Yang benar saja aku ditraktir baju yang bolongnya di mana-mana. Setelah kemarin malam pertama kami aku memakai baju haram itu aku merasa menyesal. Pasalnya sia-sia saja, ujung-ujung aku berakhir polosan. Mas Zein sedari tadi cekikian mengingat protesku itu. Selain membeli baju haram, aku juga memaksa Zein untuk memakai piayama couple. Piayama milikku terusan dengan tali spaghetti lengkap dengan kimono, sementara milik Zein piayama biasa berlengan dengan celana panjang.
“Mas, ada outlet wafle,” tunjukku pada toko di ujung sana.
Zein mengajakku untuk mampir dan memesankan wafle dengan es krim, begitu juga untuknya. Aku menyarankan pada Zein agar take away dan makan di mobil saja karena barang bawaan kami sudah banyak.
“Hm, enak, Mas,” ujarku saat menyantap wafle milikku ketika kami sudah
