“Wati ini bukan lagi karyawan di kantor kita lagi Pak, tak perlu di pikirkan. Dan lagi kalau masih karyawan pun tak pantas Bapak lebih mementingkan orang lain daripada istri Bapak sendiri.” pak Mahmud melarang Rusdi untuk memikirkan Wati karena sudah bukan karyawan nya lagi. “Dia itu sudah bukan karyawan Bapak lagi. Kenapa Bapak berpikir sampai harus menengok nya ketika dia butuh Bapak? Padahal dia juga bukan karyawan langsung di sekretariat. Bapak pernah ngapain dengan dia?” cecar Mahmud. “Saya enggak pernah ngapa-ngapain. Bahkan tak pernah bertemu di luar yayasan selain yang kalian semua tahu. Tapi sekarang saya harus menenangkannya karena dia sangat butuh saya,” kilah Rusdi dengan meyakinkan. “Lalu kenapa Bapak takut dia sampai terluka atau sampai sakit atau sampai apalah namanya? Ba