Mengejar Kebahagiaan

1115 Kata

Aku sudah berada di atas langit Ibukota, senyumku merekah memikirkan betapa senangnya akan bertemu dengan istriku. Kini senyumku semakin melebar hingga deretan gigiku terlihat mengingat Zee menyebutku sebagai suaminya di depan Asya, galak bukan main istriku, tapi aku senang. Dia yang maha membolak-balik hati manusia telah mengabulkan doaku. Aku berbangga hati cintaku bersambut. Benarkah cintaku sudah bersambut? Senyum di wajahku memudar memikirkannya. “Stt! Jadi dijemput di mana?” tanya Damar. “Bandara,” jawabku singkat. “Temanilah, sebentar saja. Nyonya besar minta diambilin barang jastip miliknya, Vanya pasti tahu lokasinya,” pinta Damar dan aku mengangguk setuju. Harusnya Damar kembali ke Bandung bersama Seno, tapi Seno hendak mampir ke rumah mertuanya terlebih dahulu sebelum ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN