PENYERANGAN.
Bella terdiam masih setia menatap wajah Ivory yang terlihat sudah yakin dengan apa yang dia ucapkan barusan. Karena memang Ivory yakin dengan apa yang ia katakan dan ia juga tak akan mundur jika sudah memutuskan suatu hal termasuk keputusannya untuk ikut dengan Lucas. "Kenapa kau jadi ikut? Bukankah kau tadi bilang padaku kau tak ingin ikut dengannya? Kau bilang kau takut padanya dua menit yang lalu padaku Ivory!" sentak Bella pada Ivory tapi Ivory hanya diam ia tak bisa katakan alasannya pada Bella.
Karena alasan sebenarnya Ivory menerima ajakan Lucas untuk ikut bersamanya adalah keyakinan dari sang Mommy yang sudah tiada. Seperti yang Ivory katakan sebelumnya, pernikahan merupakan ikatan yang murni dan tak seharusnya di khianati, "Ivory jangan bercanda denganku! Kau bahkan baru mengenalnya beberapa jam yang lalu! Jangan konyol Ivory?! Bagaimana jika dia jahat padamu? Atau bagaimana jika dia membunuhmu? Memotong tubuhmu seperti di film yang kita tonton?!" sentak Bella berusaha membuka pandangan Ivory bahwa lelaki yang ada di sampingnya itu yang juga merupakan suaminya belum tentu pria baik-baik, bisa saja dia adalah psikopat yang sedang mencari mangsa?
"Jika aku seorang psikopat, mana mungkin yampilanku seperti ini," sangkal Lucas menepis tuduhan dari Bella. Dan Bella pun menatap Lucas dengan matanya yang tajam mana percaya Bella pada ucapan Lucas!
"Bella kau harus segera pergi begitupun dengan aku, aku janji akan menghubungi dirimu setiap hari aku tak akan membuatmu takut dan cemas right?" ucap Ivory berusaha meyakinkan Bella bahwa apa yang ia pilih benar dan tak mungkin Lucas seburuk itu, lagi pula memang Lucas terlihat menakutkan dengan tatapan tajam dan raut wajah datarnya tapi bisa Ivory lihat sebenarnya Lucas adalah pria yang baik hanya saja ditutupi oleh segudang sikap dan sifat yang buruk.
"Tapi Ivory aku mencemaskanmu, mana bisa aku biarkan kau bersama dengan pria yang baru kau kenali ini?!" sentak Bella.
"Arnold segera urus kepulangan Bella!" titah Lucas tak tahan lagi dengan drama yang diciptakan oleh Bella dan Ivory.
"Yes Sir." Arnold meraih ponselnya dan menghubungi salah satu anak buahnya untuk mengantarkan Bella.
"Nona Bella saya harap anda segera bersiap dan kita akan segera berangkat lima menit lagi," ucap Arnold dibalas gelengan cepat dari Bella.
"Aku tak mau!" tolak Bella mentah-mentah. Sudah ia katakan, Bella ini bukan anak kecil yang akan ikut dengan orang yang tak dikenal hanya dengan sekali ajakan! Mana bisa seperti itu!
"Ivory cepat ikut aku!" perintah Lucas dan melenggang pergi sementara Ivory terbatu sejenak sebelum ia mengerti dan sadar dari lamunannya ia segera memeluk Bella.
"Bella terimakasih, aku janji akan terus menghubungimu aku akan tanya pada Arnold jika kau sudah dipastikan pulang, kau juga hubungi aku jika sudah sampai ke rumah mu ya? Ingat!"
"Tapi Ivory-"
"Bella aku tak bisa, maafkan aku ada sesuatu yang tak bisa aku jelaskan sekarang dan aku harus ikut dengan Lucas karena nyatanya dia sekarang adalah suami ku, jadi suka atau tidak aku harus terus berada di belakangnya aku harus terus bersamanya kau mengerti kan konsep suami istri?" tanya Ivory diangguki cepat oleh Bella. Akhirnya Bella yang tadinya hanya diam tanpa berniat membalas pelukan Ivory pun perlahan mengulurkan tangannya menyentuh tubuh Ivory ia mengusap selembut bulu punggung tegap Ivory.
