
"Baiklah Ivory aku harus mengabari keluarga ku terlebih dahulu aku lupa mengabari mereka kalau aku sudah sampai di tempat liburan kita, jadi tak apa ya jika aku tutup panggilannya?"
"Of course," balas Ivory.
"Baiklah bye Ivory."
"Bye Bella," balas Ivory dan ia mematikan sambungan teleponnya sementara Lucas yang tengah menyilangkan lengannya di depan d**a pun menatap Ivory.
"Sudah?" tanyanya diangguki oleh Ivory.
"Ayo kembali, aku kenalkan kau pada beberapa rekan bisnis ku," ucap Lucas mengajak Ivory kembali ke dalam ruang ballroom.
Ivory mengangguk dan menuruti saja apa yang diinginkan oleh Lucas karena pada dasarnya ia tak akan bisa lari lagi dari pria ini, ia sudah terikat oleh ikatan pernikahan yang suci dan sudah berkali-kali Ivory dengar dari Mommy-nya jika pernikahan bukan hal yang pantas dibuat sebagai mainan, dan ia tak akan mungkin memainkan pernikahan ini kecuali di satu titik di mana ia merasa ia begitu lelah dan ia rasa pernikahannya tak lagi dapat di selamatkan maka pada detik itu ia akan mengambil keputusan untuk berhenti. Lucas berjalan terlebih dahulu memasuki ruangan ballroom sementara Ivory mengekori langkah kaki Lucas yang tegas dan mereka memasuki ballroom bersama.
Sesampainya di dalam ballroom, Lucas segera mengenalkan Ivory ke berbagai rekan bisnisnya tentu saja ini hanyalah pencitraan dan sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja dengan hari ini dan tak ada satu hal pun yang buruk di hari ini, yang artinya tak ada kejadian buruk yang terjadi di hari pernikahannya. Menyakinkan semua orang bahwa semuanya baik-baik saja meski Lucas tau dengan sangat bahwa hari ini Moonlight menghancurkan hari pernikahan yang ia dambakan dan memilih pergi bersama dengan Bright. Begitu sialan sekali bukan?
"She's looks so beautiful," puji salah satu klien Lucas.
"Thank you," balas Ivory dengan rona merah yang kembali menjalar ke wajahnya yang putih bersih.
"Kau tau sendiri seleraku," balas Lucas.
Semua orang tau Lucas paling tak bisa jika disinggung soal masalah, pria dengan kuasa yang tinggi itu tak suka ditanya tentang masalah yang ia hadapi jadi para kliennya tak akan bunuh diri hanya untuk bertanya kenapa sampai mempelai wanitanya berbeda dari yang seharusnya Lucas nikahi.
Pesta berjalan dengan meriah dan diakhiri dengan dansa beberapa pasangan termasuk Lucas dan Ivory, perlu Lucas garis bawahi gadis yang ada di dalam pelukannya ini sangat kuno, ia tak tau sama sekali caranya berdansa!
"Tinggal ikuti gerakan yang aku buat," ucap Lucas tepat di telinga kanan Ivory ia tak ingin di cap sebagai pasangan bodoh di hari pernikahannya sendiri.
Hingga akhirnya lama-kelamaan Ivory bisa memahami pergerakan dansa dengan sangat cepat dan semua itu berkat Lucas yang mengajarinya dengan penuh kesabaran. Mungkin itu yang ada di pikiran Ivory, padahal sebenernya Lucas mati-matian menahan diri untuk memaki Ivory dan mengatakan bahwa Ivory adalah gadis ya v sangat jauh dari hal-hal yang menyenangkan!
****
Pesta telah selesai dan ini pukul delapan malam, astaga baru Ivory sadar ia sudah pergi selama itu dan itu artinya ia meninggalkan Bella selama seharian penuh.
Saat langkah kaki di belakang tubuhnya melambat, Lucas segera membalikkan tubuhnya dan menatap Ivory yang tampak kebingungan. "Kenapa kau tampak aneh?" tanya Lucas pada Ivory.
"Bisa kita ke kamar hotel Bella?" tanya Ivory dengan cicitannya.
"Tidak!" tolak Lucas mentah-mentah, tubuhnya lelah dan ia butuh ranjang untuk mengistirahatkan semua Yanga dan di tubuhnya.
"Ku mohon sebentar saja, bukankah kau sendiri yang bilang setelah besok pagi aku akan ikut dengan mu ke tempat yang kau katakan aku tak pernah tau, dan juga kau akan memperkejakan aku sebagai maid atau bahkan orang yang mengelap kaca setiap pagi, ah entahlah itu tapi yang jelas biarkan aku bertemu dengan Bella sebentar untuk mengatakan padanya dan menjelaskan apa yang terjadi setelah itu aku akan meminta Bella untuk kembali agar dia tak sendirian di sini," pungkas Ivory setelah ucapannya yang panjang lebar yang tentu saja sangat mengganggu pendengaran Lucas.
"Astaga kau ini napas atau tidak. Kenapa bicara secepat itu?!" desis Lucas lelah menghadapi gadis di depannya ini.
"Ayolah ku mohon biarkan aku bertemu dengan Bella."
"Dimana?"
Ivory terdiam tapi matanya membelalak mendengar ucapan Lucas. Ia diperbolehkan bertemu Bella?!
"Di lantai dua!" seru Ivory bahagia.
Lucas dan Ivory pun segera berjalan menuju ke lift dan melaju ke lantai dua untuk bertemu dengan Bella. Hingga saat sampai di depan pintu kamar Bella. Ivory mengetuk pintu beberapa kali hingga Bella menjawab dan keluar dari pintu tersebut.
Pertama kali Bella melihat Ivory dibalut dengan gaun super cantiknya. "Kau? Ivory?" tanya Bella diangguki oleh Ivory.
"Kau sedang apa memakai gaun pernikahan?" tanya Bella kebingungan apalagi melihat sosok pria tampan yang berdiri tepat di samping kiri Ivory.
"I've become a wife, Bella."