1. Threat
Ivory terdiam setelah mendengar ucapan spontan dari pria di depannya ini dan ia menggelengkan kepalanya. "Cih kau pikir aku sudi menikah dengan pria berwajah datar dan arogan seperti dirimu itu?!" sentak Ivory tapi Lucas hanya diam ia tak memberi tanggapan apapun dan segera menyuruh salah satu anak buahnya membawa Ivory pergi untuk disiapkan menjadi mempelai wanitanya.
Selepas kepergian Ivory, Lucas membalikkan tubuhnya menatap anak buahnya yang lain. "Cari tau tentang gadis itu dan dengan siapa dia ada di hotel ini!" titah Lucas tak terbantahkan.
Anak buah Lucas segera mengerjakan apa yang disuruh oleh sang Boss dan ia pun segera mencari tau siapa Ivory. Sementara Lucas kembali ke ruangannya. Hingga lima belas menit kemudian panggilan dari anak buahnya terkoneksi, Lucas pun menekan alat di telinganya dua kali hingga langsung tersambung dengan sang anak buah. "Bagaimana?" tanya Lucas langsung ke point utamanya.
"Dia bersama dengan wanita yang bersama Bella, dia memesan kamar di lantai dua, Sir."
Lucas mengangguk mengerti dengan yang diucapkan oleh sang anak buah dan ia segera menghentikan sambungan tersebut dan berjalan menuju ruangan dimana wanita yang tadi bertabrakan bersamanya berada.
Sesampainya ia di depan ruangan itu, Lucas segera membuka pintunya dan menatap beberapa bodyguard yang berjaga di sana, hanya dengan tatapan matanya semua bodyguard sudah mengerti dengan sangat apa maksud dari sang Boss, dan mereka pun segera keluar dari ruangan meninggalkan sang Boss dengan gadis yang bertabrakan dengannya lima belas menit yang lalu.
Sementara keadaan yang canggung membuat Ivory terdiam dan enggan menatap Lucas. Jujur saja selama ia hidup ia tak pernah berada di suasana seburuk ini. "Siapa nama mu?" tanya Lucas seraya berjalan mendekati Ivory berada.
"Untuk apa kau ingin tau nama ku?" tanya Ivory balik yang pada akhirnya berani menatap wajah tegas Lucas yang masih juga tak berkurang ketampanannya meski pria itu begitu menjengkelkan bagi Ivory.
"Apa kau memiliki kekasih?"
"Aku hidup sendiri dan lajang," balas Ivory membuat Lucas menganggukkan kepalanya.
Ia bahu Ivory hingga yang sebelumnya Ivory hanya menatap Lucas dari pantulan kaca di depannya kini benar-benar menatap wajah tegas dan tampan Lucas. Harus Ivory katakan Lucas sangat tampan dan mungkin pria tertampan yang pernah ia kenali tapi sekali lagi Ivory harus jujur jika Lucas adalah pria paling tidak bermoral yang pernah ia tau. "Mau apa kau?!" sentak Ivory kencang.
"Kita akan menikah kau tau itu kan?" tanya Lucas dengan nada rendahnya pada Ivory berniat memberikan sebuah penekanan agar Ivory setuju menikah dengannya.
"Sudah aku katakan aku tak mau, meskipun ya harus aku akui kau tampak tapi tetap saja aku bahkan tak kenal nama mu!"
"Kau mengagumiku?".
"Hanya sekilas," kilah Ivory membuat Lucas tersenyum smirk mendengar jawaban dari wanita di hadapannya ini.
"Jadi kutanya sekali lagi, siapa nama mu?" tanya Lucas tapi Ivory tetap diam ia tak ingin menjawab pria di depannya.
"Well, jika kau tak jawab itu bukan masalah. Yang jelas kau akan segera menikah dengan ku, jika kau tak mau menikah dengan ku maka sahabat mu akan menjadi korbannya!"
"Hei tinggu dulu, apa maksudmu dengan sahabat ku?!" sentak Ivory cepat.
"Wanita yang bernama Bella, kini bersama denganmu right? Dia ada di kamar hotel kalian dan bayangkan jika dua menit kemudian setelah kau menolak tawaran untuk menikah dengan ku, maka dua menit itu akan menjadi akhir waktu untuk Bella!"