"Aku akan merindukan mu, Ivory," lirih Bella diangguki oleh Ivory.
Sementara di lobby Lucas yang baru saja keluar dari lantai dua tampak terdiam menatap beberapa bodyguard-nya yang terlihat aneh. Lucas yang penasaran pun segera menggerakkan kakinya dengan cepat dan ia mendatangi salah satu bodyguard-nya. "Ada apa?" tanya Lucas tanpa basa-basi, matanya masih menelisik ke sekitar mencari keanehan hingga membuat beberapa bodyguard miliknya terlihat aneh.
"Tadi ada tiga mobil yang datang dan bergerak aneh, mereka bergerak sangat pelan dan setelah itu kami tak melihat mobil itu lagi, Sir."
Lucas langsung berpikiran buruk, matanya semakin tajam menelisik ke luar hotel mencari mobil yang dimaksudkan oleh bodyguardnya. Lucas yang merasa ada sesuatu hal yang berbahaya pun segera menghubungi Arnold. "Dimana kau?"
"Sedang di lift, Sir. Kami akan keluar."
"Baiklah cepat, ada hal aneh yang terjadi di luar hotel."
"Baik." Lucas memutuskan sambungan teleponnya dan ia segera menyiapkan berbagai rencana yang spontan ia buat untuk menanggulangi keadaan yang mencekam jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan.
Hingga tak lama mobil yang di gunakan untuk membawa Lucas dan Ivory pun menepi di tepi lobby dan Lucas segera melihat supirnya setelah memastikan bahwa sang supir adalah anak buahnya sekaligus meneliti tak ada bagian mobilnya yang berkemungkinan membahayakan dirinya ia segera melihat kebelakang mencari keberadaan Arnold dan Ivory.
Syukurnya Dewi Fortuna seakan memberkati Lucas, sebab kini terlihat Ivory dan Arnold tengah berjalan beriringan keluar dari hotel tapi Ivory tampak terlihat tak bahagia ada raut wajah yang menyiratkan ketakutan di wajah gadis itu. Tapi sekali lagi Lucas tak perduli dengan yang terjadi terhadap gadis itu karena yang ia perlukan sekarang adalah segera keluar dari hotel ini dan pergi ke tujuan yang sudah ia siapkan. "Apa?" tanya Ivory yang merasa ia diperhatikan oleh mata tajam Lucas.
"Cepat masuk mobil!" titah Lucas pada Ivory.
"Iya iya ini aku masuk!" sentak Ivory pada Lucas. Dan dengan gerakan brutal Ivory memasuki mobil.
Tak lama setelah Ivory masuk ke mobil, hak tak terduga terjadi.
Dor!
Lucas terdiam dan ia segera menatap ke sekitar mencari sumber suara dari tembakan yang ia dengar, otak Lucas langsung menggiring opini bahwa kini ia dalam bahaya. Lucas langsung menatap ke supir dan menatap Ivory secara bergantian. Bisa Lucas lihat raut ketakutan terlihat jelas di manik dan wajah Ivory, apalagi kini Ivory menutup kedua telinganya rapat-rapat dengan kedua telapak tangannya menandakan bahwa gadis itu begitu terkejut dengan suara tembakan ya g baru saja terdengar beberapa detik yang lalu. "Pergi sekarang juga!" sentak Lucas menyadarkan sang supir dari keterkejutannya akibat suara tembakan itu.
Sang supir segera mengangguk dan ia akan menjalankan pedal gas tapi suara Ivory membuat fokus sang supir terhenti. "Hei apa yang kau lakukan Lucas! Jangan bodoh! Ayo kau juga masuk!" sentak Ivory setelah ia berhasil mengatur ketakutannya.
"Pergi!" sentak Lucas tak membalas ucapan Ivory tapi ia langsung menyentak sang supir diiringi dengan titah yang tak lagi dapat di tepis oleh sang supir.