Satu cup es krim rasa vanila sedang dibawa oleh Rian menuju kamar di mana Dinda sedang menonton televisi. Rian belum pergi ke kantor, dia masih khawatir tentang kesehatan istrinya . Ia duduk di samping istrinya. “Aaaa!” Dinda menoleh dan melihat suaminya menyuapi es krim vanila. Dinda membuka mulutnya dan menyenderkan kepala ke bahu Rian. “Enak sayang?” tanya Rian yang seolah paham bahwa keinginan istrinya memang seperti ini. “Enak, Mas.” Rian mencium kepala istrinya dan bersyukur kalau es krim itu bisa masuk ke mulutnya Dinda tanpa muntah lagi. Istrinya tersenyum begitu indah barusan sebelum menyenderkan kepala. “Semoga nggak muntah lagi sayang.” “Hmmm.” “Kalau mau sesuatu bilang, ya! Nanti aku usahakan untuk cari makanan yang kamu mau.” Rian baru pertama kali berhadapan de