Letih. Hari yang sangat berat untuk Aya. Ia melangkah gontai di bawah pantulan cahaya matahari senja yang mulai menguning lemerahan. Wajahnya lesu. Tidak ada semangat sedikitpun tergurat dari sorot matanya. Aya bahkan tidak pernah membayangkan akan melalui hari seperti ini dalam hidupnya. Dan yang paling membuatnya semakin putus asa adalah …. Ini baru hari pertama. Tapi semuanya sudah sangat mengerikan. “AYAAA …!” Teriakan itu membuat Aya terkejut. Ia langsung mendongak dan melihat sosok Daus yang tersenyum seraya melambaikan tangan kepadanya. “D-Daus!” Daus yang duduk di atas motornya itu pun segera turun dan berlari-lari kecil menghampiri Aya. “Ngapain kamu di sini?” tanya Aya. “Aku nungguin kamu dari tadi. Ternyata kamu pulangnya telat, ya.” Aya memaksakan bibirnya untuk ters