"Ada yang terlihat begitu perduli. Ku kira itu sebuah cinta. Nyatanya hanya sebuah rasa kemanusiaan." ----- Suara derap langkah bersaut-sautan terdengar menyentak lantai marmer nan mengkilap itu. Seorang pria muda berperawakan tinggi besar, rahang tegas dengan sorot mata dingin terlihat sedang menyusuri koridor gedung ASLAN GROUP. Pelan tapi pasti, membawa dirinya untuk masuk ke ruang pimpinan yang ada di lantai lima belas. Pintu terketuk sekali. Melangkah masuk, sudah ada pria lain yang menunggu lalu menyambut. "Uncle Ahmed, maaf aku sedikit terlambat." Pria itu mengulurkan tangan, mengajak untuk bersalaman. "Ck ... " Ahmed berdecak pelan. "La mushkila, hanya telat lima menit." Ahmed menyambut uluran tangan lawan bicaranya. Bahkan turut memeluk sekilas lalu mempersilahkan duduk. "Ka