Tidurlah bersamaku

1668 Kata

"Bagaimana dengan Pernadi, Pa?" Tanya Rukaya pada suaminya saat mereka berada di ruang tamu. "Dia masih mengurus surat cutinya," Gordon bersandar pada sandaran sofa tua itu. "Papa bicara dengannya?" Gordon melirik istrinya lalu mengangguk. Gordon memang marah atas sikap putranya yang begitu berani menyakiti Rindu dan mengecewakan keluarga, tetapi pria paruh baya ini tudak pernah berhenti bertanya keadaan Putranya tanpa sepengetahuan Rukaya. "Dia putra kita, jangan terlalu lama menghukumnya. Dua tahun tidak bicara dengannya apa kau tidak lelah?" Tersirat di wajah Rukaya kesedihan juga rindu yang mendalam pada putra semata wayangnya. Setiap hari ia merindukan Pernadi dalam diamnya. Tetapi, perempuan berdarah batak ini terlalu enggan melenyapkan ego untuk sekedar menyapa. "Jangan meny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN