****Siti**** Ku ketuk-ketukan pulpenku ke atas meja. Pikiran, dan perasaanku lagi gundah, bukan hanya gundah sebenarnya, tapi gelisah galau merana. Dimana-mana yang terlihat hanya wajah bule songong itu. Apa ini tanda aku mulai jatuh cinta ... rindu kan tanda cinta. Tapi dianya rindu nggak sih? Sampai sekarang sudah hari ketiga sejak aku pulang dia nggak pernah telepon atau kirim pesan, hanya bunda Sekar yang tiap pagi menelepon. Bunda Sekar ... memang mertua idaman. 'Ya Allah ... tolong bantu aku menghalau gundah gulana yang menyesakan d**a ini.' "Lai!" pekikan cempreng sungguh mengganggu pendengaranku. "Kenapa melamun, Lai?" tanya Neni sahabatku sejak SMP. Dari dulu Neni selalu memanggilku Lai, kependekan dari Laila. "Nggak melamun kok, cuma merenung." "Apa yang direnungin."