Sekitar pukul empat sore, Dinda bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak sekali. Kepalanya sangat berat sekali, melihat ke arah sisi kiri dan kanannya yang dia kenali sendiri bahwa ini adalah kamar di rumah suaminya. Bukan di rumah mertuanya lagi. Bagaimana mungkin dia tidur di rumah mertuanya dan malah berada di sini sekarang? Dinda yang sedikit tidak percaya jika Rian menggendongnya tadi ketika dia sedang tidur. Bukan malah membangunkannya jika memang suaminya mengajaknya untuk pulang. “Udah bangun sayang?” Rian tiba-tiba masuk ke dalam kamar saat Dinda duduk di atas ranjang. Suaminya datang membawa laptop. “Aku kok di sini?” “Aku bawa pulang.” ucap Rian dengan santai. Dia tidak ingin jika istrinya tahu bahwa mereka berdua ditolak oleh orangtuanya Rian. Pria itu berusaha sebisa mun