“Setelah anak kamu lahir, ceraikan, Dinda!” Di rumah kediaman orangtuanya, Rian terkejut mendengar papanya sendiri yang mengatakan itu padanya. Hanya karena sebuah kejadian yang sudah terlanjur terjadi. Orangtuanya bersikap egois seperti itu. Padahal Rian sendiri bertanggungjawab untuk anak dan istrinya. Jika kedatangannya diundang hanya untuk mengatakan itu, Rian kecewa. Apalagi ada orangtua dari seorang perempuan yang juga hadir di sini. Seorang perempuan yang terlihat begitu cantik. “Kalian sudah gila?” “Kami bisa menghilangkan jejak itu, Rian. Anggap saja kamu dimanfaatkan oleh Dinda hanya untuk tanggungjawab.” Raut wajahnya merah terbakar Seperti api sedang menyala-nyala dalam jiwanya. Tidak seharusnya orangtuanya berkata seperti itu di depan orangtua perempuan ini. “Nggak bisa.