BELLA!
Ivory menatap ke sekitarnya mencari sosok Lucas yang sampai saat ini belum juga ditemukan, ia kebingungan karena ia merasa ia sendirian sebab ia tak mengenal satu pun orang yang ada di sekitarnya, meski suasana begitu ramai dan padat tapi tetap saja kekosongan terasa mengisi hati Ivory. Andai saja ini adalah pernikahan impiannya, sudah pasti ia akan mengundang semua teman yang dikenalnya dengan baik dan Bella adalah orang yang akan menjadi tamu yang pertama yang akan diundang oleh Ivory ke pernikahannya nanti, atau bahkan Bella juga yang akan menjadi bridesmaids di hari pernikahannya nanti.
Mengingat Bella tentu saja membuat Ivory langsung mendirikan tubuhnya dalam sekejap mata, ia melupakan keberadaan Bella! Astaga sudah berapa jam ia disini dan bagaimana keadaan Bella sekarang! Bisa-bisanya ia bersantai di tengah kerumunan orang dan menikmati berbagai jamuan sementara ia yakin Bella saat ini tengah dilanda kecemasan karena tak menemukan dirinya di mana pun. Ivory segera berjalan tak tentu arah mencari keberadaan Lucas hingga matanya menangkap sosok seorang pria yang tengah berdiri seraya meminum wine dengan sangat tenang di sisi ballroom.
Ivory berusaha mengangkat gaunnya yang berat dan berjalan perlahan-lahan menuju ke tempat Lucas berada, hingga saat ia tiba di depan Lucas pria itu tampak melamun. Ivory segera memeluk bahu Lucas kencang hingga membuat Lucas membalikan tubuhnya. "Hei aku di depanmu!" sentak Ivory menyadarkan Lucas, Lucas yang semula membalikkan tubuhnya kebelakang kini kembali menghadap depan dan ia menemukan Ivory, ya istrinya berada di hadapannya dengan tatapan aneh yang sulit Lucas artikan. "Kenapa?" tanya Ivory dengan alis yang terangkat satu.
"Kenapa kau memukul ku?" tanya Lucas dengan nada dingin dan rendahnya, tapi bukannya ketakutan seperti manusia pada umumnya karena suara Lucas, Ivory justru mengedikkan bahunya dan menatap Lucas tanpa ada rasa takut sedikitpun.
"Aku ingin tanya, dimana kau sembunyikan ponsel ku? Aku ingin hubungi sahabatku, kasihan dia sendirian dan aku sudah meninggalkannya lama sekali."
Awalnya Lucas hanya diam menatap wajah Ivory dengan tatapan datar tapi ia segera tersadar saat Ivory kembali memukul lengan atasnya. "Hei aku tau aku cantik tak perlu melamun seperti itu karena kecantikan ku," ucap Ivory menyadarkan Lucas dari lamunannya yang mungkin tak berujung.
Lucas memutar bola matanya malas mendengar ocehan Ivory yang dinilainya terlalu berlebihan dan meninggikan diri sendiri. "Kau punya kaca? Atau kau tak pernah berkaca selama hidupmu?" tanya Lucas.
"Seingatku aku berkaca setiap aku ingin tau penampilanku, dan asal kau tau sebelum aku datang ke altar dan ruangan ini aku berkaca di depan cermin kau paham kan konsep berias?" tanya Ivory dengan wajahnya yang dibuat seyakin mungkin.
"Cih dasar tak tau malu!" sindir Lucas pada Ivory tapi sayangnya Ivory tak merasa tersindir sama sekali ia hanya mengedikkan bahunya tanda bahwa ia tak masalah dipanggil apapun oleh manusia dingin macam Lucas yang terpenting untuknya sekarang adalah menemukan ponselnya dan menghubungi Bella menanyakan kabar wanita itu dan memastikan kondisi Bella baik-baik saja sekalian ia juga akan mengatakan bahwa kondisinya saat ini juga baik baik saja, ia akan katakan itu semua agar Bella tak lagi cemas dan mencari keberadaan dirinya saat ini.
"Ayolah Lucas! Dimana ponselku?! Aku ingin menghubungi Bella!"
"Kau berani menyentak ku?"
"Ya karena kau sangat mengganggu!"
"Tak akan aku biarkan benda itu padamu. Kau pikir aku tak tau akal bulus mu, kau akan menghubungi sahabat mu itu dan pergi meninggalkannya ku bukan?" tanya Lucas dengan alis yang terangkat satu menuduh Ivory begitu tepat.
Tapi Ivory tak menggubris sama sekali tuduhan Lucas ia hanya memutar bola matanya malas dan tersenyum tipis. "Cih pikiran bodoh macan apa, bukankah kau sendiri yang mengatakan dan mengklaim ku sebagai tawanan mu? Lalu kenapa aku bisa dengan mudah pergi dengan sahabat ku jika aku sendiri berada di pengawasan banyak bodyguard dalam satu waktu yang sama? Kau pikir aku ingin membunuh diriku sendiri? Aku tak akan segila itu," papar Ivory dengan suara yang dibuat selemah mungkin tapi tatapannya tetap menyiratkan permohonan.
"Kau pikir aku percaya?" tanya Lucas dengan alis yang terangkat ia tak akan mau termakan akal bulus wanita lagi, tak akan!
"Fine! Aku akan bicara dengan Bella tepat di depan mu! Bagaimana?" tanya Ivory membuat Lucas berpikir sejenak sebelum ia mengangguk.
"Baiklah, aku berikan ponselmu dengan catatan kau katakan apapun yang akan kau bicarakan dengan sahabat mu itu di depan wajah ku," ujar Lucas diangguki oleh Ivory.
"Tentu," balas Ivory tanpa pikir panjang.
"Ikut aku," ajak Lucas diangguki oleh Ivory.
Tapi sayangnya langkah kaki Lucas yang tegasnya tak dapat diimbangi oleh Ivory hingga Ivory tertinggal jauh di belakang Lucas. "Hei! Istrimu tertinggal Lucas!" sentak Ivory membuat Lucas menghentikan langkah kakinya dan menengok ke belakang dan ia menemukan Ivory tengah berdiri dengan mengangkat sedikit bagian gaunnya agar tak terkena langkah kakinya sendiri.
"Astaga!" Lucas merutuk ia kesal dengan tingkah laku wanita itu sangat rumit sekali. Perihal jalan saja banyak sekali masalah!
Akhirnya dengan kemarahan yang membuncah, Lucas berjalan dengan tegas kembali ke posisi Ivory berada dan mengulurkan tangannya. Ivory terdiam sebelum ia menerima uluran tangan dari Lucas dan mereka pun berjalan beriringan keluar dari area ballroom tapi selama mereka melangkah. Ivory tak henti-hentinya mengagumi sosok Lucas, memang munafik sekali dirinya ini, selalu tak bisa diajak untuk jujur. Meski sedari tadi ia selalu mengatai Lucas dengan berbagai ujaran kebencian tapi terkadang di satu waktu yang berbeda ia akan memuji ketampanan seorang Lucas yang saat ini telah resmi menjadi suaminya yang sah.
Mereka pun sampai di luar ruangan ballroom,. Ivory segera mengangkat tangannya menghadap ke Lucas meminta ponselnya dan Lucas pun meraih ponsel Ivory yang ia letakkan di saku jasnya setelah mendapat apa yang ia cari akhirnya Lucas memberikannya pada Ivory. "Sekarang panggil lah!" titahnya diangguki oleh Ivory.