Tibra sedang memakan nasi goreng di restoran bandara saat ponselnya menjerit nyaring. Dengan malas, Tibra mengangkat panggilan telpon itu. "Ya," ucap Tibra datar. "Lo udah sampai Bali kan?" "Sudah." "Hotel lo jadi satu sama hotel Sagara, jadi lo harus ikutin kemana dia pergi, semakin cepat dia mati semakin bagus, enggak usah nunggu dia datang ke acara pertemuan Dewan Pers. Lo udah siapin semuanya kan?" "Iya." "Jadi apa ide lo buat lenyapin Sagara?" "Poison." "Racun macam apa? Gue nggak mau sianida karena kematiannya bisa mendadak dan jadi rame. Lo tahu kan kasus sianida yang jadi rame? Gue nggak mau ambil resiko pake racun jenis itu." "Enggak, gue pakai racun jenis lain, mematikan tapi enggak akan secepat sianida." "Racun apa itu?" "Itu rahasia gue. Lo terima beres aja