Selama beberapa hari belakangan ini, Aya berhasil selamat dengan taktiknya yang selalu bersembunyi dari Alfian dan juga dari semua orang. Sejauh ini ia merasa aman. Ia selalu bersembunyi di tempat yang sama. Yaitu di ruang istirahat bu Lilis. Saat ini Aya sedang menikmati bekal makan siangnya. Sebagai bentuk ucapan terima kasih, Aya pun juga membawakan bekal makan siang untuk bu Lilis. “Ini kamu sendiri yang masak?” tanya bu Lilis saat mencicipi semur tahu buatan Aya. Aya mengangguk malu. “Iya, Bu … maaf kalo rasanya kurang enak.” Lilis menggeleng cepat. “Ini enak sekali. Selain cantik dan baik hati, ternyata kamu juga pintar memasak. Nasinya juga pulen sekali. Jarang-jarang anak muda sekarang yang pintar memasak. Menanak nasi pun mereka sudah kesulitan.” “Ibu bisa aja,” tukas Aya. “Ay