"Kau akan-"
"Ya menghabisinya!" Mata Ivory membulat tak percaya mendengar ucapan dari pria di depannya ini. Enak saja ia ingin menghabisi Bella tak akan Ivory biarkan pria tak bermoral seperti di depannya ini melukai Bella.
"Enak saja kau ingin melukai sahabatku! Jangan harap!" sentak Ivory kembali.
Tawa sumbang terdengar sebagai jawaban Lucas untuk Ivory dan ia menatap Ivory dengan tatapan rendah. "Aku bisa lakukan apapun yang menurutmu tak mungkin terjadi!"
"Jangan macam-macam kau!"
"Memangnya apa yang macam-macam? Aku hanya melenyapkannya dan masalah selesai!"
"Kau tak bisa sakiti Bella!"
"Aku tak bisa bayangkan bagaimana ributnya suasana hotel jika ditemukan mayat wanita-"
"Stop!" Lucas terdiam setelah ucapannya terhentikan oleh sentakan dari wanita yang ia kurung. Manik tajam Lucas terhenti pada manik teduh sang gadis di depannya sedikitnya Lucas terpana akan tatapan itu, tapi tak lagi! Lucas tak akan sudi kembali terbuai akan kelembutan seorang wanita tidak akan ada lagi Moonlight selanjutnya cukup hanya wanita itu saja yang mengkhianatinya.
Sedangkan Ivory terdiam dengan napas yang menggebu setelah menyentak bahkan meninggikan suaranya lebih tinggi dari Lucas sendiri. Ia menatap Lucas berani dan menggelengkan kepala membuat Lucas menaikan satu alisnya tak mengerti dengan yang dilakukan oleh ivory. "Jangan sakiti dia," lirihnya meminta kebaikan Lucas karena Ivory tak akan kuat jika melihat Bella kenapa-kenapa.
Lucas terdiam sejenak sebelum ia tersadar akan suara dari Ivory, ia menatap Ivory kembali dan segera memperjarak antara dirinya dan Ivory menatap Ivory dengan tatapan dinginnya. "Bagus, sekarang siapkan dirimu dan pastikan hanya ada kebahagiaan yang terpancar di wajahmu aku tak ingin semua orang mengiri aku menikah dengan mayat kau mengerti?!"
"Y-ya."
"Bagus, dan ingat jika kau berpikir untuk kabur dari pernikahan ini! Maka aku akan dengan cepat mengirimkan peluruku tepat ke arah kepala Bella, kau paham kan dengan konsekuensi yang akan kau dapatkan?"
"Ya tapi boleh aku jujur tidak?" tanya Ivory dengan wajah polos seperti anak kecil yang kehilangan permen kesukaannya.
"What?" tanya Lucas pada Ivory singkat.
"Aku tak ingin menikahimu," lirih Ivory tapi Lucas tak menanggapi ia hendak membalikkan tubuhnya dan meninggalkan ruangan yang berisi Ivory tapi langkah kaki Lucas terhentikan dan ia berucap dengan sangat pelan. "Mulai sekarang kau tawananku.”
“Aku tak sudi menikah dengan pria arogan sepertimu!"
Lucas yang mulai kehabisan kesabarannya pun menggelengkan kepalanya dan ia membalikan tubuhnya kasar guna menatap wajah Ivory yang terlihat cemas bercampur takut tapi tersisa sedikit keberanian di matanya. "Kau tidak akan bisa pergi dariku, Nona Tanpa Nama.”
“Kita lihat saja nanti.” Gadis itu menyeringai licik. “Siapa yang akan menang di sini. Kau boleh menciptakan penjara untukku tapi akan menembusnya dengan mudah!" sentak Ivory yang pada akhirnya mulai menerima keadaan dari pada ia bertingkah dan justru membahayakan keselamatan sahabat satu-satunya, jadi Ivory memutuskan untuk mencoba mencari celah sebelum ia benar-benar terikat dengan pria arogan di depannya itu. Jika memang sampai detik itu tak ada juga peluang untuknya lolos, maka mau bagaimana lagi ia harus bisa menerima kenyataan bahwa ia akan menikah dengan pria itu. Jika dipikir-pikir Lucas tampak seperti pria mampu dan tentu kaya.
"Ck, jadi kau menantang maut mu sendiri?" gumam Lucas terdengar oleh Ivory.